Home Penelitian Produk Pengetahuan Berita Tentang Kami

Bergabung untuk mendapatkan pengalaman pembelajaran terkait kesehatan

Atau

Contact us

Pilot Penyelamatan Pangan untuk Memantapkan Ketahanan Pangan dan Gizi


2024-07-15


Peneliti

Dr. dr. Yessi Octaria, MIH, Dinar Lubis, MPH, PhD, Prof. dr. Pande Januraga, M.Kes., Dr.PH, I Desak Dewi, S.KM, M.Kes, Mellysa Kowara MScPH, Betty Oktaviana, M.Kes, Nur Wulan Nugrahani, SKM, Kadek Darmawan, SKM, Ni Putu Diah Dira Putri, SKM, I Gusti Susmitha, SKM

Lokasi Penelitian

Provinsi Bali

Rekan Kerja

Badan Pangan Nasional dan GAIN Indonesia

Ringkasan

Berdasarkan data dari laporan keamanan pangan regional United Nation Indonesia, hampir 70% masyarakat Indonesia tidak mampu membeli makanan sehat. Dengan meningkatnya kesadaran bahwa intervensi gizi juga harus mencakup anak usia sekolah, Pemerintah menyatakan komitmen kuat dengan menyelenggarakan program makanan sekolah. Pemerintah berkomitmen untuk meluncurkan program makanan sekolah secara nasional mulai tahun 2025, dengan beberapa program percontohan yang telah dilakukan untuk mendukung implementasinya. Di negara yang sangat terdesentralisasi seperti Indonesia, penyesuaian terhadap konteks lokal menjadi kebutuhan mendesak, termasuk dalam model bisnis pelaksanaan program ini untuk mengoptimalkan potensi lokal di daerah. 

Di sisi lain, Indonesia menghadapi tantangan besar terkait susut dan sisa pangan (Food Loss and Waste/FLW). Berdasarkan Food Waste Index Report 2021, sekitar satu juta ton sisa makanan dihasilkan secara global setiap tahunnya. Pada tahun yang sama, tercatat bahwa sepertiga dari makanan yang diproduksi secara global terbuang sebagai sampah pangan. Indonesia menghasilkan sekitar 23-48 juta ton kelebihan makanan setiap tahun antara tahun 2000 hingga 2019, setara dengan 115-184 kg per kapita per tahun. Sampah sisa makanan ini berdampak signifikan terhadap emisi gas rumah kaca, menyumbang hingga 7,3% dari total emisi tahunan Indonesia. Secara ekonomi, susut dan sisa pangan menyebabkan kerugian sekitar 4-5% dari PDB nasional (diperkirakan mencapai IDR 213-551 triliun per tahun).

Jika makanan yang terbuang setiap tahun di Indonesia dapat dikonsumsi, kerugian tersebut dapat memberikan manfaat gizi bagi 29-47% populasi Indonesia. Oleh karena itu, salah satu strategi yang diusulkan untuk mengurangi sampah sisa pangan di Indonesia adalah melalui penyelamatan pangan (food rescue). Program penyelamatan pangan dapat memantapkan ketahanan pangan dengan mengalihkan surplus makanan yang masih layak konsumsi kepada mereka yang membutuhkan, sehingga mengurangi jumlah makanan yang berakhir sebagai sampah. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan dari dekomposisi sampah, tetapi juga berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca dan meringankan beban ekonomi.

Terdapat peluang untuk menghubungkan kebutuhan akan makanan bergizi untuk program makanan sekolah dengan penyelamatan pangan guna mengurangi sisa makanan. Namun saat ini bukti yang tersedia terkait penyelamatan pangan untuk tujuan ini masih terbatas. Oleh karena itu, program percontohan ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan tersebut dengan menghubungkan pemanfaatan sisa bahan pangan berlebih dari industri pariwisata untuk menciptakan program makan di sekolah yang kaya gizi sebagai bagian dari perlindungan sosial untuk memantapkan ketahanan pangan.