Home Penelitian Produk Pengetahuan Berita Tentang Kami

Bergabung untuk mendapatkan pengalaman pembelajaran terkait kesehatan

Atau

Contact us

Penelitian

Penelitian > Gizi

...
Analisis Lanskap Program Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Pangan Lokal

2024-08-01

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis program pemberian makanan tambahan (PMT) berbasis pangan lokal di Indonesia, khususnya bagi anak-anak di bawah lima tahun dan ibu hamil. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini akan meninjau literatur yang ada, memetakan pemangku kepentingan dan kebijakan terkait, serta melakukan penilaian lapangan. Tinjauan pustaka akan membantu memahami praktik dan kesenjangan dalam program PMT, sementara pemetaan pemangku kepentingan akan mengidentifikasi peran dan pengaruh mereka dalam rantai pasokan. Penilaian lapangan akan mengeksplorasi pengalaman dan persepsi pemangku kepentingan serta komunitas terkait pelaksanaan program, dengan tujuan akhir untuk mengembangkan rekomendasi peningkatan efektivitas dan efisiensi program.

...
Evaluasi Formatif “GENIUS” – Program Makanan di Sekolah di Indonesia

2024-07-15

Program GENIUS mulai dilaksanakan pada tahun 2023 oleh Badan Pangan Nasional yang bertujuan untuk mengatasi masalah gizi dan mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Masalah gizi yang ingin diatasi adalah masih rendahnya kualitas konsumsi pangan anak usia sekolah terutama intake kalori dan protein sebagai makronutrient penting dalam proses tumbuh kembang. Berbagai penelitian pada anak usia sekolah dasar menunjukkan bahwa kebiasaan sarapan memiliki hubungan yang signifikan dengan konsentrasi belajar dan faktor penentu utama dilakukannya sarapan adalah ketersediaan makanan untuk sarapan. Namun angka nasional menunjukkan lebih dari seperempat (26.1%) anak sekolah tidak sarapan. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa sekitar 40% - 50% anak sekolah yang sarapan, kandungan proteinnya tidak mencukupi. Program GENIUS terdiri atas beberapa komponen utama seperti penyediaan pangan bergizi, edukasi gizi dan stop boros pangan, serta keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam tata kelolanya. Pemberian pangan berupa kudapan dengan menu yang terstandar secara nasional dipilih untuk memastikan kualitas gizi dari makanan yang diberikan, selain itu pemberian berupa kudapan tinggi protein secara berselang hari pemberian diharapkan dapat mendorong keterlibatan sekolah dan orang tua untuk mengisi hari – hari pelaksanaan diantara pemberian makan yang dilakukan GENIUS dan mendorong orang tua dan sekolah untuk menyiapkan sarapan sendiri. Strategi ini dipilih untuk menyiapkan sekolah dan orang tua untuk memastikan keberlanjutan penyediaan pangan bergizi bagi siswa ke depannya. Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengidentifikasi praktik baik, perubahan paling signifikan dan pembelajaran untuk memberi masukan pada model pemberian makan anak sekolah.

...
Pilot Penyelamatan Pangan untuk Memantapkan Ketahanan Pangan dan Gizi

2024-07-15

Berdasarkan data dari laporan keamanan pangan regional United Nation Indonesia, hampir 70% masyarakat Indonesia tidak mampu membeli makanan sehat. Dengan meningkatnya kesadaran bahwa intervensi gizi juga harus mencakup anak usia sekolah, Pemerintah menyatakan komitmen kuat dengan menyelenggarakan program makanan sekolah. Pemerintah berkomitmen untuk meluncurkan program makanan sekolah secara nasional mulai tahun 2025, dengan beberapa program percontohan yang telah dilakukan untuk mendukung implementasinya. Di negara yang sangat terdesentralisasi seperti Indonesia, penyesuaian terhadap konteks lokal menjadi kebutuhan mendesak, termasuk dalam model bisnis pelaksanaan program ini untuk mengoptimalkan potensi lokal di daerah.  Di sisi lain, Indonesia menghadapi tantangan besar terkait susut dan sisa pangan (Food Loss and Waste/FLW). Berdasarkan Food Waste Index Report 2021, sekitar satu juta ton sisa makanan dihasilkan secara global setiap tahunnya. Pada tahun yang sama, tercatat bahwa sepertiga dari makanan yang diproduksi secara global terbuang sebagai sampah pangan. Indonesia menghasilkan sekitar 23-48 juta ton kelebihan makanan setiap tahun antara tahun 2000 hingga 2019, setara dengan 115-184 kg per kapita per tahun. Sampah sisa makanan ini berdampak signifikan terhadap emisi gas rumah kaca, menyumbang hingga 7,3% dari total emisi tahunan Indonesia. Secara ekonomi, susut dan sisa pangan menyebabkan kerugian sekitar 4-5% dari PDB nasional (diperkirakan mencapai IDR 213-551 triliun per tahun). Jika makanan yang terbuang setiap tahun di Indonesia dapat dikonsumsi, kerugian tersebut dapat memberikan manfaat gizi bagi 29-47% populasi Indonesia. Oleh karena itu, salah satu strategi yang diusulkan untuk mengurangi sampah sisa pangan di Indonesia adalah melalui penyelamatan pangan (food rescue). Program penyelamatan pangan dapat memantapkan ketahanan pangan dengan mengalihkan surplus makanan yang masih layak konsumsi kepada mereka yang membutuhkan, sehingga mengurangi jumlah makanan yang berakhir sebagai sampah. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan dari dekomposisi sampah, tetapi juga berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca dan meringankan beban ekonomi. Terdapat peluang untuk menghubungkan kebutuhan akan makanan bergizi untuk program makanan sekolah dengan penyelamatan pangan guna mengurangi sisa makanan. Namun saat ini bukti yang tersedia terkait penyelamatan pangan untuk tujuan ini masih terbatas. Oleh karena itu, program percontohan ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan tersebut dengan menghubungkan pemanfaatan sisa bahan pangan berlebih dari industri pariwisata untuk menciptakan program makan di sekolah yang kaya gizi sebagai bagian dari perlindungan sosial untuk memantapkan ketahanan pangan.

...
Policy Brief BKKBN

2023-01-01

Kertas kerja kebijakan atau policy brief ini disusun sebagai bagian dari upaya advokasi kebijakan kesehatan masyarakat untuk efektivitas upaya percepatan penurunan stunting melalui peningkatan kualitas layanan oleh kader di posyandu di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Penyusunan kertas kerja kebijakan ini didasarkan pada hasil kajian kepustakaan ilmiah yang berkaitan dengan stunting di Indonesia maupun negara lain di dunia, termasuk dari hasil studi dokumentasi terhadap dokumen-dokumen terkait percepatan penurunan stunting di tingkat nasional, tingkat Provinsi Bali, dan Kabupaten Gianyar. Selain itu, kertas kerja kebijakan ini juga didasarkan atas hasil Focus Group Discussion (FGD) dengan organisasi perangkat daerah (OPD) yang terlibat dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gianyar.

...
Study Report Sugar Indicator exit Interview

2023-01-01

The global prevalence of diabetes in adults has continued to increase in the last two decades. From 2000 to 2021 the number of diabetes patients in the world more than tripled, reaching 537 million or around 10.5% of the global population. According to the Global Burden of Diseases (GBD) Study, sugar-sweetened beverages are the largest contributor to total sugar intake, with the average global sugar intake from SSBs being 49 g per day. To respond to the high sugar intake in Indonesia related to the consumption of SSBs, the Super Indo supermarket chain launched the Sugar Indicator initiative, and it has been implemented in various regions in Indonesia. To evaluate this initiative, a survey is needed to assess the impact of the Sugar Indicator or "Sugar Meter" on consumer awareness about the sugar content of drinks as well as the process and decisions making for selecting and purchasing drinks. This research is a cross sectional study with a data collection method in the form of exit interviews conducted on 750 respondents who shopped for sweet drinks at 50 Super Indo Supermarkets located in Jabodetabek (Greater Jakarta – Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) and East Java (Surabaya, Sidoarjo and Malang). Data collection and quality checking was carried out in November 2023. The sample size was calculated based on the Cochrane formula by considering the number of daily consumers who shop at Super Indo through direct observation and referring to previous studies conducted at the study location. The inclusion criteria for consumers were aged between 18 and 64 years, shop for sweet drinks from the aisle where the Sugar Indicator signs are placed and are willing to participate in the survey. There are six sections of the questionnaire, namely respondent eligibility screening, socio-demographic characteristics, shopping habits, awareness and responses regarding signs and use of the Sugar Indicator in shopping for sweet drinks. The study results are presented in four sections; descriptive analysis presented in tables and graphs, statistical tests presented in cross-tabulation tables and the cascade of use of Sugar Indicators presented in a flowchart. In addition, suggestions from respondents to improve the Sugar Indicator initiative are presented in word clouds. Survey results show that only 37.02% of respondents naturally notice something different in the beverage aisle. Of the 37.02% of respondents, 65.95% stated that the different thing was the Sugar Indicator. Only around a quarter (24.93%) of customers who had ever use the Sugar Indicators sign for guiding their purchase of packaged beverages where more than half (53,48%) stated that the reason was because they want to limit their daily sugar intake. After shown the Sugar Indicator sign, 41.33% were able to recall that they had seen the sign in the aisle before. The top three reasons respondents naturally did not see the Sugar Indicator were because of the habit of never paying attention to any signs (60.45%), no one telling them how to use the Sugar Indicator (27.05%) and because it was not an attractive sign (23.41%). Respondents also stated that the reason for not using the Sugar Indicator when shopping for sweet drinks was because 32.33% could not find the sign and did not feel the need to limit sugar consumption (23.27%). The survey results also showed positive things where most respondents stated that the Sugar Indicator was easy to understand (84.93%), useful (91.60%), accurate and valid (88.13%). They would most likely use the Sugar Indicator if they were told how to use and interpret the signs (71.33%). This shows the potential of the Sugar Indicator in guiding consumers to choose packaged drinks that have lower sugar. However, continuous efforts are needed to inform consumers about the existence of the Sugar Indicator and educate consumers on how to use this sign.

...
Program Matching Fund Tahun Anggaran 2022: Menciptakan Desa Taman Cening Melalui Pendekatan Stimulant Pada Dua Kabupaten Lokus Stunting di Provinsi Bali

2022-12-05

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang masalah stunting dan pentingnya gizi seimbang pada setiap daur kehidupan, serta mengembangkan kegiatan yang dapat memperbaiki paradigma masyarakat tentang gizi dan kesehatan dengan harapan dapat memperbaiki status gizi masyarakat dengan pendekatan 5 pilar penanganan stunting dan 8 aksi konvergensi serta memasukkan khasanah budaya lokal Bali. Desain program yang diusulkan adalah menciptakan desa Taman Cening melalui pendekatan STIMULANT pada dua kabupaten lokus tunting di Provinsi Bali (Klungkung dan Karangasem). Taman Cening adalah juga singkatan dari “Kita Mantapkan Cegah Stunting”. Bali dikenal dengan keunikan struktur masyarakat desa yang terdiri dari dua organisasi utama yaitu desa dinas dan desa adat. Selama ini upaya kesehatan banyak bertumpu pada struktur desa dinas meskipun dalam kenyataannya, organisasi desa adat justru memiliki potensi besar dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, terbukti selama pandemi COVID-19, desa adat justru berperan besar dalam upaya kampanye prokes dan penelusuran kontak. Potensi desa adat terutama terletak pada kemampuan desa mengelola tiga aspek kehidupan yaitu pawongan atau manusia, pelemahan atau lingkungan dan parahyangan atau aspek ketuhanan dan kesucian. Dalam konteks penanggulangan stunting maka ketiga aspek ini adalah faktor penting yang dapat dikonvergensikan untuk upaya pencegahan dan penanganan. Sisi lain desa adat adalah komponen pendukung dari aspek komunitas, terdiri dari kelompok penasehat (pandita), pengurus desa (prejuru) dan kelompok anggota seperti ibu-ibu (krama istri), anak muda (Sekeha Truna-Truni/STT), sekeha kesenian (bisa gamelan, tari, dan lain-lain). Seluruh komponen ini dapat diberdayakan untuk memiliki kesadaran terhadap masalah stunting dan upaya pencegahan serta penanganannya. Dalam konteks penciptaan Taman Cening di desa maka sinergi Pentahelix dimanfaatkan dalam program penanggulangan stunting dimana terdapat lima stakeholder yang berkolaborasi antara lain pemerintah dalam hal ini adalah BKKBN, perguruan tinggi (UNUD dan PT lainnya di Bali), dunia industri, media dan komunitas desa itu sendiri. Terdapat lima pilar atasi stunting dimana masing-masing pilar dibreakdown ke dalam rencana-rencana aksi yang melibatkan seluruh komponen tersebut

...
Pendampingan Perguruan Tinggi di Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Terhadap Upaya Penurunan Stunting Bersama Pemerintah Daerah

2022-11-30

Tujuan penulisan laporan ini adalah melihat cakupan dan capaian pendampingan Perguruan Tinggi dalam upaya penurunan stunting di 31 kabupaten/kota dari 3 provinsi (Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Penulisan laporan ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari google form yang berisi summary setiap item laporan dan juga menggunakan data laporan analisis situasi dan laporan. Laporan yang digunakan bersumber dari 3 Provinsi yaitu Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur serta 31 Kabupaten/Kota di 3 Provinsi tersebut. Laporan yang dinilai terkait isi dari laporan keseluruhan, cakupan intervensi spesifik dan sensitif, ketersediaan data pendukung PPPS, kesediaan kebijakan, anggaran, dan sumber daya manusia. Hal lain yang dinilai adalah ketersediaan tim Satgas, TPPS, dan TPK serta tantangan, hambatan, dan peluang dalam hal tersebut. Rekomendasi dari setiap Kabupaten dan Provinsi juga dinilai dalam laporan ini.

...
System Change Evaluation of the Food Investigator Game Initiative in Indonesia

2022-11-04

Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi untuk mengukur inisiatif FIG (Food Investigator Game) sebagai inovasi sosial dengan memetakan hasil inisiatif dan mendorong diskusi reflektif tentang potensi (fasilitator dan hambatan) untuk tiga tipologi penskalaan. Evaluasi yang diusulkan memiliki tiga pertanyaan reflektif utama sebagai berikut: (1) Bagaimana pilihan yang disengaja dan praktik reflektif inisiatif FIG (termasuk melibatkan remaja dalam proses) berkontribusi pada penskalaan inisiatif dan menjangkau khalayak yang lebih luas?; (2) Bagaimana pengenalan inisiatif FIG terhadap akar penyebab dari jajanan tidak sehat di kalangan remaja di Indonesia berkontribusi terhadap peningkatan dan perubahan kebijakan terkait di tingkat lokal dan nasional?; dan (3) Bagaimana pemahaman inisiatif FIG tentang perlunya perubahan budaya transformatif untuk memberdayakan remaja melalui berbagai pendekatan berkontribusi untuk menciptakan dan meningkatkan perubahan yang berarti dalam pengetahuan, kesadaran, perilaku dan hubungan antar aktor sistem tentang kebiasaan ngemil yang lebih sehat dengan remaja sebagai pusat perubahan?. Untuk semua tujuan studi diatas, akan dilakukan studi mixed method. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan survei online dan data kualitatif melalui tinjauan pustaka, wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus, pengumpulan data photo voice dan pendekatan Most Significant Change (MSC). Analisis data kuantitatif dilakukan melalui statistik deskriptif dan analisis bivariat, dan kualitatif melalui tematik, photo voice dan MSC.

...
Kajian Pendahuluan Keamanan Bahan Pangan Sayuran Segar dari Potensi Resiko Residu Pestisida di Kota Denpasar

2021-11-05

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengeksplorasi peraturan, kebijakan dan program terkait peningkatan keamanan bahan pangan sayuran segar di Kota Denpasar; (2) Untuk menginventarisasi fasilitas pemantauan kualitas produk sayuran segar meliputi ijin, kompetensi dan biaya pemeriksaan di Kota Denpasar; (3) Untuk menginventarisasi jaringan pemasaran produk sayuran segar meliputi jenis produk, lokasi budidaya hingga penjualan, harga dan promosi produk yang dipasarkan melalui pasar tradisional, supermarket dan pasar online di Kota Denpasar; (4) Untuk memberikan gambaran proses budidaya, penanganan pasca panen dan penyimpanan produk sayuran segar yang dipasarkan di Kota Denpasar serta pemahaman aktor kunci yang terlibat di dalamnya. Penelitian ini menggunakan 4Ps marketing sebagai acuan dalam mengembangkan kerangka pikir untuk mengetahui jaringan pemasaran produk sayuran segar, memahami produk, lokasi sumber dan pemasaran, harga dan preferensi konsumen, pengetahuan dan sumber informasi serta promosi produk, dan dukungan kebijakan, fasilitas dan program terkait keamanan pangan sayuran segar. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah desk review, wawancara, observasi, dan focus group discussion.

...
Intervensi Suplementasi Gizi Kerjasama dengan Universitas dan Perguruan Tinggi Pendampingan Program Pencegahan dan Penanggulangan Stunting Kabupaten Gianyar Provinsi Bali

2019-12-05

Adapun tujuan umum dari kegiatan ini adalah melakukan penguatan intervensi suplementasi gizi dan pendampingan program pencegahan dan penanggulangan stunting di Kabupaten Gianyar Provinsi Bali. Secara khusus, tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut: (1) Melakukan revitalisasi posyandu di 10 desa lokus stunting di Kabupaten Gianyar (penguatan fungsi posyandu dan pelatihan kader); (2) Mengidentifikasi daftar keluarga sasaran yang termasuk dalam 1000 HPK (Ibu hamil, ibu menyusui, bayi 0-6 bulan, 6-12 bulan dan anak 12-24 bulan) di setiap posyandu; (3) Melakukan asesmen terhadap pola asuh gizi yang diterapkan oleh ibu baduta dan keluarga, hygiene sanitasi lingkungan serta ketersediaan air bersih dan air layak minum; (4) Meningkatkan status gizi dan asupan dengan pemberian paket pertolongan gizi (alat timbang, KMS, buku KIA, leaflet, kapsul vit. A, TTD, PMT, obat cacing, oralit, zink) di setiap posyandu; (5) Mengajukan usulan intervensi kepada OPD terkait dan besaran intervensi gizi sensitif dan spesifik dari berbagai sumber pembiayaan; dan melakukan monitoring implementasi intervensi yang telah ditetapkan; (6) Mendorong terbentuknya Pokja penurunan stunting lintas sektor di tingkat kecamatan dan ketersediaan alat dan mekanisme monitoring penurunan stunting di desa sasaran; (7) Mendorong terbentuknya satgas penurunan stunting di tingkat Kabupaten dan memantau pelaksanaan kegiatan pokja penurunan stunting di tingkat Kecamatan; dan (8) Mendorong terbentuknya komitmen Perguruan tinggi melalui pendampingan dan kerjasama dengan Bupati dalam upaya penurunan stunting di Kabupaten Gianyar. Secara garis besar empat kegiatan dilakukan dengan tingkat sasaran yang berbeda, yaitu tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan perguruan tinggi. Khusus untuk kegiatan asesmen lapangan (yang bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan pola asuh gizi (pengetahuan, sikap, dan praktik pemberian makan pada baduta) oleh ibu dan keluarga) digunakan pendekatan kuantitatif yang mengambil model framework dari WHO yang menggambarkan penyebab, konteks, dan dampak dari stunting. Selain pendekatan secara kuantitatif, juga digunakan pendekatan secara kualitatif melalui wawancara mendalam dengan pihak terkait yang berperan dalam konvergensi penurunan stunting di Kabupaten Gianyar untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh sumber daya yang ada dan dapat dimaksimalkan untuk pelaksanaan program penanggulangan dan pencegahan stunting.

...
Studi Penerimaan Biopeptida PURULA pada Remaja di Pandeglang, Banten dan Denpasar, Bali

2018-12-05

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menggali penerimaan supplemen makanan biopeptida PURULA pada kelompok remaja, terutama remaja putri dengan tujuan khusus yaitu mengevaluasi penerimaan sesaat remaja di Denpasar, Bali terhadap produk biopeptide PURULA, mengevaluasi retensi penggunaan biopeptida PURULA oleh remaja di Pandeglang, Banten, mengetahui praktik konsumsi biopeptide PURULA oleh remaja, mengidentifikasi berbagai faktor – faktor yang berhubungan dengan penerimaan biopeptida PURULA, serta mengetahui pengetahuan responden mengenai penyakit anemia pada remaja. Dalam studi ini diterapkan parallel mixed-methods design, dimana data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan secara bersamaan untuk konfirmasi, validasi silang dan saling melengkapi dalam mengevalusi penerimaan dan praktek konsumsi suplemen biopeptida PURULA pada remaja putri di daerah intervensi yaitu di Panimbang, Pandeglang, Banten. Selain itu, sebagai pembanding penerimaan produk secara sewaktu dilakukan pengambilan data yang serupa di daerah non intervensi dengan karakter sosio-budaya yang berbeda di Denpasar, Bali.

...
Pola Makan Remaja Putri dan Potensi Pengembangan Intervensi Perubahan Perilaku Berbasis Media Sosial di Indonesia

2018-03-31

Kuatnya pengaruh media masa dalam membentuk pilihan makanan dan pola makan remaja ini ditengarai didorong juga oleh tingginya penggunaan internet dan media sosial. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di Indonesia, pertumbuhan pengguna internet dan terutama media sosial di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup berarti. Internet memfasilitasi semakin derasnya tekanan iklan komersil, berita keliru dan tekanan kelompok (peer pressure) melalui media sosial. Media sosial sering digunakan remaja terutama putri untuk berbagi makanan yang dimakan, tempat makan termasuk kegiatan yang dilakukan saat menyantap makanan. Diperlukan laporan yang menyajikan bagaimana permasalahan pola makan remaja putri di Indonesia termasuk bagaimana peran tekanan kelompok dan akses internet serta media sosial dalam pola makan tersebut. Buku putih ini dimaksudkan untuk menjawab kebutuhan tersebut.

...
Assessment of a Pilot Social Media Campaign Targeting Urban Adolescent Girls in Indonesia

2017-06-05

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui seberapa efektif kampanye (offline dan online) yang berisi pesan mengenai nutrisi bagi remaja (di perkotaan dan belum menikah) usia 16-19 tahun di Indonesia dengan tujuan khusus untuk mengevaluasi bagaimana kampanye ini dirancang untuk mengkomunikasikan pesan #ThePrettyandPicky's agar dapat disukai dan diikuti, bagaimana kemudian agar pesan-pesan yang dirancag untuk kampanye dapat berhasil mencapai target dan kemudian dapat memengaruhi kesadaran, sikap dan perilaku sasaran untuk mempraktikkan nutrisi yang seimbang dan untuk mengetahui elemen apa yang berubah dari kesadaran, sikap maupun perilaku terkait makanan selingan dan makanan utama yang sehat. Penelitian ini menggunakan 2 metode mixed method dengan melakukan wawancara dan FGD kepada remaja yang mendapatkan kampanye maupun pelaksana kampanye di sosial media dan juga pihak sekolah sedangkan untuk data kuantitatif dilakukan dengan mengukur capaian kampanye menggunakan beberapa indikator KPI lainnya.