Home Penelitian Produk Pengetahuan Berita Tentang Kami

Bergabung untuk mendapatkan pengalaman pembelajaran terkait kesehatan

Atau

Contact us

Penelitian

Penelitian > One Health

...
Community-Based Surveys in Support for Implementation of Wolbachia Method to Reduce the Transmission of Aedes Aegypti-Borne Diseases in Bali, Indonesia

2023-05-11

Survei berbasis masyarakat adalah bagian penting dari model penerimaan publik WMP, terutama untuk melacak pengetahuan dan sikap masyarakat setempat yang relevan dengan pelaksanaan proyek WMP. Hasil survei ini juga akan digunakan untuk memutuskan apakah ada penerimaan masyarakat untuk melanjutkan proyek. Selain itu, hasil survei akan sangat penting untuk menginformasikan desain dan evaluasi kampanye komunikasi dan keterlibatan untuk pelaksanaan proyek WMP. Tujuan umum survei adalah untuk mengevaluasi kesadaran dan penerimaan proyek dan metode komunikasi dan keterlibatan untuk digunakan dalam implementasi proyek WMP. Untuk semua tujuan studi, baik studi kuantitatif maupun kualitatif akan dilakukan, dengan menggunakan wawancara tatap muka. Analisis data kuantitatif akan dilakukan melalui statistik deskriptif dan analisis bivariat, sedangkan data kualitatif akan dianalisis menggunakan analisis tematik.

...
Community-based Surveys in Support for Implementation of Wolbachia Technology to Reduce the Transmission of Aedes aegypti-borne Diseases in Bali, Indonesia.

2023-01-01

Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kesadaran dan penerimaan terhadap proyek WMP serta untuk menentukan metode komunikasi dan keterlibatan yang paling efektif dalam implementasi proyek tersebut. Tujuan khususnya adalah untuk memahami sejumlah informasi kunci, termasuk tingkat pengetahuan masyarakat tentang nama, merek, dan metode WMP, serta tingkat penerimaan terhadap pelepasan nyamuk Wolbachia di lokasi pelepasan. Selain itu, studi ini bertujuan untuk menggali pemahaman masyarakat tentang metode dan hasil dari proyek WMP, serta untuk mengidentifikasi cara mereka memperoleh informasi tentang proyek tersebut. Analisis juga akan dilakukan untuk menentukan komunikasi mana yang paling efektif dalam menarik perhatian masyarakat, serta untuk memahami preferensi mereka dalam menjaga diri tetap terinformasi. Informasi demografis relevan dari responden juga akan dikumpulkan untuk memberikan konteks yang lebih baik terhadap hasil studi ini. Metode yang akan digunakan adalah studi kuantitatif melalui wawancara langsung (face-to-face interview), dengan analisis data menggunakan statistik deskriptif dan analisis bivariat.

...
Program Sosialisasi Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare) pada Masyarakat di Wilayah Kabupaten Denpasar, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Badung dalam Upaya Membantu Pengentasan Rabies di Bali

2022-01-01

Program Dharma adalah inisiatif kolaboratif antara Universitas Udayana, Fakultas Kedokteran Hewan, Centre for Public Health Innovation (CPHI), dan Bali Animal Welfare Association (BAWA), yang didukung oleh FOUR PAWS. Program ini berfokus pada upaya pengendalian rabies di Karangasem, khususnya di dua desa di wilayah Amed, dengan mendirikan klinik kesehatan hewan serta layanan outreach. Tujuan utamanya adalah menciptakan sistem berkelanjutan yang didukung oleh masyarakat untuk mengurangi ancaman rabies bagi manusia dan anjing di Bali. Selain itu, program ini juga bertujuan mendorong perubahan kebijakan terkait perdagangan dan konsumsi daging anjing serta kucing. Selama periode 19 Januari hingga 19 Februari 2021, Program Dharma telah mencapai berbagai target kuantitatif. Rata-rata 70 porsi makanan diberikan setiap hari untuk anjing liar dan anjing milik warga yang membutuhkan. Layanan hotline klinik menerima 15 panggilan per bulan, sementara setiap bulannya sekitar 25 ekor hewan disterilkan dan divaksin rabies, serta hingga 12 ekor lainnya mendapatkan perawatan medis. Sebanyak 900 anak anjing dan anjing dewasa telah divaksinasi parvo-distemper untuk mencegah wabah penyakit menular. Upaya edukasi dan sosialisasi dilakukan melalui kunjungan dari rumah ke rumah untuk mengumpulkan data populasi anjing, tingkat vaksinasi rabies, serta sikap masyarakat terhadap rabies dan upaya eliminasi. Dalam kegiatan ini, warga juga diberikan pemahaman mengenai pencegahan rabies dan pentingnya sterilisasi anjing. Tim medis dari Dharma Vet Care menjalankan klinik keliling setiap hari Senin hingga Jumat di sekitar Amed. Kegiatan vaksinasi dilakukan dua kali seminggu, sementara sterilisasi berlangsung tiga kali seminggu dengan target lima hingga sepuluh ekor anjing per hari. Selain itu, kasus-kasus darurat yang dilaporkan melalui hotline segera ditindaklanjuti. Data mengenai perawatan dan vaksinasi dicatat dalam sistem Kobo Toolbox untuk memastikan pendataan yang akurat. Dukungan dari Dinas Peternakan Karangasem juga sangat berarti, dengan lebih dari 400 dosis vaksin rabies yang telah disediakan sepanjang tahun 2021. Pemberian vaksin parvo-distemper yang dilakukan sejak 2020 berhasil menurunkan jumlah kasus parvo pada anjing, meskipun kasus serupa kini lebih banyak ditemukan pada kucing.  Program Dharma juga menjalankan program pemberian makanan bagi anjing liar di daerah Amed dan sekitar Gunung Agung. Kegiatan ini bahkan melebihi target, dengan lebih dari 100 ekor anjing yang rutin diberi makan, terutama di wilayah Sebudi, dekat gunung berapi. Tantangan utama dalam kegiatan ini adalah sulitnya akses ke beberapa wilayah terpencil, seperti perbukitan Batukeseni, Aas, dan Lempuyang, yang hanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki. Selain memberi makan anjing liar, tim Program Dharma juga menyediakan makanan kering bagi pemilik anjing yang kurang mampu di desa Lean, Banyuning, dan Bunutan. Di Purwakerthi, yang berstatus zona kuning COVID-19, makanan anjing juga disalurkan kepada 18 keluarga yang sedang menjalani karantina mandiri. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, berbagai kegiatan pelatihan dan sosialisasi telah dilakukan. Pada 25 Januari 2021, sebanyak 35 peserta dari pemerintah, BAWA, Universitas Udayana, dan perwakilan desa mengikuti lokakarya yang membahas pencapaian Program Dharma serta peraturan terkait perdagangan daging anjing dan kucing. Sementara itu, pada 26-28 Januari, pelatihan bagi perwakilan desa digelar untuk meningkatkan pemahaman mereka mengenai rabies, kesejahteraan hewan, teknik keterlibatan komunitas, dan penggunaan data dalam sistem pencatatan digital. Sebagai bagian dari kampanye edukasi, 12 spanduk dipasang di area publik di Bunutan dan Purwakerti. Namun, pandemi COVID-19 membatasi penyelenggaraan edukasi secara massal, sehingga sosialisasi lebih banyak dilakukan melalui media sosial oleh pemerintah setempat. Program Dharma juga mencatat berbagai kisah penyelamatan dan rehabilitasi hewan yang menginspirasi. Salah satunya adalah Bombom, seekor anjing yang ditemukan dalam kondisi buruk namun kini telah mendapatkan perawatan intensif dan menunjukkan pemulihan yang signifikan. Kisah lain adalah Bunny, seekor anjing yang dirawat di shelter selama tiga bulan setelah mengalami malnutrisi parah. Selain itu, seekor anak kucing bernama Kekey yang sebelumnya terinfeksi parvo berhasil disembuhkan dan diadopsi oleh seorang warga lokal. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hewan, Program Dharma juga membantu keluarga miskin seperti keluarga Wayan Debi di Lean, yang sempat terpaksa merantai anjing mereka karena tekanan dari tetangga. Setelah mendapatkan bantuan makanan dan edukasi, keluarga ini akhirnya melepaskan anjing mereka dan merawatnya dengan lebih baik.  Ke depan, Program Dharma akan melanjutkan kegiatan pemetaan, edukasi masyarakat, dan klinik keliling. Vaksinasi rabies dan parvo-distemper akan terus dilakukan bekerja sama dengan Dinas Peternakan setempat, sementara program pemberian makanan bagi anjing liar juga akan terus berlanjut. Pelatihan bagi perwakilan desa akan diperluas ke wilayah-wilayah baru, dan tiga spanduk tambahan akan dipasang di Banjar Aas, Batukeseni, dan Kusambi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kesejahteraan hewan dan pencegahan rabies.