Penelitian > Semua Penelitian
2024-09-01
Evaluasi Kebutuhan Kesehatan Masyarakat dan Infrastruktur Kesehatan di Kabupaten Gresik dilakukan oleh Pusat Inovasi Kesehatan (PIKAT) dengan PT AEA dengan pendekatan berbagai desain penelitian. Tujuan evaluasi ini adalah mengidentifikasi Kebutuhan Kesehatan Masyarakat, Pemetaan Sarana dan Prasarana Kesehatan, Survei dan Analisis Penyakit akibatnya nyamuk, dan Mengembangkan Rekomendasi untuk Program CSR dan Intervensi Kesehatan. Mengidentifikasi kebutuhan kesehatan masyarakat dilakukan dengan metode survei di tingkat rumah tangga untuk menilai kebutuhan kesehatan individu dan komunitas di sembilan desa terdampak di Kabupaten Gresik, dengan fokus pada kawasan sekitar kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE). JIIPE telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Indonesia oleh Presiden Indonesia pada tahun 2021. JIIPE sebagai KEK Indonesia merupakan Proyek Strategis Nasional yang akan menjawab kebutuhan Industri 4.0. Ini menyediakan konektivitas yang unggul dengan transportasi multimoda, pelabuhan laut dalam yang terhubung, utilitas lengkap satu atap, izin lingkungan, dan izin konstruksi cepat. Sasaran survei rumah tangga tersebut mencakup melihat pengetahuan dan perilaku kesehatan, termasuk kebersihan, sanitasi, penyakit menular, penyakit tidak menular, kesehatan ibu, kesehatan anak, gizi, dan akses terhadap layanan kesehatan. Kegiatan lainnya guna mengidentifikasi kebutuhan kesehatan masyarakat dilakukan dengan Melakukan kajian komprehensif dengan pendekatan kualitatif terhadap pemangku kepentingan terkait di Kabupaten Gresik, termasuk pihak swasta, untuk menilai prioritas permasalahan kesehatan dan program kesehatan masyarakat, serta Melakukan analisis data sekunder , termasuk peninjauan terhadap dokumen kebijakan terkait di Kabupaten Gresik, untuk menilai prioritas masalah kesehatan dan program kesehatan masyarakat. Pemetaan Sarana dan Prasarana Kesehatan dilakukan dengan mengidentifikasi dan mempetakan sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia di wilayah survei. Hal ini mencakup evaluasi terhadap aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan yang tersedia bagi masyarakat, serta identifikasi kekurangan dan kelebihan yang ada. Survei potensi nyamuk dilakukan untuk mengetahui penyebaran dan potensi risiko penyakit yang disebarkan oleh nyamuk. Tujuan ini bertujuan untuk memantau kepadatan vektor, menentukan tingkat risiko, mengembangkan strategi pencegahan dan pengendalian penyakit yang efektif, dan mengurangi risiko wabah penyakit. Pengembangan Rekomendasi untuk Program CSR dan Intervensi Kesehatan ini didasari analisis data dan identifikasi kebutuhan yang dapat dilaksanakan oleh PT AEA. Tujuan ini mencakup penentuan prioritas program berdasarkan analisis risiko dan kelayakan intervensi, dengan fokus pada penciptaan manfaat bersama dan kontribusi terhadap kesejahteraan sosio-ekonomi. Seluruh proses evaluasi ini bersifat observasional tanpa intervensi dan kegiatan akan dilakukan dari bulan Juli-Desember 2024. Pengumpulan data baik survei rumah tangga maupun jentik akan melibatkan enumerator, pengumpulan data kualitatif melibatkan pihak pemangku kepentingan terkait. Seluruh pendanaan evaluasi ini diberikan oleh PT AEA.
2024-08-01
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) masih menjadi salah satu perhatian dalam pencapaian target indikator yang diinginkan. Data tahun 2022 hingga 2023 menyebutkan adanya peningkatan jumlah AKI dan AKN yang kemudian menyoroti adanya kesenjangan yang signifikan dalam penyediaan layanan kesehatan ibu dan neonatal serta hasil kesehatan di Indonesia. Salah satu faktor yang berkontribusi besar adalah adanya keterbatasan kapasitas dan kesiapan tenaga kesehatan dalam melakukan penanganan kasus. Melihat tantangan ini, Yayasan Project HOPE dalam Program Kesehatan Ibu dan Neonatal (Maternal and Neonatal Health/MNH) menyelenggarakan program Expanding Saving Lives at Birth (E-SLAB) yang dilaksanakan di empat kabupaten yakni Indramayu, Grobogan, Sumedang, dan Sampang serta menyelenggarakan program Saving Lives at Newborn at Risk (SINAR) yang diselenggarakan di Kabupaten Indramayu dan Grobogan. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tenaga kesehatan tentang Kesehatan Ibu dan Anak. Dalam meninjau capaian program setelah dilaksanakannya program ESLAB dan SINAR, maka dilakukan suatu evaluasi pasca pelatihan. Evaluasi diadakan untuk mengukur pengetahuan dan ketrampilan peserta terlatih program ESLAB dan SINAR melalui metode analisis kuantitatif dan kualitatif. Evaluasi ini juga turut menganalisis data indikator kematian ibu dan neonatal di dua kabupaten intervensi.
2024-08-01
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis program pemberian makanan tambahan (PMT) berbasis pangan lokal di Indonesia, khususnya bagi anak-anak di bawah lima tahun dan ibu hamil. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini akan meninjau literatur yang ada, memetakan pemangku kepentingan dan kebijakan terkait, serta melakukan penilaian lapangan. Tinjauan pustaka akan membantu memahami praktik dan kesenjangan dalam program PMT, sementara pemetaan pemangku kepentingan akan mengidentifikasi peran dan pengaruh mereka dalam rantai pasokan. Penilaian lapangan akan mengeksplorasi pengalaman dan persepsi pemangku kepentingan serta komunitas terkait pelaksanaan program, dengan tujuan akhir untuk mengembangkan rekomendasi peningkatan efektivitas dan efisiensi program.
2024-08-01
Program Right Here Right Now2 (RHRN2) merupakan projek yang digagas oleh Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya kesehatan seksual dan reproduksi yang berkelanjutan serta untuk melawan kekerasan berbasis gender dan seksual. Program ini berjalan di 3 provinsi di Indonesia yaitu Provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat dan Jawa Timur. Dalam rangka evaluasi dampak kampanye media sosial program tersebut, Pusat Inovasi Kesehatan (PIKAT) melakukan evaluasi secara kuantitatif dan kualitatif dengan sasaran siswa remaja, guru sekolah, pengelola program, content creator, influencer, dan masyarakat umum.
2024-07-15
Program GENIUS mulai dilaksanakan pada tahun 2023 oleh Badan Pangan Nasional yang bertujuan untuk mengatasi masalah gizi dan mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Masalah gizi yang ingin diatasi adalah masih rendahnya kualitas konsumsi pangan anak usia sekolah terutama intake kalori dan protein sebagai makronutrient penting dalam proses tumbuh kembang. Berbagai penelitian pada anak usia sekolah dasar menunjukkan bahwa kebiasaan sarapan memiliki hubungan yang signifikan dengan konsentrasi belajar dan faktor penentu utama dilakukannya sarapan adalah ketersediaan makanan untuk sarapan. Namun angka nasional menunjukkan lebih dari seperempat (26.1%) anak sekolah tidak sarapan. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa sekitar 40% - 50% anak sekolah yang sarapan, kandungan proteinnya tidak mencukupi. Program GENIUS terdiri atas beberapa komponen utama seperti penyediaan pangan bergizi, edukasi gizi dan stop boros pangan, serta keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam tata kelolanya. Pemberian pangan berupa kudapan dengan menu yang terstandar secara nasional dipilih untuk memastikan kualitas gizi dari makanan yang diberikan, selain itu pemberian berupa kudapan tinggi protein secara berselang hari pemberian diharapkan dapat mendorong keterlibatan sekolah dan orang tua untuk mengisi hari – hari pelaksanaan diantara pemberian makan yang dilakukan GENIUS dan mendorong orang tua dan sekolah untuk menyiapkan sarapan sendiri. Strategi ini dipilih untuk menyiapkan sekolah dan orang tua untuk memastikan keberlanjutan penyediaan pangan bergizi bagi siswa ke depannya. Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengidentifikasi praktik baik, perubahan paling signifikan dan pembelajaran untuk memberi masukan pada model pemberian makan anak sekolah.
2024-07-15
Berdasarkan data dari laporan keamanan pangan regional United Nation Indonesia, hampir 70% masyarakat Indonesia tidak mampu membeli makanan sehat. Dengan meningkatnya kesadaran bahwa intervensi gizi juga harus mencakup anak usia sekolah, Pemerintah menyatakan komitmen kuat dengan menyelenggarakan program makanan sekolah. Pemerintah berkomitmen untuk meluncurkan program makanan sekolah secara nasional mulai tahun 2025, dengan beberapa program percontohan yang telah dilakukan untuk mendukung implementasinya. Di negara yang sangat terdesentralisasi seperti Indonesia, penyesuaian terhadap konteks lokal menjadi kebutuhan mendesak, termasuk dalam model bisnis pelaksanaan program ini untuk mengoptimalkan potensi lokal di daerah. Di sisi lain, Indonesia menghadapi tantangan besar terkait susut dan sisa pangan (Food Loss and Waste/FLW). Berdasarkan Food Waste Index Report 2021, sekitar satu juta ton sisa makanan dihasilkan secara global setiap tahunnya. Pada tahun yang sama, tercatat bahwa sepertiga dari makanan yang diproduksi secara global terbuang sebagai sampah pangan. Indonesia menghasilkan sekitar 23-48 juta ton kelebihan makanan setiap tahun antara tahun 2000 hingga 2019, setara dengan 115-184 kg per kapita per tahun. Sampah sisa makanan ini berdampak signifikan terhadap emisi gas rumah kaca, menyumbang hingga 7,3% dari total emisi tahunan Indonesia. Secara ekonomi, susut dan sisa pangan menyebabkan kerugian sekitar 4-5% dari PDB nasional (diperkirakan mencapai IDR 213-551 triliun per tahun). Jika makanan yang terbuang setiap tahun di Indonesia dapat dikonsumsi, kerugian tersebut dapat memberikan manfaat gizi bagi 29-47% populasi Indonesia. Oleh karena itu, salah satu strategi yang diusulkan untuk mengurangi sampah sisa pangan di Indonesia adalah melalui penyelamatan pangan (food rescue). Program penyelamatan pangan dapat memantapkan ketahanan pangan dengan mengalihkan surplus makanan yang masih layak konsumsi kepada mereka yang membutuhkan, sehingga mengurangi jumlah makanan yang berakhir sebagai sampah. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan dari dekomposisi sampah, tetapi juga berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca dan meringankan beban ekonomi. Terdapat peluang untuk menghubungkan kebutuhan akan makanan bergizi untuk program makanan sekolah dengan penyelamatan pangan guna mengurangi sisa makanan. Namun saat ini bukti yang tersedia terkait penyelamatan pangan untuk tujuan ini masih terbatas. Oleh karena itu, program percontohan ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan tersebut dengan menghubungkan pemanfaatan sisa bahan pangan berlebih dari industri pariwisata untuk menciptakan program makan di sekolah yang kaya gizi sebagai bagian dari perlindungan sosial untuk memantapkan ketahanan pangan.
2024-04-25
Stigma dan diskriminasi masih menjadi salah satu hambatan utama dalam upaya pencegahan dan pengendalian HIV di Indonesia Tujuan dari studi ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang keadaan terkini stigma dan diskriminasi terkait HIV di fasilitas kesehatan, dengan fokus khusus untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya stigma dan diskriminasi di fasilitas kesehatan. Selain itu, studi ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana stigma termanifestasi dan diaktualisasikan dalam konteks layanan kesehatan, serta mengidentifikasi sikap yang ditunjukkan oleh petugas di fasilitas kesehatan terhadap individu yang hidup dengan HIV. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan untuk membantu proses perencanaan dan pengambilan keputusan untuk program HIV yang lebih baik, terutama yang berfokus pada mitigasi stigma dan diskriminasi yang terkait dengan penyakit tersebut. Untuk mencapai pemahaman yang komprehensif dan lengkap, studi ini menggunakan pendekatan mixed-method, menggabungkan pengumpulan data kuantitatif melalui survei dan pengumpulan data kualitatif melalui diskusi kelompok terarah dan wawancara mendalam yang menargetkan petugas penyedia layanan kesehatan di Indonesia. Kerangka teori yang digunakan dalam studi ini adalah Teori Stigma dan Diskriminasi Kesehatan. Perspektif teoritis ini menekankan faktor-faktor sosial dan struktural yang mempertahankan stigma dan diskriminasi serta dampaknya pada kondisi kesehatan individu.
2024-01-01
Module Development: Empowering Commonities to Lead the Flight for Human Rights in HIV and Pandemic: Prevention, Preparedness, and Response
2024-01-01
Development of EMTCT Monitoring & Evaluation
2024-01-01
Guna mencapai visi misi rumah sakit bersangkutan yaitu meningkatkan mutu layanan dan kepuasan pelanggan maka dilakukan survei kepuasan masyarakat yang bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan pasien terhadap layanan yang diterima. Survei ini dilaksanakan dengan rancangan survei cross sectional dengan analisa data kuantitatif untuk mengukur tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan. Perhitungan besar sampel pasien dalam survei ini menggunakan sampel rumus Morgan dan Krejcie sesuai dengan aturan dari Permenpan RB No. 14 Tahun 2017. Alat pengumpulan data (instrument survey) yang digunakan adalah self-administered questionnaire yang berisikan 44 pertanyaan terkait 9 aspek kepuasan pelayanan publik.
2024-01-01
Kualitas atau mutu layanan sangat penting dalam pelayanan kesehatan di puskesmas. Hal ini dikarenakan semakin berkualitas pelayanan yang diberikan oleh puskesmas, maka kepuasan masyarakat cenderung meningkat. Untuk meningkatkan mutu layanan di puskesmas, informasi terkait kepuasan masyarakat sangat penting untuk digali. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui survei indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan di puskesmas. Survei indeks kepuasan masyarakat ini dilaksanakan dengan rancangan survei cross sectional dengan analisa data kuantitatif untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan. Perhitungan besar sampel dalam survei ini menggunakan rumus Morgan dan Krejcie sesuai dengan aturan dari Permenpan RB No. 14 Tahun 2017. Alat pengumpulan data (instrument survey) yang digunakan adalah self- administered questionnaire yang berisikan 40 pertanyaan terkait 9 aspek kepuasan pelayanan publik. Tujuan dari diselenggarakannya survei ini adalah untuk mengevaluasi kinerja Puskesmas bersangkutan terkait dengan pelayanan publik
2024-01-01
Pendanaan berkelanjutan menjadi isu dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan IMS di Indonesia, mengingat adanya potensi penghentian pendanaan dari donor global. Oleh sebab itu, maka pemanfaatan sumber pendanaan lokal yang berasal dari pemerintah maupun skema lainnya (seperti hibah, CSR, dan crowdfunding) menjadi penting untuk mulai disiapkan, terutama oleh organisasi masyarakat sipil serta komunitas yang bergerak pada isu HIV.
2024-01-01
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi prevalensi, insidensi, dan faktor-faktor terkait HIV di kalangan MSM (Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki) dan TGW (Transgender Wanita) di Bali, serta memahami perkembangan pengetahuan, perilaku, keyakinan, dan upaya pencegahan terkait HIV sejak studi sebelumnya pada tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui survei elektronik berbasis web yang diisi oleh MSM dan TGW di Denpasar, Badung, dan Buleleng. Survei ini mencakup demografi, persepsi dan pengetahuan terkait HIV dan IMS, riwayat tes HIV dan IMS, perilaku kesehatan seksual, persepsi dan perilaku terkait pencegahan HIV termasuk PrEP, serta penggunaan narkoba, chemsex, dan alkohol.
2024-01-01
Bantuan Teknis yang diusulkan oleh Pusat Inovasi Kesehatan (PIKAT) bersama dengan UNAIDS Indonesia bertujuan untuk mendukung perluasan dan pelaksanaan program Drop-In Center (DIC) PrEP di Indonesia. Tujuan utama TA ini adalah meningkatkan penyampaian PrEP berbasis komunitas dan pembangunan kapasitas serta implementasi efektif, perluasan, dan advokasi kebijakan. Pertama, untuk meningkatkan penyampaian PrEP berbasis komunitas, akan dikembangkan model berkelanjutan yang disesuaikan dengan kebutuhan unik populasi berisiko tinggi di Indonesia, termasuk MSM, TG, dan FSWs, dengan transformasi DIC menjadi titik layanan DIC PrEP yang efektif serta dilengkapi dengan sumber daya dan pelatihan yang diperlukan. Selain itu, kapasitas penyedia layanan kesehatan dan pekerja komunitas akan ditingkatkan melalui pelatihan komprehensif, lokakarya, dan pendidikan berkelanjutan yang berfokus pada partisipasi komunitas dalam penyampaian layanan dan strategi pemasaran sosial. Upaya ini akan mendorong keterlibatan dan kolaborasi antara semua pemangku kepentingan, termasuk badan pemerintah, LSM, penyedia layanan kesehatan, dan perwakilan komunitas. Kedua, untuk implementasi efektif, perluasan, dan advokasi kebijakan, akan diawasi pelaksanaan awal program DIC PrEP di distrik-distrik awal, memastikan kepatuhan terhadap model dan pedoman serta membangun kerangka evaluasi, pembelajaran, dan perluasan selanjutnya di seluruh Indonesia. Selain itu, dukungan kebijakan dan integrasi model penyampaian PrEP berbasis komunitas dalam strategi pencegahan HIV nasional akan diadvokasi, bertujuan untuk keberlanjutan program dengan mengidentifikasi sumber pendanaan jangka panjang dan membangun jaringan advokasi yang kuat. Rencana strategis ini berfokus pada pengembangan model, transformasi DIC, pemantauan dan evaluasi yang ketat, keterlibatan aktif komunitas, dan adaptasi khusus distrik, memberikan peta jalan yang komprehensif untuk berhasil mengimplementasikan model penyampaian PrEP berbasis komunitas. Rencana ini dirancang untuk kolaboratif, responsif, dan berkelanjutan, memastikan keselarasan dengan tujuan yang lebih luas dari strategi pencegahan HIV nasional. Hasil yang ditargetkan penting untuk memberikan informasi lebih mendalam tentang evaluasi program.
2023-10-17
Guna mencapai visi misi rumah sakit yaitu meningkatkan mutu layanan dan kepuasan pelanggan maka dilakukan survei kepuasan masyarakat yang bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan pasien terhadap layanan yang diterima. Survei ini dilaksanakan dengan rancangan survei cross sectional dengan analisa data kuantitatif untuk mengukur tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan. Perhitungan besar sampel pasien dalam survei ini menggunakan sampel rumus Morgan dan Krejcie sesuai dengan aturan dari Permenpan RB No. 14 Tahun 2017. Alat pengumpulan data (instrument survey) yang digunakan adalah self-administered questionnaire yang berisikan 44 pertanyaan terkait 9 aspek kepuasan pelayanan publik.
2023-10-16
Akses yang buruk terhadap sarana air minum, sanitasi dan higiene dapat mengindikasikan potensi cemaran dan kontaminasi yang dapat menjadi sumber penyebaran penyakit di masyarakat. Penilaian risiko kesehatan lingkungan yang dilakukan melalui Environmental Health Risk Assessment (EHRA) bertujuan untuk mengatahui status kesehatan lingkungan di masyarakat untuk mengevaluasi program-program kesehatan lingkungan sebelumnya, dan mengidentifikasi area berisiko. Rancangan studi EHRA adalah studi kuantitatif melalui survey cross-sectional pada 1200 sampel rumah tangga dari 30 desa di Kabupaten Gianyar. Parameter kesehatan lingkungan yang diamati dikembangkan sesuai dengan paramater 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang meliputi perilaku buang air besar, mengelolaan air minum rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, dan penanganan limbah cair rumah tangga.
2023-07-01
Guna mencapai visi misi rumah sakit bersangkutan yaitu meningkatkan mutu layanan dan kepuasan pelanggan maka dilakukan survei kepuasan masyarakat yang bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan pasien terhadap layanan yang diterima. Survei ini dilaksanakan dengan rancangan survei cross sectional dengan analisa data kuantitatif untuk mengukur tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan. Perhitungan besar sampel pasien dalam survei ini menggunakan sampel rumus Morgan dan Krejcie sesuai dengan aturan dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik. Alat pengumpulan data (instrument survey) yang digunakan adalah self-administered questionnaire yang berisikan 44 pertanyaan terkait 9 aspek kepuasan pelayanan publik
2023-06-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Manggis I. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 170 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada bulan Agustus 2021. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items), dan dengan menggunakan rata-rata (mean) serta Standar Deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 40 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale). Hasil survei berdasarkan indeks kepuasan masyarakat menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap layanan di Puskesmas Manggis I masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Hal tersebut terlihat dari hasil pengukuran indeks kepuasan masyarakat yang terdiri dari 9 unsur kepuasan, yang mendapatkan hasil yaitu 91.14 dan masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Sementara itu, hasil pengukuran kepuasan menggunakan rata-rata skor dengan 40 item kepuasan, mendapatkan hasil bahwa tingkat kepuasan responden berada pada rata-rata 3.67 (SD=0.09). Artinya dari rentang skor 1 (kategori sangat tidak puas) sampai skor 4 (kategori sangat puas), tingkat kepuasan responden tersebut berada di kategori “Sangat Puas”. Hal tersebut dipertegas oleh hasil pengukuran proporsi atau persentase terhadap 40 item pernyataan kepuasan, yang mana mengindikasikan bahwa sebagian besar pengunjung (>50%) memberikan respon “Puas dan Sangat Puas” terhadap item pernyataan (mengandung arah positif dengan rentang skor 3-4) dan hanya beberapa responden yang memberikan skor 1-2 (Respon Sangat Tidak Puas hingga Kurang Puas). Hal tersebut bermakna bahwa sebagian besar responden merasa puas terhadap layanan yang diberikan di Puskesmas Manggis I. Namun tetap diperlukan usaha untuk mempertahankan kualitas layanan. Berdasarkan hasil pengukuran nilai IKM, kesembilan unsur sudah menunjukkan nilai yang baik. Namun perlu usaha untuk mempertahakan kualitas pelayanan dengan memperhatikan unsur-unsur yang memiliki nikai kurang dari rata-rata yaitu Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan (U8) dan Sarana Prasarana (U9). Selain itu dari hasil analisis bivariat perlu diperhatikan juga karakteristik pasien yang mempengaruhi kepuasan yaitu kelompok umur, jenis pekerjaan, tingkat Poli/Jenis Layanan, dan pendidikan responden. Keempat faktor tersebut masuk sebagai faktor sosio-ekonomi. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, upaya perlu difokuskan pada unsur IKM yang masih memperoleh nilai dibawah rerata tertimbang serta memperhatikan karakteristik pasien.
2023-05-11
Survei berbasis masyarakat adalah bagian penting dari model penerimaan publik WMP, terutama untuk melacak pengetahuan dan sikap masyarakat setempat yang relevan dengan pelaksanaan proyek WMP. Hasil survei ini juga akan digunakan untuk memutuskan apakah ada penerimaan masyarakat untuk melanjutkan proyek. Selain itu, hasil survei akan sangat penting untuk menginformasikan desain dan evaluasi kampanye komunikasi dan keterlibatan untuk pelaksanaan proyek WMP. Tujuan umum survei adalah untuk mengevaluasi kesadaran dan penerimaan proyek dan metode komunikasi dan keterlibatan untuk digunakan dalam implementasi proyek WMP. Untuk semua tujuan studi, baik studi kuantitatif maupun kualitatif akan dilakukan, dengan menggunakan wawancara tatap muka. Analisis data kuantitatif akan dilakukan melalui statistik deskriptif dan analisis bivariat, sedangkan data kualitatif akan dianalisis menggunakan analisis tematik.
2023-04-17
Kualitas atau mutu layanan sangat penting dalam pelayanan kesehatan di puskesmas. Hal ini dikarenakan semakin berkualitas pelayanan yang diberikan oleh puskesmas, maka kepuasan masyarakat cenderung meningkat. Untuk meningkatkan mutu layanan di puskesmas, informasi terkait kepuasan masyarakat sangat penting untuk digali. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui survei indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan di puskesmas. Survei indeks kepuasan masyarakat ini dilaksanakan dengan rancangan survei cross sectional dengan analisa data kuantitatif untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan. Perhitungan besar sampel dalam survei ini menggunakan rumus Morgan dan Krejcie sesuai dengan aturan dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik. Alat pengumpulan data (instrument survey) yang digunakan adalah self-administered questionnaire yang berisikan 40 pertanyaan terkait 9 aspek kepuasan pelayanan publik. Tujuan dari diselenggarakannya survei ini adalah untuk mengevaluasi kinerja Puskesmas bersangkutan terkait dengan pelayanan publik.
2023-04-01
Dalam Rancangan teknokratik Rencana Pembangunan Menengah Daerah Kota Denpasar tahun 2021–2026, disebutkan bahwa isu pembangunan untuk layanan dasar di bidang kesehatan diantaranya adalah belum optimalnya pelayanan kesehatan ditandai dengan beberapa cakupan pelayanan kesehatan yang belum memenuhi target. Beberapa realisasi tahun 2019 cakupan pelayanan kesehatan belum mencapai target, seperti penderita diare yang ditangani, cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat, pelayanan kesehatan pada usia lanjut, dan pelayanan kesehatan ODGJ berat. Menurut Profil Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2021, cakupan beberapa pelayanan kesehatan tampak menurun atau tidak memenuhi target antara lain: (1) Kunjungan rawat jalan di puskesmas menurun jika dibandingkan dengan tahun 2020; (2) Angka kematian ibu meningkat di tahun 2020 dan 2021. Hal ini lebih tinggi dari target Renstra Dinas Kesehatan Kota Denpasar dan target Provinsi Bali; (3) K1 dan K4 serta pelayanan ibu nifas terus mengalami penurunan dari tahun 2019 hingga 2021; (4) Cakupan pemberian vitamin A dosis tinggi pada anak balita terus menurun sejak tahun 2019; (5) Success rate pengobatan penderita TB tahun 2021 menurun dibandingkan tahun 2020; (6) dan Capaian SPM yang jauh di bawah target diantaranya cakupan pelayanan kesehatan balita (63,78%), pelayanan kesehatan penderita hipertensi (52,75%), pelayanan kesehatan ODGJ berat (38,16%). Temuan-temuan terkait cakupan beberapa pelayanan kesehatan yang menurun menunjukkan perlu adanya kajian yang membahas terkait bagaimana serta optimalisasi akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang baik sesuai standar yang berlaku universal. Di samping itu, gambaran mengenai resiliensi pelayanan kesehatan dengan membandingkan cakupan sebelum pandemi (tahun 2019) dan selama pandemi (2020-2022) juga memerlukan kajian lebih lanjut. Tujuan dari penyusunan kajian ini adalah: (1) Menilai ketersediaan dan kecukupan fasilitas layanan kesehatan dasar di kota Denpasar; (2) Mengkaji hambatan dan kendala akses masyarakat di Kota Denpasar terhadap pelayanan kesehatan dasar; (3) Dan menyusun rekomendasi untuk peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar di Kota Denpasar. Metode dalam penyusunan kajian ini adalah melakukan desk review literatur untuk konsep esensial dan standar pada pelayanan kesehatan dasar, analisis akses pelayanan kesehatan dasar di Kota Denpasar dari data sekunder, dan analisis akses pelayanan kesehatan dasar di Kota Denpasar dari data primer.
2023-04-01
Kinerja pelayanan kesehatan di Kota Denpasar dapat dinilai dari capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. Hasil capaian SPM Kota Denpasar tahun 2021 menunjukkan bahwa terdapat jenis pelayanan dasar bidang kesehatan yang belum mencapai target. Pada tingkat Rumah Sakit sebagai fasilitas kesehatan tingkat lanjut juga dijumpai permasalahan terkait dengan pelayanan kesehatan. Belum optimalnya pelayanan kesehatan ditengarai disebabkan oleh terbatasnya tenaga kesehatan RSUD, kurangnya peralatan kesehatan, kurangnya gedung poliklinik serta ruang operasi. Keterbatasan tenaga kesehatan salah satunya dapat dilihat dari kurangnya ketersediaan dokter spesialis dan sub-spesialis untuk penyelenggaraan layanan di RSUD Wangaya. Kapasitas merefleksikan kemampuan SDM untuk mencapai dan mempertahankan cakupan, akses dan kualitas layanan kesehatan. Manajemen SDM menjadi aspek krusial dalam peningkatan kinerja SDM, termasuk dari segi kapasitas dan produktivitasnya. Manajemen SDM kesehatan tidak beroperasi di ruang hampa, melainkan dipengaruhi oleh faktor-faktor sistemik lainnya seperti kebijakan, pembiayaan, pendidikan, kemitraan, dan kepemimpinan. Kajian kapasitas dan produktivitas SDM di Kota Denpasar penting dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang permasalahan beserta dengan kekuatan, peluang, dan ancaman yang ada saat ini. Rekomendasi yang dihasilkan dari kajian yang dihasilkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan kebijakan atau program peningkatan kapasitas dan produktivitas SDM kesehatan untuk mendukung kinerja UKM dan UKP di Kota Denpasar. Tujuan dari penyusunan kajian ini adalah: (1) Mengetahui kapasitas dan produktivitas SDM bidang kesehatan dalam penyelenggaraan UKP dan UKM di Kota Denpasar ; (2) Mengidentifikasi permasalahan terkait kapasitas dan produktivitas SDM bidang kesehatan dalam penyelenggaraan UKP dan UKM di Kota Denpasar dari aspek manajemen SDM, kebijakan, pembiayaan, pendidikan, kemitraan, dan kepemimpinan; (3) Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk peningkatan kapasitas dan produktivitas SDM bidang kesehatan dalam penyelenggaraan UKP dan UKM di Kota Denpasar; (4) Dan mengembangkan rekomendasi untuk peningkatan kapasitas dan produktivitas SDM bidang kesehatan dalam penyelenggaraan UKP dan UKM di Kota Denpasar. Metode dalam penyusunan kajian ini adalah melakukan desk review literatur, wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), dan observasi,
2023-02-01
Sejak awal berdiri hingga saat ini, pengelolaan Public Safety Center Kring Sehat (PSC KRIS) secara birokrasi, administrasi, dan pembiayaan operasionalnya masih berada di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung. Posisi birokratif PSC KRIS saat ini memiliki beberapa kekurangan di antaranya: (1) terbatasnya otoritas PSC KRIS dalam pengelolaan sarana-prasarana; keterbatasan mengelola sumber daya manusia (SDM) kesehatan dalam hal perekrutan, penggajian, pelatihan/pengembangan kompetensi serta pengembangan jenjang karir birokratif maupun fungsional sebagai pegawai pemerintah daerah; (3) keterbatasan pengelolaan anggaran operasional serta obat-obatan; (4) kurang leluasanya pengambilan keputusan-keputusan urgent akibat jalur birokrasi yang panjang. Di sisi lain, wilayah Nusa Penida yang merupakan salah satu destinasi pariwisata, memerlukan dukungan sektor pelayanan kegawatdaruratan yang memadai sehingga dapat meminimalisir keterlambatan pertolongan bagi para wisatawan. Berdasarkan permasalahan tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung bekerjasama dengan CPHI FK UNUD telah melaksanakan kajian ilmiah dengan luaran Hasil Kajian Akademik yang komprehensif dan objektif. Hasil Kajian Akademik ini selanjutnya menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam penyusunan Rancangan Peraturan Bupati maupun keputusan yuridis lainnya terkait dengan perubahan status organisasi PSC KRIS sebagai UPTD. Penyusunan kajian akademik ini telah melalui beberapa tahapan kegiatan meliputi wawancara dan diskusi yang melibatkan berbagai pemegang kebijakan terkait di wilayah Kabupaten Klungkung, serta analisis data-data sekunder dan dokumen pendukung lainnya.
2023-01-01
The global prevalence of diabetes in adults has continued to increase in the last two decades. From 2000 to 2021 the number of diabetes patients in the world more than tripled, reaching 537 million or around 10.5% of the global population. According to the Global Burden of Diseases (GBD) Study, sugar-sweetened beverages are the largest contributor to total sugar intake, with the average global sugar intake from SSBs being 49 g per day. To respond to the high sugar intake in Indonesia related to the consumption of SSBs, the Super Indo supermarket chain launched the Sugar Indicator initiative, and it has been implemented in various regions in Indonesia. To evaluate this initiative, a survey is needed to assess the impact of the Sugar Indicator or "Sugar Meter" on consumer awareness about the sugar content of drinks as well as the process and decisions making for selecting and purchasing drinks. This research is a cross sectional study with a data collection method in the form of exit interviews conducted on 750 respondents who shopped for sweet drinks at 50 Super Indo Supermarkets located in Jabodetabek (Greater Jakarta – Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) and East Java (Surabaya, Sidoarjo and Malang). Data collection and quality checking was carried out in November 2023. The sample size was calculated based on the Cochrane formula by considering the number of daily consumers who shop at Super Indo through direct observation and referring to previous studies conducted at the study location. The inclusion criteria for consumers were aged between 18 and 64 years, shop for sweet drinks from the aisle where the Sugar Indicator signs are placed and are willing to participate in the survey. There are six sections of the questionnaire, namely respondent eligibility screening, socio-demographic characteristics, shopping habits, awareness and responses regarding signs and use of the Sugar Indicator in shopping for sweet drinks. The study results are presented in four sections; descriptive analysis presented in tables and graphs, statistical tests presented in cross-tabulation tables and the cascade of use of Sugar Indicators presented in a flowchart. In addition, suggestions from respondents to improve the Sugar Indicator initiative are presented in word clouds. Survey results show that only 37.02% of respondents naturally notice something different in the beverage aisle. Of the 37.02% of respondents, 65.95% stated that the different thing was the Sugar Indicator. Only around a quarter (24.93%) of customers who had ever use the Sugar Indicators sign for guiding their purchase of packaged beverages where more than half (53,48%) stated that the reason was because they want to limit their daily sugar intake. After shown the Sugar Indicator sign, 41.33% were able to recall that they had seen the sign in the aisle before. The top three reasons respondents naturally did not see the Sugar Indicator were because of the habit of never paying attention to any signs (60.45%), no one telling them how to use the Sugar Indicator (27.05%) and because it was not an attractive sign (23.41%). Respondents also stated that the reason for not using the Sugar Indicator when shopping for sweet drinks was because 32.33% could not find the sign and did not feel the need to limit sugar consumption (23.27%). The survey results also showed positive things where most respondents stated that the Sugar Indicator was easy to understand (84.93%), useful (91.60%), accurate and valid (88.13%). They would most likely use the Sugar Indicator if they were told how to use and interpret the signs (71.33%). This shows the potential of the Sugar Indicator in guiding consumers to choose packaged drinks that have lower sugar. However, continuous efforts are needed to inform consumers about the existence of the Sugar Indicator and educate consumers on how to use this sign.
2023-01-01
Kertas kerja kebijakan atau policy brief ini disusun sebagai bagian dari upaya advokasi kebijakan kesehatan masyarakat untuk efektivitas upaya percepatan penurunan stunting melalui peningkatan kualitas layanan oleh kader di posyandu di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Penyusunan kertas kerja kebijakan ini didasarkan pada hasil kajian kepustakaan ilmiah yang berkaitan dengan stunting di Indonesia maupun negara lain di dunia, termasuk dari hasil studi dokumentasi terhadap dokumen-dokumen terkait percepatan penurunan stunting di tingkat nasional, tingkat Provinsi Bali, dan Kabupaten Gianyar. Selain itu, kertas kerja kebijakan ini juga didasarkan atas hasil Focus Group Discussion (FGD) dengan organisasi perangkat daerah (OPD) yang terlibat dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gianyar.
2023-01-01
Studi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum tentang epidemi HIV di kalangan LSL (Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki) dan TGW (Transgender Wanita) muda di Bali. Fokus utama adalah mengumpulkan data prevalensi HIV, demografi, riwayat pemeriksaan HIV dan IMS, persepsi risiko HIV, tingkat pengetahuan HIV, akses ke layanan pencegahan HIV seperti PrEP, perilaku seksual aman, penggunaan alkohol dan obat-obatan, perilaku sehat, keterlibatan sosial, persepsi tentang stigma dan homofobia, serta penilaian depresi dan kecemasan. Studi ini juga mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan diagnosis HIV serta aksesibilitas dan kualitas layanan pengujian HIV. Metode penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang (cross-sectional) dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui survei perilaku dan pemeriksaan status HIV dari maksimal 200 partisipan berusia 18-24 tahun yang mengidentifikasi diri sebagai LSL atau TGW dan mengakses layanan tes HIV di Klinik Bali Medika, Badung. Partisipan direkrut melalui media sosial, metode snowball, dan purposive sampling. Survei diisi menggunakan tablet komputer dengan menjaga kerahasiaan, dan hasil tes HIV serta sifilis dimasukkan dalam data studi. Partisipan yang didiagnosis HIV atau sifilis akan menerima pengobatan sesuai standar layanan di klinik.
2023-01-01
Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kesadaran dan penerimaan terhadap proyek WMP serta untuk menentukan metode komunikasi dan keterlibatan yang paling efektif dalam implementasi proyek tersebut. Tujuan khususnya adalah untuk memahami sejumlah informasi kunci, termasuk tingkat pengetahuan masyarakat tentang nama, merek, dan metode WMP, serta tingkat penerimaan terhadap pelepasan nyamuk Wolbachia di lokasi pelepasan. Selain itu, studi ini bertujuan untuk menggali pemahaman masyarakat tentang metode dan hasil dari proyek WMP, serta untuk mengidentifikasi cara mereka memperoleh informasi tentang proyek tersebut. Analisis juga akan dilakukan untuk menentukan komunikasi mana yang paling efektif dalam menarik perhatian masyarakat, serta untuk memahami preferensi mereka dalam menjaga diri tetap terinformasi. Informasi demografis relevan dari responden juga akan dikumpulkan untuk memberikan konteks yang lebih baik terhadap hasil studi ini. Metode yang akan digunakan adalah studi kuantitatif melalui wawancara langsung (face-to-face interview), dengan analisis data menggunakan statistik deskriptif dan analisis bivariat.
2022-12-05
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang masalah stunting dan pentingnya gizi seimbang pada setiap daur kehidupan, serta mengembangkan kegiatan yang dapat memperbaiki paradigma masyarakat tentang gizi dan kesehatan dengan harapan dapat memperbaiki status gizi masyarakat dengan pendekatan 5 pilar penanganan stunting dan 8 aksi konvergensi serta memasukkan khasanah budaya lokal Bali. Desain program yang diusulkan adalah menciptakan desa Taman Cening melalui pendekatan STIMULANT pada dua kabupaten lokus tunting di Provinsi Bali (Klungkung dan Karangasem). Taman Cening adalah juga singkatan dari “Kita Mantapkan Cegah Stunting”. Bali dikenal dengan keunikan struktur masyarakat desa yang terdiri dari dua organisasi utama yaitu desa dinas dan desa adat. Selama ini upaya kesehatan banyak bertumpu pada struktur desa dinas meskipun dalam kenyataannya, organisasi desa adat justru memiliki potensi besar dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, terbukti selama pandemi COVID-19, desa adat justru berperan besar dalam upaya kampanye prokes dan penelusuran kontak. Potensi desa adat terutama terletak pada kemampuan desa mengelola tiga aspek kehidupan yaitu pawongan atau manusia, pelemahan atau lingkungan dan parahyangan atau aspek ketuhanan dan kesucian. Dalam konteks penanggulangan stunting maka ketiga aspek ini adalah faktor penting yang dapat dikonvergensikan untuk upaya pencegahan dan penanganan. Sisi lain desa adat adalah komponen pendukung dari aspek komunitas, terdiri dari kelompok penasehat (pandita), pengurus desa (prejuru) dan kelompok anggota seperti ibu-ibu (krama istri), anak muda (Sekeha Truna-Truni/STT), sekeha kesenian (bisa gamelan, tari, dan lain-lain). Seluruh komponen ini dapat diberdayakan untuk memiliki kesadaran terhadap masalah stunting dan upaya pencegahan serta penanganannya. Dalam konteks penciptaan Taman Cening di desa maka sinergi Pentahelix dimanfaatkan dalam program penanggulangan stunting dimana terdapat lima stakeholder yang berkolaborasi antara lain pemerintah dalam hal ini adalah BKKBN, perguruan tinggi (UNUD dan PT lainnya di Bali), dunia industri, media dan komunitas desa itu sendiri. Terdapat lima pilar atasi stunting dimana masing-masing pilar dibreakdown ke dalam rencana-rencana aksi yang melibatkan seluruh komponen tersebut
2022-12-05
Tidak ada data terkait kejadian HIV longitudinal antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) dan waria (TGW) di Indonesia. Penggunaan profilaksis pra pajanan (PrEP) juga diketahui sangat rendah dan hasil kaskade pengobatan HIV buruk. Kami melakukan studi kohort retrospektif menggunakan data rekam medis dari lima klinik swasta/non-pemerintah di Indonesia (Jakarta=1, Bali=4). Kami meninjau semua tes HIV di antara LSL/TGW usia ≥18 tahun yang dilaporkan sendiri antara 1 Januari 2018 hingga 31 Desember 2020 di Jakarta dan 1 Januari 2017 hingga 31 Desember 2019 di Bali. Mereka dengan tes awal HIV-negatif dan ≥1 tes tindak lanjut dimasukkan dalam orang-tahun (PY) berisiko untuk menentukan kejadian HIV dan 95% interval kepercayaan (CI). Perhitungan orang-tahun berisiko dimulai dari pengamatan tes negatif pertama hingga tes negatif atau serokonversi terakhir yang tercatat. Regresi Cox multivariat digunakan untuk menentukan faktor yang terkait dengan infeksi HIV; kami melaporkan Rasio Bahaya yang disesuaikan (aHR) dan 95% CI untuk asosiasi ini. Dari 5.203 dan 2.815 orang di Jakarta dan Bali, masing-masing, 3.998 dan 2.119 adalah HIV-negatif pada awal (prevalensi HIV=23.2% dan 21.9%). Dari jumlah tersebut, 2.304 (28.7%) melakukan tes ulang, jumlah median tes adalah 2 (IQR=1-2). Sampel longitudinal masing-masing terdiri dari 1.418 dan 873 individu; sekitar seperempat berusia <25 tahun, 94% adalah LSL, dan >60% telah dites HIV sebelumnya. Di Jakarta terdapat 127 insiden infeksi HIV pada 1354,5 PY, insiden HIV 9,39/100 PY (95% CI=7.89-11.17). Di Bali, ada 71 infeksi pada 981,2 PY, kejadian HIV 7,24/100 PY (95% CI=5.73-9.13). Dibandingkan dengan 18-24 tahun, insiden lebih rendah pada pasien yang lebih tua (untuk Jakarta – 30-39 tahun: aHR=0.58, 95% CI=0.35-0.96; 40+ tahun: aHR=0.34, 95% CI=0.14-0.80 ; untuk Bali – 25-29 tahun: aHR=0.51, 95% CI=0.29-0.89; 30-39 tahun: aHR=0.35, 95% CI=0.19-0.65; 40+ tahun: aHR=0.11, 95% CI= 0,03-0,48). Di Jakarta, mereka yang berpendidikan universitas memiliki insiden yang lebih rendah daripada mereka yang tidak (aHR=0.62, 95% CI=0.43-0.91). Di Bali, mereka yang dirujuk oleh petugas penjangkau memiliki insiden yang lebih tinggi daripada mereka yang datang sendiri (aHR=1.70, 95% CI=1.04-2.78). Kesimpulan dalam studi kejadian HIV multi-provinsi pertama di Indonesia di antara LSL/TGW, kami mengamati tingkat kejadian yang sangat tinggi. Dalam kondisi penggunaan PrEP yang sangat rendah ini, langkah-langkah untuk mendorong tes HIV secara teratur dan penggunaan metode pencegahan HIV yang efektif, termasuk peningkatan PrEP secara cepat dan mobilisasi permintaan, sangat dibutuhkan. Investasi lokal dan internasional yang lebih besar dalam pencegahan dan pengobatan HIV pada populasi ini harus diprioritaskan untuk memenuhi tujuan penghapusan AIDS global.
2022-12-01
Data prospektif longitudinal kejadian HIV di Indonesia pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) dan waria (TWG) belum dilaporkan. Ada sangat sedikit data tentang kejadian sifilis menular, atau prevalensi gonore dubur dan uretra dan klamidia. Penelitian ini dilakukan dengan studi kohort observasional prospektif terhadap LSL dan TGW berusia ≥18 tahun di tiga klinik non-pemerintah di Bali, Indonesia, dari 24 Mei 2021 hingga 5 Desember 2022. Peserta hadir pada awal dan empat kunjungan tindak lanjut selama 12 bulan. Pengujian dilakukan untuk HIV dan sifilis pada setiap kunjungan, dan untuk gonore rektal dan uretra serta klamidia pada awal saja. Peserta menyelesaikan survei pada komputer tablet di klinik pada setiap kunjungan. Mereka yang memiliki setidaknya satu kunjungan tindak lanjut dimasukkan dalam analisis longitudinal. Kami memeriksa prevalensi awal sifilis, gonore, dan klamidia, dan menghitung tingkat kejadian per 100 orang-tahun untuk HIV dan sifilis dan menunjukkan interval kepercayaan 95% untuk angka ini.
2022-11-30
Tujuan penulisan laporan ini adalah melihat cakupan dan capaian pendampingan Perguruan Tinggi dalam upaya penurunan stunting di 31 kabupaten/kota dari 3 provinsi (Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Penulisan laporan ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari google form yang berisi summary setiap item laporan dan juga menggunakan data laporan analisis situasi dan laporan. Laporan yang digunakan bersumber dari 3 Provinsi yaitu Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur serta 31 Kabupaten/Kota di 3 Provinsi tersebut. Laporan yang dinilai terkait isi dari laporan keseluruhan, cakupan intervensi spesifik dan sensitif, ketersediaan data pendukung PPPS, kesediaan kebijakan, anggaran, dan sumber daya manusia. Hal lain yang dinilai adalah ketersediaan tim Satgas, TPPS, dan TPK serta tantangan, hambatan, dan peluang dalam hal tersebut. Rekomendasi dari setiap Kabupaten dan Provinsi juga dinilai dalam laporan ini.
2022-11-04
Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi untuk mengukur inisiatif FIG (Food Investigator Game) sebagai inovasi sosial dengan memetakan hasil inisiatif dan mendorong diskusi reflektif tentang potensi (fasilitator dan hambatan) untuk tiga tipologi penskalaan. Evaluasi yang diusulkan memiliki tiga pertanyaan reflektif utama sebagai berikut: (1) Bagaimana pilihan yang disengaja dan praktik reflektif inisiatif FIG (termasuk melibatkan remaja dalam proses) berkontribusi pada penskalaan inisiatif dan menjangkau khalayak yang lebih luas?; (2) Bagaimana pengenalan inisiatif FIG terhadap akar penyebab dari jajanan tidak sehat di kalangan remaja di Indonesia berkontribusi terhadap peningkatan dan perubahan kebijakan terkait di tingkat lokal dan nasional?; dan (3) Bagaimana pemahaman inisiatif FIG tentang perlunya perubahan budaya transformatif untuk memberdayakan remaja melalui berbagai pendekatan berkontribusi untuk menciptakan dan meningkatkan perubahan yang berarti dalam pengetahuan, kesadaran, perilaku dan hubungan antar aktor sistem tentang kebiasaan ngemil yang lebih sehat dengan remaja sebagai pusat perubahan?. Untuk semua tujuan studi diatas, akan dilakukan studi mixed method. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan survei online dan data kualitatif melalui tinjauan pustaka, wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus, pengumpulan data photo voice dan pendekatan Most Significant Change (MSC). Analisis data kuantitatif dilakukan melalui statistik deskriptif dan analisis bivariat, dan kualitatif melalui tematik, photo voice dan MSC.
2022-11-01
Knowledge Hub inovasi kesehatan masyarakat merupakan platform yang menyediakan produk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang sudah dilakukan CPHI FK Unud, yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran oleh mahasiswa, akademisi, pemegang program kesehatan, maupun masyarakat umum. Hasil penelitian dan pengabdian masyarakat akan disajikan dalam bentuk info grafis serta kelas online yang dapat di akses secara gratis melalui website. Platform Knowledge Hub inovasi kesehatan masyarakat diharapkan menjadi produk unggulan dari Universitas Udayana dalam menghasilkan inovasi kesehatan masyarakat yang berdampak, khususnya melalui kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Tujuan dari studi Pengembangan dan Pengelolaan Knowledge Hub Inovasi Kesehatan Masyarakat CPHI FK Unud adalah (1) Menggambarkan budaya penggunaan dan pengelolaan produk pengetahuan pada dosen dan mahasiswa di Universitas Udayana; (2) Mengidentifikasi kebutuhan fitur Knowledge Hub Kesehatan di Universitas Udayana; (3) Dan mengidentifikasi harapan terhadap pemanfaatan Knowledge Hub Kesehatan di Universitas Udayana. Pengembangan Knowledge Hub inovasi kesehatan masyarakat ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan System Development Life Cycle, yang terdiri dari enam tahapan, yaitu perencanaan (planning), analisis kebutuhan (analysis), desain platform (design), pengembangan sistem (development), uji coba dan integrasi (testing and integration), dan pemeliharaan (maintenance).
2022-11-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Abiansemal I. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 171 pasien atau pengguna jasa pelayanan di dalam gedung dan 86 pasien atau pengguna jasa pelayanan di luar gedung pada periode survei kedua pada bulan November-Desember 2022. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 34 item pernyataan untuk survei dalam gedung dan 22 item pertanyaan untuk survei luar gedung guna mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2022-11-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Banjar I. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 200 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada bulan November 2022. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items), dan dengan menggunakan rata-rata (mean) serta Standar Deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 39 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale)
2022-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna jasa pelayanan terhadap seluruh pelayanan yang diselenggarakan oleh RSUD Bali Mandara serta mengidentifikasi faktor yang terkait. Survei potong lintang ini melibatkan 80 pasien di rawat inap, 310 pasien di rawat jalan, 170 pasien rawat darurat, dan 310 pasien layanan penunjang. Besar sampel menggunakan rumus Krejcie Morgan sesuai dengan aturan dari Permenpan RB No. 14 Tahun 2017. Pengambilan jumlah sampel di masing-masing ruangan menggunakan teknik proportional stratified random sampling di RSUD Bali Mandara November 2022. Hasil analisis tingkat kepuasan pasien dan staf/pegawai disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items), dan dengan menggunakan rerata dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (agregat). Skor indeks kepuasan masyarakat (IKM) untuk unit pelayanan rawat inap (84,22), rawat jalan (84,50), rawat darurat (81,09), dan layanan penunjang (85,87) RSUD Bali Mandara termasuk dalam kategori mutu pelayanan BAIK. Secara keseluruhan, terdapat tiga pernyataan dengan jumlah proporsi setuju dan sangat setuju 100%, yaitu “Tidak pernah mendengar kasus kehilangan/kerusakan kendaraan (SS berarti tidak pernah, STS berarti Sangat Sering Mendengar” dari unsur sarana dan prasarana, serta “Pelayanan ambulance/mobil jenazah terlaksana ≤ 30 menit” dan “Kemudahan mendapatkan kebutuhan transfusi darah” dari waktu pelayanan. Rerata seluruh item pernyataan didapatkan sebesar 4,40±0,53. Pernyataan dengan rerata tertinggi yaitu “Pemberian makanan pasien selalu sesuai jadwal makan (khusus rawat inap)” (4,51±0,61), “Petugas pelayanan selalu memberikan pelayanan dengan tutur kata yang baik (sopan)” (4,44±0,51), “Petugas pelayanan mudah ditemui/dihubungi oleh pengunjung setiap kali dibutuhkan” (4,39±0,49), “Petugas pelayanan memberikan pelayanan terhadap seluruh pasien yang datang tanpa kecuali (tidak ada pasien yang ditolak karena alasan apapun)” (4,38±0,49), dan “Petugas pelayanan selalu memberikan pelayanan dengan sikap yang ramah/ bersahabat” (4,37±0,50). 
2022-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Blahbatuh II. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 198 pasien di layanan dalam gedung pada bulan Oktober 2022. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items), dan dengan menggunakan rata-rata (mean) serta Standar Deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 52 item pernyataan untuk survei dalam gedung.
2022-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Mengwi III. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 140 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada bulan Oktober 2022. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items), dan dengan menggunakan rata-rata (mean) serta Standar Deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 40 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale). Hasil survei berdasarkan indeks kepuasan masyarakat menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap layanan di Puskesmas Mengwi III adalah sebesar 3,195 dari 4,00 dan masuk dalam kategori “Baik”. Sementara itu, hasil pengukuran kepuasan menggunakan rata-rata skor dengan 39 item kepuasan, mendapatkan hasil bahwa tingkat kepuasan responden berada pada rata-rata 8,00 (SD=0,68). Artinya dari rentang skor 1 (kategori sangat tidak puas) sampai skor 10 (kategori sangat puas), tingkat kepuasan responden tersebut berada di kategori “Puas”. Berdasarkan hasil pengukuran nilai IKM, kesembilan unsur sudah menunjukkan nilai yang baik. Namun kesembilan unsur ini mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan survei tahun 2022 periode I. Unsur dengan perosotan nilai paling tinggi adalah “Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan (U8)”, “Kompetensi Pelaksana (U6)” , dan “Produk Spesifikasi jenis pelayanan (U5)”. Unsur “Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan (U8)” juga menjadi unsur dengan nilai rata-rata terendah dibandingkan 8 unsur lainnya. Dikarenakan hal tersebut, guna meningkatkan kualitas pelayanan pihak puskesmas harus memperhatikan kembali unsur-unsur ini. Beberapa rekomendasi yang diberikan kepada puskesmas diantaranya: Pertama, mempertahankan kekuatan yang dimiliki yaitu sudah baiknya berbagai aspek pelayanan di Puskesmas dengan berbagai upaya dan strategi. Kedua, menyediakan layanan pengaduan seperti kotak saran di setiap poli puskesmas dan menyediakan layanan pengaduan online misalnya menggunakan Google Form. Selain itu, perlu adanya media informasi berupa banner, papan pengumuman, dan media lainnya untuk menginformasikan kepada masyarakat akan adanya media komplain tersebut serta pemahaman bahwa masyarakat memiliki hak untuk komplaint guna meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Mengwi III ke depannya. Ketiga, melakukan evaluasi kinerja serta kompetensi tenaga pelaksana secara rutin dan memperhatikan kompetensi dari pelaksana dengan cara rutin melakukan training atau bentuk pengembangan diri lainnya untuk mempertahankan kualitas dan meningkatkan kompetensi petugas dalam memberikan pelayanan.Mensosialisasikan layanan pengaduan, masukan dan saran yang tersedia di Puskesmas. Keempat, mengadakan survei lanjutan pemahaman pasien terkait malpraktik di puskesmas serta hasil pelayanan yang diinginkan oleh pasien. Hal ini bertujuan agar pasien dapat memberikan penilaian yang objektif dan tepat terkait hasil pelayanan yang diberikan serta kasus-kasus yang didefinisikan sebagai kasus malpraktik. Terakhir, perlu adanya evaluasi dalam bentuk observasi dan study kualitatif terkait unsur Perilaku Pelaksana mengingat tingginya persentase jawaban Netral pada unsur-unsur yang bersangkutan.
2022-09-28
Tujuan dari studi ini adalah untuk memahami norma dan praktik sosial budaya berbasis gender seputar sanitasi dan bagaimana hal ini diterjemahkan menjadi akses dan partisipasi kelompok marjinal dalam STBM; menyelidiki kendala dan peluang struktural, politis, dan ekologis bagi kelompok marjinal untuk terlibat aktif dalam STBM (termasuk perilaku kembali ke buang air besar sembarangan); dan merumuskan rekomendasi untuk meningkatkan integrasi GESI (termasuk perempuan dan anak perempuan dan penyandang disabilitas) dalam STBM. Studi menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Kelompok marjinal dan pemangku kepentingan terkait dilibatkan dalam semua proses mulai dari identifikasi masalah dan hambatan untuk mencapai akses sanitasi yang inklusif hingga merumuskan rekomendasi untuk mengatasi masalah tersebut. Kami menggunakan beberapa metode partisipatif untuk menjawab semua tujuan.Metode-metode tersebut saling melengkapi dan diharapkan dapat memberikan pandangan holistik mengenai isu GESI dan sanitasi.
2022-09-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Kubu I. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 130 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada bulan September 2022. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items), dan dengan menggunakan rata-rata (mean) serta Standar Deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 39 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale). Hasil survei berdasarkan indeks kepuasan masyarakat menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap layanan di Puskesmas Kubu I adalah sebesar 80,56 dan masuk dalam kategori “Baik”. Sementara itu, hasil pengukuran kepuasan menggunakan rata-rata skor dengan 39 item kepuasan, mendapatkan hasil bahwa tingkat kepuasan responden berada pada rata-rata 8,05 (SD=1,25). Artinya dari rentang skor 1 (kategori sangat tidak puas) sampai skor 10 (kategori sangat puas), tingkat kepuasan responden tersebut berada di kategori “Puas”. Hal tersebut dipertegas oleh hasil pengukuran proporsi atau persentase terhadap 39 item pernyataan kepuasan, yang mana mengindikasikan bahwa sebagian besar pengunjung (>50%) memberikan respon “Puas hingga Sangat Puas” terhadap item pernyataan (rentang skor 8-10) dan hanya beberapa responden yang memberikan respon “Sangat tidak puas dan Cukup puas” terhadap item pernyataan (rentang skor 1-6). Hal tersebut bermakna bahwa sebagian besar responden merasa puas terhadap layanan yang diberikan di Puskesmas Kubu I. Namun tetap diperlukan usaha untuk mempertahankan kualitas layanan. Berdasarkan hasil pengukuran nilai IKM, kesembilan unsur sudah menunjukkan nilai yang baik. Namun perlu usaha untuk mempertahankan kualitas pelayanan dengan memperhatikan unsur-unsur yang memiliki nilai kurang dari rata-rata yaitu Waktu Pelayanan (U3) dan Sarana dan Prasarana (U9). Selain itu dari hasil analisis bivariat perlu diperhatikan juga karakteristik pasien yang mempengaruhi kepuasan yaitu variable jenis kelamin dan pendidikan responden. Maka dari itu, untuk meningkatkan kualitas pelayanan, upaya perlu difokuskan pada unsur IKM yang masih memperoleh nilai dibawah rerata tertimbang serta memperhatikan karakteristik pasien.
2022-09-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Buleleng III. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 221 pasien di layanan dalam gedung dan 40 pasien di layanan luar gedung Puskesmas Buleleng III pada bulan September 2022. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items), dan dengan menggunakan rata-rata (mean) serta Standar Deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 34 item pernyataan untuk survei dalam gedung dan 25 item pernyataan untuk survei luar gedung untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2022-08-01
Guna mendukung pengembangan program skrining HIV berbasiskan komunitas di Indonesia, beberapa upaya telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dengan mitra strategis, seperti melakukan penyusunan pedoman dan SOP terkait, melakukan studi penerimaan program pada populasi kunci, peningkatan kapasitas pada komunitas penyedia layanan skrining HIV, serta mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi, khususnya yang dapat terintergasi dengan sistem pencatatan dan pelaporan untuk data HIV AIDS (SIHA). Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan bersama dengan mitra sudah mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi berbasiskan website yang bernama CBS-SIHA sejak tahun 2021. Mengingat sistem ini masih baru serta perlu dilakukan pengembangan sesuai dengan kebutuhan pengguna di lapangan, maka upaya untuk menilai sejauh mana penerapan dari CBS-SIHA ini sangat penting untuk dilakukan. Hal ini bertujuan untuk menilai kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman dari penerapan sistem informasi ini, sehingga bisa direkomendasikan upaya perbaikan dan penyempurnaan sebelum digunakan di seluruh wilayah di Indonesia. Oleh sebab itu, maka sebuah studi untuk menilai sejauh mana penerapan CBS-SIHA serta potensi pengembangannya sangat penting untuk dilakukan dalam mendukung program skrining HIV berbasiskan komunitas di Indonesia.
2022-07-01
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkirakan biaya dan biaya scale-up untuk program skrining HIV berbasis komunitas dengan menggunakan pendekatan microcosting dengan perspektif implementer dan klien. Biaya program dianalisis melalui data sekunder dari organisasi implementer untuk tahap start-up dan implementasi, sedangkan biaya klien dianalisis berdasarkan hasil wawancara dan dikelompokkan menjadi biaya medis langsung, biaya medis tidak langsung, dan biaya tidak langsung. Analisis sensitivitas dan skenario untuk scale-up dilakukan untuk menilai dampak parameter kunci terhadap unit cost pelaksanaan program.
2022-06-04
Kualitas atau mutu layanan sangat penting dalam pelayanan kesehatan di puskesmas. Hal ini dikarenakan semakin berkualitas pelayanan yang diberikan oleh puskesmas, maka kepuasan masyarakat cenderung meningkat. Untuk meningkatkan mutu layanan di puskesmas, informasi terkait kepuasan masyarakat sangat penting untuk digali. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui survei indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan di puskesmas. Survei indeks kepuasan masyarakat ini dilaksanakan dengan rancangan survei cross sectional dengan analisa data kuantitatif untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan. Perhitungan besar sampel dalam survei ini menggunakan rumus Morgan dan Krejcie sesuai dengan aturan dari Permenpan RB No. 14 Tahun 2017. Alat pengumpulan data (instrument survey) yang digunakan adalah self-administered questionnaire yang berisikan 40 pertanyaan terkait 9 aspek kepuasan pelayanan publik. Tujuan dari diselenggarakannya survei ini adalah untuk mengevaluasi kinerja Puskesmas bersangkutan terkait dengan pelayanan publik.
2022-06-04
Guna mencapai visi misi rumah sakit bersangkutan yaitu meningkatkan mutu layanan dan kepuasan pelanggan maka dilakukan survei kepuasan masyarakat yang bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan pasien terhadap layanan yang diterima. Survei ini dilaksanakan dengan rancangan survei cross sectional dengan analisa data kuantitatif untuk mengukur tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan. Perhitungan besar sampel pasien dalam survei ini menggunakan sampel rumus Morgan dan Krejcie sesuai dengan aturan dari Permenpan RB No. 14 Tahun 2017. Alat pengumpulan data (instrument survey) yang digunakan adalah self-administered questionnaire yang berisikan 44 pertanyaan terkait 9 aspek kepuasan pelayanan publik.
2022-06-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Abiansemal I. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 170 pasien atau pengguna jasa pelayanan di dalam gedung dan 98 pasien atau pengguna jasa pelayanan di luar gedung pada periode survei pertama pada bulan Juni 2022. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 39 item pernyataan untuk survei dalam gedung dan 30 item pertanyaan untuk survei luar gedung guna mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2022-04-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Mengwi III. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 140 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada bulan April 2022. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 40 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale). Hasil survei berdasarkan indeks kepuasan masyarakat menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap layanan di Puskesmas Mengwi III masuk dalam kategori “Baik”. Hal tersebut terlihat dari hasil pengukuran indeks kepuasan masyarakat yang terdiri dari 9 unsur kepuasan, yang mendapatkan hasil yaitu 93.73 dan masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Sementara itu, hasil pengukuran kepuasan menggunakan rata-rata skor dengan 40 item kepuasan, mendapatkan hasil bahwa tingkat kepuasan responden berada pada rata-rata 3.75 (SD=0.48). Artinya dari rentang skor 1 (kategori sangat tidak puas) sampai skor 4 (kategori sangat puas), tingkat kepuasan responden tersebut hampir berada di kategori “Sangat Puas”. Bila dibandingkan dengan pengukuran indeks kepuasan masyarakat tahun 2021 dengan nilai IKM 86.26 (kategori Baik), terdapat peningkatan yang cukup baik seluruh unsur kepuasan yang diukur. Hal tersebut dipertegas oleh hasil pengukuran proporsi atau persentase terhadap 40 item pernyataan kepuasan, yang mana mengindikasikan bahwa pengunjung 100% memberikan respon “Puas dan Sangat Puas” terhadap item pernyataan (mengandung arah positif dengan rentang skor 3-4). Hal tersebut bermakna bahwa sebagian responden merasa puas hingga sangat puas terhadap layanan yang diberikan di Puskesmas Mengwi III. Namun tetap diperlukan usaha untuk mempertahankan kualitas layanan. Berdasarkan hasil pengukuran nilai IKM, kesembilan unsur sudah menunjukkan nilai yang baik. Namun perlu usaha untuk mempertahakan kualitas pelayanan dengan memperhatikan unsur-unsur yang memiliki nilai kurang dari rata-rata yaitu Biaya/Tarif (U4) dan Perilaku Pelaksana (U7). Selain itu dari hasil analisis bivariat perlu diperhatikan juga karakteristik pasien yang mempengaruhi kepuasan yaitu tingkat pendapatan responden. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, upaya perlu difokuskan pada unsur IKM yang masih memperoleh nilai dibawah rerata tertimbang, memperhatikan karakteristik pasien, dan mengupayakan adanya perbaikan sesuai saran dan kritik.
2022-03-01
Penelitian ini mengkaji implementasi pedoman perawatan klinis dan suportif dalam penanganan penyakit Chikungunya di tatanan layanan kesehatan masyarakat dan rumah sakit di Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Bali. Penelitian ini mengidentifikasi hambatan dan fasilitator dalam implementasi yang efektif dari panduan manajemen klinis penyakit endemik menular dengan dampak tinggi di berbagai tatanan dengan memperhatikan praktik dan pengalaman dari konteks yang berbeda. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi bagi respons terhadap epidemi di negara lain dengan memfokuskan perhatian yang lebih besar pada realitas implementasi panduan. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi pada implementasi panduan perawatan pendukung dalam skenario wabah penyakit menular dengan dampak tinggi di masa depan, di mana bukti seringkali terbatas pada awalnya.
2022-01-04
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kepercayaan dan persepsi masyarakat terhadap vaksin penguat COVID-19 di kalangan masyarakat Indonesia. Tujuan spesifik dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui manfaat yang dirasakan dari penguat COVID-19 di kalangan masyarakat Indonesia, (2) Untuk mengetahui tingkat penerimaan dosis booster vaksin COVID-19 di antara masyarakat Indonesia yang telah menerima minimal satu dosis vaksin COVID-19, dan (3) Untuk mengetahui perbedaan, jika ada, tingkat penerimaan vaksin booster untuk berbagai merek vaksin COVID-19. Penelitian ini menggunakan survei potong lintang menggunakan pengumpulan data online pada platform Clappia di 2 Provinsi Indonesia yaitu Jakarta dan Bali. Partisipan direkrut menggunakan media sosial dengan iklan berbayar di platform Facebook, Twitter, Instagram, dan LinkedIn. Partisipan menderima insentif sebesar IDR 75.000. Variabel-variabel bebas meliputi demografi, riwayat COVID-19, kepercayaan kesehatan, pengaruh media, dan kepercayaan terhadap otoritas. Variabel terikat meliputi riwayat dan niat menerima vaksinasi COVID-19 (dosis 1, 2, booster, dan booster tambahan). Analisa meliputi analisa deskriptif dan uji regresi logistik multivariat.
2022-01-01
Program Dharma adalah inisiatif kolaboratif antara Universitas Udayana, Fakultas Kedokteran Hewan, Centre for Public Health Innovation (CPHI), dan Bali Animal Welfare Association (BAWA), yang didukung oleh FOUR PAWS. Program ini berfokus pada upaya pengendalian rabies di Karangasem, khususnya di dua desa di wilayah Amed, dengan mendirikan klinik kesehatan hewan serta layanan outreach. Tujuan utamanya adalah menciptakan sistem berkelanjutan yang didukung oleh masyarakat untuk mengurangi ancaman rabies bagi manusia dan anjing di Bali. Selain itu, program ini juga bertujuan mendorong perubahan kebijakan terkait perdagangan dan konsumsi daging anjing serta kucing. Selama periode 19 Januari hingga 19 Februari 2021, Program Dharma telah mencapai berbagai target kuantitatif. Rata-rata 70 porsi makanan diberikan setiap hari untuk anjing liar dan anjing milik warga yang membutuhkan. Layanan hotline klinik menerima 15 panggilan per bulan, sementara setiap bulannya sekitar 25 ekor hewan disterilkan dan divaksin rabies, serta hingga 12 ekor lainnya mendapatkan perawatan medis. Sebanyak 900 anak anjing dan anjing dewasa telah divaksinasi parvo-distemper untuk mencegah wabah penyakit menular. Upaya edukasi dan sosialisasi dilakukan melalui kunjungan dari rumah ke rumah untuk mengumpulkan data populasi anjing, tingkat vaksinasi rabies, serta sikap masyarakat terhadap rabies dan upaya eliminasi. Dalam kegiatan ini, warga juga diberikan pemahaman mengenai pencegahan rabies dan pentingnya sterilisasi anjing. Tim medis dari Dharma Vet Care menjalankan klinik keliling setiap hari Senin hingga Jumat di sekitar Amed. Kegiatan vaksinasi dilakukan dua kali seminggu, sementara sterilisasi berlangsung tiga kali seminggu dengan target lima hingga sepuluh ekor anjing per hari. Selain itu, kasus-kasus darurat yang dilaporkan melalui hotline segera ditindaklanjuti. Data mengenai perawatan dan vaksinasi dicatat dalam sistem Kobo Toolbox untuk memastikan pendataan yang akurat. Dukungan dari Dinas Peternakan Karangasem juga sangat berarti, dengan lebih dari 400 dosis vaksin rabies yang telah disediakan sepanjang tahun 2021. Pemberian vaksin parvo-distemper yang dilakukan sejak 2020 berhasil menurunkan jumlah kasus parvo pada anjing, meskipun kasus serupa kini lebih banyak ditemukan pada kucing. Program Dharma juga menjalankan program pemberian makanan bagi anjing liar di daerah Amed dan sekitar Gunung Agung. Kegiatan ini bahkan melebihi target, dengan lebih dari 100 ekor anjing yang rutin diberi makan, terutama di wilayah Sebudi, dekat gunung berapi. Tantangan utama dalam kegiatan ini adalah sulitnya akses ke beberapa wilayah terpencil, seperti perbukitan Batukeseni, Aas, dan Lempuyang, yang hanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki. Selain memberi makan anjing liar, tim Program Dharma juga menyediakan makanan kering bagi pemilik anjing yang kurang mampu di desa Lean, Banyuning, dan Bunutan. Di Purwakerthi, yang berstatus zona kuning COVID-19, makanan anjing juga disalurkan kepada 18 keluarga yang sedang menjalani karantina mandiri. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, berbagai kegiatan pelatihan dan sosialisasi telah dilakukan. Pada 25 Januari 2021, sebanyak 35 peserta dari pemerintah, BAWA, Universitas Udayana, dan perwakilan desa mengikuti lokakarya yang membahas pencapaian Program Dharma serta peraturan terkait perdagangan daging anjing dan kucing. Sementara itu, pada 26-28 Januari, pelatihan bagi perwakilan desa digelar untuk meningkatkan pemahaman mereka mengenai rabies, kesejahteraan hewan, teknik keterlibatan komunitas, dan penggunaan data dalam sistem pencatatan digital. Sebagai bagian dari kampanye edukasi, 12 spanduk dipasang di area publik di Bunutan dan Purwakerti. Namun, pandemi COVID-19 membatasi penyelenggaraan edukasi secara massal, sehingga sosialisasi lebih banyak dilakukan melalui media sosial oleh pemerintah setempat. Program Dharma juga mencatat berbagai kisah penyelamatan dan rehabilitasi hewan yang menginspirasi. Salah satunya adalah Bombom, seekor anjing yang ditemukan dalam kondisi buruk namun kini telah mendapatkan perawatan intensif dan menunjukkan pemulihan yang signifikan. Kisah lain adalah Bunny, seekor anjing yang dirawat di shelter selama tiga bulan setelah mengalami malnutrisi parah. Selain itu, seekor anak kucing bernama Kekey yang sebelumnya terinfeksi parvo berhasil disembuhkan dan diadopsi oleh seorang warga lokal. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hewan, Program Dharma juga membantu keluarga miskin seperti keluarga Wayan Debi di Lean, yang sempat terpaksa merantai anjing mereka karena tekanan dari tetangga. Setelah mendapatkan bantuan makanan dan edukasi, keluarga ini akhirnya melepaskan anjing mereka dan merawatnya dengan lebih baik. Ke depan, Program Dharma akan melanjutkan kegiatan pemetaan, edukasi masyarakat, dan klinik keliling. Vaksinasi rabies dan parvo-distemper akan terus dilakukan bekerja sama dengan Dinas Peternakan setempat, sementara program pemberian makanan bagi anjing liar juga akan terus berlanjut. Pelatihan bagi perwakilan desa akan diperluas ke wilayah-wilayah baru, dan tiga spanduk tambahan akan dipasang di Banjar Aas, Batukeseni, dan Kusambi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kesejahteraan hewan dan pencegahan rabies.
2021-11-05
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengeksplorasi peraturan, kebijakan dan program terkait peningkatan keamanan bahan pangan sayuran segar di Kota Denpasar; (2) Untuk menginventarisasi fasilitas pemantauan kualitas produk sayuran segar meliputi ijin, kompetensi dan biaya pemeriksaan di Kota Denpasar; (3) Untuk menginventarisasi jaringan pemasaran produk sayuran segar meliputi jenis produk, lokasi budidaya hingga penjualan, harga dan promosi produk yang dipasarkan melalui pasar tradisional, supermarket dan pasar online di Kota Denpasar; (4) Untuk memberikan gambaran proses budidaya, penanganan pasca panen dan penyimpanan produk sayuran segar yang dipasarkan di Kota Denpasar serta pemahaman aktor kunci yang terlibat di dalamnya. Penelitian ini menggunakan 4Ps marketing sebagai acuan dalam mengembangkan kerangka pikir untuk mengetahui jaringan pemasaran produk sayuran segar, memahami produk, lokasi sumber dan pemasaran, harga dan preferensi konsumen, pengetahuan dan sumber informasi serta promosi produk, dan dukungan kebijakan, fasilitas dan program terkait keamanan pangan sayuran segar. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah desk review, wawancara, observasi, dan focus group discussion.
2021-11-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Abiansemal I. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 170 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei pertama pada bulan Juni 2021. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 40 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2021-11-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Gerokgak II. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 180 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Oktober-November 2021. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 41 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (Likert scale).
2021-11-01
Riskesdas Kabupaten Mimika ini merupakan riset yang bertujuan untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat dengan pendekatan Teori HL Blum di mana terdapat empat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyakat, mengetahui derajat mineral dalam darah penduduk, serta mengetahui kemajuan dan tantangan pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Mimika dalam masa tengah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sejak tahun 2019 dan akan berakhir pada tahun 2024 mendatang. Data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisis akan dijadikan sebagai sumber informasi pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Mimika termasuk program strategi nasional dan daerah sekaligus sebagai tolok ukur untuk menyusun rencana strategis program kesehatan pada masa mendatang.
2021-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Seririt II. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 155 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Oktober 2021. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (Likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 41 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (Likert scale). Hasil survei berdasarkan indeks kepuasan masyarakat menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap layanan di Puskesmas Seririt II masuk dalam kategori baik 86.66. Bagian atau poin yang nilainya paling rendah adalah kompetensi pelaksana (U6). Unsur yang memperoleh nilai tertinggi adalah unsur Biaya/Tarif (U4). Sementara itu, hasil pengukuran kepuasan menggunakan rata-rata skor dengan 41 item kepuasan, mendapatkan hasil bahwa tingkat kepuasan responden berada pada rata-rata 8.67 (SD=0.57). Artinya dari rentang skor 1 (kategori sangat tidak puas) sampai skor 10 (kategori sangat puas), tingkat kepuasan responden tersebut masih berada di kategori “Puas hingga sangat puas”. Hal tersebut dipertegas oleh hasil pengukuran proporsi atau persentase terhadap 41 item pernyataan kepuasan, yang mana mengindikasikan bahwa persentase pengunjung yang memilih puas dan sangat puas terhadap item pernyataan kepuasan (mengandung arah positif dengan rentang skor 8-10), lebih besar daripada yang memilih ‘Sangat Tidak Puas”, “Tidak Puas” atau “Biasa Saja” (rentang skor 1-7). Hal tersebut bermakna bahwa sebagian besar masyarakat merasa sangat puas terhadap layanan yang diberikan di Puskesmas Seririt II, namun diperlukan usaha untuk mempertahankan kualitas layanan Secara garis besar, hasil survei ini mengindikasikan bahwa tingkat kepuasan masyarakat atau pengguna layanan di Puskesmas Seririt II dapat disimpulkan sudah baik. Diperlukan perhatian pada masa Pandemi COVID-19 yaitu terkait vaksinasi COVID-19 dan ketaatan dalam menjalankan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 yaitu menjaga jarak, meghindari kerumunan, mencuci tangan dan menggunakan masker.
2021-10-01
Survei kepuasan masyarakat terhadap layanan Puskesmas Abang II dilakukan oleh Center for Public Health Innovation (CPHI) FK Unud pada tahun 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas layanan kesehatan dan memberikan rekomendasi perbaikan demi meningkatkan kepuasan masyarakat. Survei melibatkan 170 responden dengan metode cross-sectional berdasarkan pedoman dari Permenpan RB No. 14 Tahun 2017. Hasil survei menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat berada dalam kategori "Baik", dengan nilai indeks kepuasan sebesar 83,25. Sebagian besar responden menyatakan puas terhadap layanan yang diberikan, dengan rata-rata skor kepuasan 3,39 dari skala 4. Namun, beberapa aspek perlu ditingkatkan, seperti penanganan pengaduan, sarana dan prasarana, serta kebersihan ruang tunggu dan ruang periksa. Responden juga mengusulkan peningkatan jumlah kursi di ruang tunggu dan fasilitas pendukung kebersihan, seperti hand sanitizer. Dalam menghadapi pandemi COVID-19, mayoritas pengunjung (85%) telah mendapatkan vaksinasi lengkap, tetapi masih diperlukan peningkatan dalam penerapan protokol kesehatan, seperti pemeriksaan suhu tubuh dan penyediaan ruang terpisah bagi pasien bergejala. Sebagai tindak lanjut, Puskesmas Abang II disarankan untuk mempertahankan mutu layanan yang sudah baik, meningkatkan fasilitas pelayanan, serta memperbaiki sistem pengaduan agar masyarakat dapat lebih mudah memberikan masukan dan mendapatkan respons yang cepat. Dengan perbaikan ini, diharapkan kepuasan masyarakat terus meningkat dan pelayanan kesehatan semakin optimal.
2021-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di UPTD Puskesmas Kubu II. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 243 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada bulan Oktober-November 2021. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 40 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale). Hasil survei berdasarkan indeks kepuasan masyarakat menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap layanan di UPTD Puskesmas Kubu II masuk dalam kategori “Baik”. Hal tersebut terlihat dari hasil pengukuran indeks kepuasan masyarakat yang terdiri dari 9 unsur kepuasan, yang mendapatkan hasil yaitu 85.09 dan masuk dalam kategori “Baik”. Sementara itu, hasil pengukuran kepuasan menggunakan rata-rata skor dengan 40 item kepuasan, mendapatkan hasil bahwa tingkat kepuasan responden berada pada rata-rata 3.47 (SD=0.39). Artinya dari rentang skor 1 (kategori sangat tidak puas) sampai skor 4 (kategori sangat puas), tingkat kepuasan responden tersebut masih berada di kategori “Puas”. Hal tersebut dipertegas oleh hasil pengukuran proporsi atau persentase terhadap 40 item pernyataan kepuasan, yang mana mengindikasikan bahwa sebagian besar pengunjung (>50%) memberikan respon “Puas dan Sangat Puas” terhadap item pernyataan (mengandung arah positif dengan rentang skor 3-4) dan hanya beberapa responden yang memberikan skor 2 (Respon Tidak Puas). Hal tersebut bermakna bahwa sebagian responden merasa puas terhadap layanan yang diberikan UPTD Puskesmas Kubu II. Namun tetap diperlukan usaha untuk mempertahankan kualitas layanan. Berdasarkan hasil pengukuran nilai IKM, kesembilan unsur sudah menunjukkan nilai yang baik. Namun perlu usaha untuk mempertahakan kualitas pelayanan dengan memperhatikan unsur-unsur yang memiliki nilai kurang dari rata-rata yaitu Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan (U8) dan Waktu Pelayanan (U3). Selain itu dari hasil analisis bivariat perlu diperhatikan juga karakteristik masyarakat yang mempengaruhi kepuasan yaitu cara membayar pelayanan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, upaya perlu difokuskan pada unsur IKM yang masih memperoleh nilai dibawah rerata tertimbang serta memperhatikan karakteristik masyarakat.
2021-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Buleleng III. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 220 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Oktober 2021. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 41 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2021-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Mengwi III. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 140 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada bulan Oktober 2021. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 40 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale). Hasil survei berdasarkan indeks kepuasan masyarakat menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap layanan di Puskesmas Mengwi III masuk dalam kategori “Baik”. Hal tersebut terlihat dari hasil pengukuran indeks kepuasan masyarakat yang terdiri dari 9 unsur kepuasan, yang mendapatkan hasil yaitu 86.26 dan masuk dalam kategori “Baik”. Sementara itu, hasil pengukuran kepuasan menggunakan rata-rata skor dengan 40 item kepuasan, mendapatkan hasil bahwa tingkat kepuasan responden berada pada rata-rata 3.42 (SD=0.44). Artinya dari rentang skor 1 (kategori sangat tidak puas) sampai skor 4 (kategori sangat puas), tingkat kepuasan responden tersebut masih berada di kategori “Puas”. Hal tersebut dipertegas oleh hasil pengukuran proporsi atau persentase terhadap 40 item pernyataan kepuasan, yang mana mengindikasikan bahwa pengunjung 100% memberikan respon “Puas dan Sangat Puas” terhadap item pernyataan (mengandung arah positif dengan rentang skor 3-4). Hal tersebut bermakna bahwa sebagian responden merasa puas terhadap layanan yang diberikan di Puskesmas Mengwi III. Namun tetap diperlukan usaha untuk mempertahankan kualitas layanan. Berdasarkan hasil pengukuran nilai IKM, kesembilan unsur sudah menunjukkan nilai yang baik. Namun perlu usaha untuk mempertahakan kualitas pelayanan dengan memperhatikan unsur- unsur yang memiliki nilai kurang dari rata-rata yaitu Sistem, Mekanisme, dan Prosedur (U2), Sarana Prasarana (U9), Biaya/Tarif (U4), dan Perilaku Pelaksana (U7). Selain itu dari hasil analisis bivariat perlu diperhatikan juga karakteristik pasien yang mempengaruhi kepuasan yaitu pekerjaan responden. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, upaya perlu difokuskan pada unsur IKM yang masih memperoleh nilai dibawah rerata tertimbang serta memperhatikan karakteristik pasien.
2021-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Busungbiu II. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 150 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Oktober 2021. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 41 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2021-08-05
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penerimaan Kampung KB dan partisipasi masyarakat di Kota Denpasar dalam kegiatan ketahanan keluarga di era COVID-19. Sedangkan tujuan spesifik dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik demografi masyarakat kampung KB, gambaran pengetahuan masyarakat tentang kampung KB di wilayahnya, gambaran penerimaan masyarakat terhadap desa yang dijadikan kampung KB, gambaran dampak COVID-19 di Kampung KB tersebut, dan gambaran partisipasi masyarakat dalam ketahanan keluarga selama pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan menggunakan survei online, yaitu dengan memanfaatkan aplikasi Google Formulir. Sasaran responden penelitian adalah masyarakat Kota Denpasar yang berusia ≥18 tahun, tinggal di 4 Desa Kampung KB di Kota Denpasar meliputi Desa Pemogan, Desa Sumerta Kaja, Desa Dauh Puri Kauh dan Desa Dauh Puri Kaja serta bersedia untuk menjadi responden penelitian sesuai informed consent. Responden dipilih secara consecutive sampling.
2021-08-04
Tujuan umum dari studi ini adalah untuk memberikan rekomendasi analitik dan implementatif dalam positioning layanan komunitas dalam program pengendalian HIV di Indonesia. Rekomendasi tersebut kemudian dapat dijadikan bahan advokasi kepada pemangku kebijakan terkait. Sedangkan tujuan khusus dari studi ini meliputi: (1) melakukan kajian literatur secara sistematis tentang jenis, status integrasinya dengan SKN, dan pembelajaran negara lain dari layanan komunitas dalam program pengendalian HIV; (2) analisis dokumen kebijakan terkait program pengendalian HIV dan layanan komunitas; dan (3) mengidentifikasi tingkat kepentingan dan dukungan layanan komunitas dalam SKN baik dari segi pengarusutamaan peran terhadap layanan kesehatan maupun keberlajutan pembiayaan. Studi ini dilakukan dengan menggunakan 2 metode, yaitu: (1) Kualitatif, berupa analisis naratif terhadap literatur berbahasa inggris yang ditemukan dan dipilih dari beberapa tahapan pencarian secara sistematis di PubMed dan Google Scholar serta dokumen kebijakan terkait program pengendalian HIV di Indonesia; (2) Kuantitatif, dengan survei Delphi 2 tahap untuk mengeksplorasi persepsi para pelaku di tingkat makro, meso, dan tingkat mikro.
2021-08-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Manggis I. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 170 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada bulan Agustus 2021. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 40 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale). Hasil survei berdasarkan indeks kepuasan masyarakat menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap layanan di Puskesmas Manggis I masuk dalam kategori “Baik”. Hal tersebut terlihat dari hasil pengukuran indeks kepuasan masyarakat yang terdiri dari 9 unsur kepuasan, yang mendapatkan hasil yaitu 86.17 dan masuk dalam kategori “Baik”. Sementara itu, hasil pengukuran kepuasan menggunakan rata-rata skor dengan 40 item kepuasan, mendapatkan hasil bahwa tingkat kepuasan responden berada pada rata-rata 3.45 (SD=0.32). Artinya dari rentang skor 1 (kategori sangat tidak puas) sampai skor 4 (kategori sangat puas), tingkat kepuasan responden tersebut masih berada di kategori “Puas”. Hal tersebut dipertegas oleh hasil pengukuran proporsi atau persentase terhadap 40 item pernyataan kepuasan, yang mana mengindikasikan bahwa sebagian besar pengunjung (>50%) memberikan respon “Puas dan Sangat Puas” terhadap item pernyataan (mengandung arah positif dengan rentang skor 3-4) dan hanya beberapa responden yang memberikan skor 1-2 (Respon Sangat Tidak Puas hingga Kurang Puas). Hal tersebut bermakna bahwa sebagian responden merasa puas terhadap layanan yang diberikan di Puskesmas Manggis I. Namun tetap diperlukan usaha untuk mempertahankan kualitas layanan. Berdasarkan hasil pengukuran nilai IKM, kesembilan unsur sudah menunjukkan nilai yang baik. Namun perlu usaha untuk mempertahakan kualitas pelayanan dengan memperhatikan unsur-unsur yang memiliki nikai kurang dari rata-rata yaitu Waktu Pelayanan (U3), Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan (U8) dan Sarana Prasarana (U9). Selain itu dari hasil analisis bivariat perlu diperhatikan juga karakteristik pasien yang mempengaruhi kepuasan yaitu kelompok umur, jenis pekerjaan, tingkat Poli/Jenis Layanan, dan penghasilan responden. Keempat faktor tersebut masuk sebagai faktor sosio-ekonomi. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, upaya perlu difokuskan pada unsur IKM yang masih memperoleh nilai dibawah rerata tertimbang serta memperhatikan karakteristik pasien.
2021-06-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Abiansemal I. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 170 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei pertama pada bulan Juni 2021. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 41 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2021-04-05
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur situasi awal dari indikator dampak dan hasil pelaksanaan Emo-Demo PMBA di 4.494 Posyandu di 5 Kabupaten/Kota di Jawa Timur yaitu Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Trenggalek dan Kota Surabaya di Jawa Timur. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui profil anak Balita, ibu/pengasuh dan keluarganya di wilayah pelaksanaan Emo-Demo di Provinsi Jawa Timur dan masing-masing Kabupaten/Kota, (2) Untuk mengetahui cakupan program-program posyandu di Provinsi Jawa Timur dan masing-masing Kabupaten/Kota, (3) Untuk menganalisis pengaruh intervensi Emo-Demo terhadap praktik PMBA ibu/pengasuh yang sesuai dengan tumbuh kembang Baduta usia 0-23 bulan di Provinsi Jawa Timur dan masing-masing Kabupaten/Kota, (4) Untuk menganalisis pengaruh intervensi Emo-Demo terhadap indikator PMBA (MDD, MF dan MAD) untuk Baduta usia 6-23 bulan di Provinsi Jawa Timur. Penelitian dilakukan dengan rancangan cross-sesctional pada survei baseline dan endline. Dalam pengumpulan informasi, studi menggunakan metode kuantitatif dalam pertanyaan kuisioner. Respon pre dan post yang dikumpulkan dari kuisioner dianalisa untuk mengevaluasi perilaku PMBA setelah diberikan intervensi Emo-Demo. Data dibagi menjadi data berpasangan dan tidak berpasangan yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian.
2021-02-05
Kajian ini merupakan kerjasama antara PPH Universitas Katolik Atma Jaya dan CPHI Universitas Udayana. Strategi metode campuran, survei kuantitatif, wawancara kualitatif, dan tinjauan pustaka, digunakan dalam penelitian ini untuk mengembangkan rekomendasi atau strategi untuk meningkatkan program pencegahan HIV dan status kesehatan mental populasi kunci selama epidemi COVID-19 melalui evaluasi program pencegahan termasuk penilaian dampak COVID‐19 terhadap perilaku berisiko HIV dan kondisi kesehatan jiwa di antara populasi kunci di Indonesia. Survei dan wawancara dilakukan secara online, karena platform ini adalah pendekatan paling aman yang diketahui dapat dilakukan selama epidemi COVID-19 di mana jarak sosial dan fisik dianjurkan.
2021-01-05
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memfasilitasi penyusunan kebijakan tertulis 10 LMKM, rencana strategis untuk mengkomunikasikan kebijakan tersebut dan strategi sosialisasi untuk menegakkan kebijakan 10 LMKM kepada semua staf fasilitas kesehatan baik untuk tenaga kesehatan maupun tenaga non-kesehatan. Tujuan berikutnya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik tenaga kesehatan dan non-kesehatan di fasilitas kesehatan dalam mempromosikan ASI eksklusif, serta untuk pengembangan monitoring dan evaluasi dengan menilai penerapan 10 LMKM pada dan pemantauan berkelanjutan terhadap KAP staf di fasilitas kesehatan. Program BENEFIT ini merupakan program lanjutan dari BFHI tahap satu yakni asesmen terhadap pelaksanaan 10 LMKM di lima wilayah yang sama. Dalam penelitian tersebut direkomendasikan untuk melakukan intervensi 10 LMKM khususnya langkah satu dan langkah dua untuk meningkatkan pelaksanaan 10 LMKM. Untuk dapat melihat dampak dari intervensi ini, tim CPHI menggunakan pendekatan penelitian Aksi Pembelajaran Partisipatif dan Penelitian Aksi (Participatory Action Learning and Action Research/PALAR). Pendekatan PALAR merupakan bagian dari metode penelitian aksi partisipatif yang bertujuan untuk mengeksplorasi pelaksanaan tindakan atau aksi dan untuk mengukur keberhasilan implementasi sebuah intervensi dengan melibatkan partisipan secara aktif melalui satu siklus perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang perubahan dan proses implementasi. Kegiatan intervensi dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap perencanaan awal (initial planning), tahap pelaksanaan inti (core implementation), dan tahap penilaian program (program assessment).
2020-11-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Busung Biu II. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 235 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Oktober 2020. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 41 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2020-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Sawan I. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 295 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Oktober 2020. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (Likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 41 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (Likert scale). Hasil survei berdasarkan indeks kepuasan masyarakat menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap layanan di Puskesmas Sawan I masuk dalam kategori sangat baik 99.14. Bagian atau poin yang nilainya rendah atau di bawah rata-rata tertimbang total adalah poin yang menjelaskan tentang Penanganan, Pengaduan, Saran dan Masukan (U8), Sarana dan Prasarana (U9), dan Biaya/Tarif (U4). Unsur yang memperoleh point tertinggi ada 3 unsur yaitu unsur Persyaratan (U1), Kompetensi Pelaksana (U6), dan Perilaku Pelaksana (U7). Sementara itu, hasil pengukuran kepuasan menggunakan rata-rata skor dengan 41 item kepuasan, mendapatkan hasil bahwa tingkat kepuasan responden berada pada rata-rata 9.89 (SD=0.20). Artinya dari rentang skor 1 (kategori sangat tidak puas) sampai skor 10 (kategori sangat puas), tingkat kepuasan responden tersebut masih berada di kategori “Sangat Puas”. Hal tersebut dipertegas oleh hasil pengukuran proporsi atau persentase terhadap 41 item pernyataan kepuasan, yang mana mengindikasikan bahwa persentase pengunjung yang memilih puas dan sangat puas terhadap item pernyataan kepuasan (mengandung arah positif dengan rentang skor 8-10), lebih besar daripada yang memilih ‘Sangat Tidak Puas”, “Tidak Puas” atau “Biasa Saja” (rentang skor 1-7). Hal tersebut bermakna bahwa sebagian besar masyarakat merasa sangat puas terhadap layanan yang diberikan di Puskesmas Sawan I, namun diperlukan usaha untuk mempertahankan kualitas layanan Secara garis besar, hasil survei ini mengindikasikan bahwa tingkat kepuasan masyarakat atau pengguna layanan di Puskesmas Sawan I dapat disimpulkan sudah baik. Diperlukan perhatian pada masa Pandemi COVID-19 jika terdapat perubahan waktu dan prosedur pelayanan sehingga masyarakat bisa memahami hal tersebut.
2020-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Seririt II. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 295 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Oktober 2020. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (Likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 41 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (Likert scale). Hasil survei berdasarkan indeks kepuasan masyarakat menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap layanan di Puskesmas Seririt II masuk dalam kategori baik 79.66. Bagian atau poin yang nilainya rendah atau di bawah rata-rata tertimbang total adalah poin yang menjelaskan tentang Penanganan, Pengaduan, Saran dan Masukan (U8), Produk Spesifikasi jenis pelayanan (U5), dan Biaya/Tarif (U4). Unsur yang memperoleh point tertinggi adalah unsur Perilaku Pelaksana (U7). Sementara itu, hasil pengukuran kepuasan menggunakan rata-rata skor dengan 41 item kepuasan, mendapatkan hasil bahwa tingkat kepuasan responden berada pada rata-rata 7.98 (SD=0.43). Artinya dari rentang skor 1 (kategori sangat tidak puas) sampai skor 10 (kategori sangat puas), tingkat kepuasan responden tersebut masih berada di kategori “Cukup Puas”. Hal tersebut dipertegas oleh hasil pengukuran proporsi atau persentase terhadap 41 item pernyataan kepuasan, yang mana mengindikasikan bahwa persentase pengunjung yang memilih puas dan sangat puas terhadap item pernyataan kepuasan (mengandung arah positif dengan rentang skor 8-10), lebih besar daripada yang memilih ‘Sangat Tidak Puas”, “Tidak Puas” atau “Biasa Saja” (rentang skor 1-7). Hal tersebut bermakna bahwa sebagian besar masyarakat merasa sangat puas terhadap layanan yang diberikan di Puskesmas Seririt II, namun diperlukan usaha untuk mempertahankan kualitas layanan Secara garis besar, hasil survei ini mengindikasikan bahwa tingkat kepuasan masyarakat atau pengguna layanan di Puskesmas Seririt II dapat disimpulkan sudah baik. Diperlukan perhatian pada masa Pandemi COVID-19 jika terdapat perubahan waktu dan prosedur pelayanan sehingga masyarakat bisa memahami hal tersebut.
2020-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Gerokgak I. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 302 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Oktober 2020. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 41 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2020-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Gerokgak II. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 270 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Oktober 2020. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 41 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (Likert scale).
2020-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Banjar I. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 302 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Oktober 2020. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 41 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2020-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Bebandem. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 171 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada bulan Oktober 2022. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items), dan dengan menggunakan rata-rata (mean) serta Standar Deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 40 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale)
2020-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Blahbatuh I. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 218 pasien di layanan dalam gedung pada bulan Oktober 2022. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items), dan dengan menggunakan rata-rata (mean) serta Standar Deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 52 item pernyataan untuk survei dalam gedung.
2020-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Buleleng I. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 261 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Oktober 2020. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 41 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2020-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Buleleng III. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 302 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Oktober 2020. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 41 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2020-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Busungbiu I. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 270 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Oktober 2020. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 41 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2019-12-05
Adapun tujuan umum dari kegiatan ini adalah melakukan penguatan intervensi suplementasi gizi dan pendampingan program pencegahan dan penanggulangan stunting di Kabupaten Gianyar Provinsi Bali. Secara khusus, tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut: (1) Melakukan revitalisasi posyandu di 10 desa lokus stunting di Kabupaten Gianyar (penguatan fungsi posyandu dan pelatihan kader); (2) Mengidentifikasi daftar keluarga sasaran yang termasuk dalam 1000 HPK (Ibu hamil, ibu menyusui, bayi 0-6 bulan, 6-12 bulan dan anak 12-24 bulan) di setiap posyandu; (3) Melakukan asesmen terhadap pola asuh gizi yang diterapkan oleh ibu baduta dan keluarga, hygiene sanitasi lingkungan serta ketersediaan air bersih dan air layak minum; (4) Meningkatkan status gizi dan asupan dengan pemberian paket pertolongan gizi (alat timbang, KMS, buku KIA, leaflet, kapsul vit. A, TTD, PMT, obat cacing, oralit, zink) di setiap posyandu; (5) Mengajukan usulan intervensi kepada OPD terkait dan besaran intervensi gizi sensitif dan spesifik dari berbagai sumber pembiayaan; dan melakukan monitoring implementasi intervensi yang telah ditetapkan; (6) Mendorong terbentuknya Pokja penurunan stunting lintas sektor di tingkat kecamatan dan ketersediaan alat dan mekanisme monitoring penurunan stunting di desa sasaran; (7) Mendorong terbentuknya satgas penurunan stunting di tingkat Kabupaten dan memantau pelaksanaan kegiatan pokja penurunan stunting di tingkat Kecamatan; dan (8) Mendorong terbentuknya komitmen Perguruan tinggi melalui pendampingan dan kerjasama dengan Bupati dalam upaya penurunan stunting di Kabupaten Gianyar. Secara garis besar empat kegiatan dilakukan dengan tingkat sasaran yang berbeda, yaitu tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan perguruan tinggi. Khusus untuk kegiatan asesmen lapangan (yang bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan pola asuh gizi (pengetahuan, sikap, dan praktik pemberian makan pada baduta) oleh ibu dan keluarga) digunakan pendekatan kuantitatif yang mengambil model framework dari WHO yang menggambarkan penyebab, konteks, dan dampak dari stunting. Selain pendekatan secara kuantitatif, juga digunakan pendekatan secara kualitatif melalui wawancara mendalam dengan pihak terkait yang berperan dalam konvergensi penurunan stunting di Kabupaten Gianyar untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh sumber daya yang ada dan dapat dimaksimalkan untuk pelaksanaan program penanggulangan dan pencegahan stunting.
2019-11-25
Mempertimbangkan rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Program KBS tahun 2018 serta mengidentifikasi potensi penerapan teknologi terkini guna peningkatan kualitas pelayanan Program KBS, maka kegiatan kajian ini bertujuan untuk: (1) Mengkaji Kesiapan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Badung untuk menerapkan Electronic Personal Health Record (E-PHR); (2) Mengkaji Kesiapan Infrastruktur Teknologi Informasi di Kabupaten Badung untuk menerapkan Electronic Personal Health Record (E-PHR); (3) Menyusun Model Electronic Personal Health Record (E-PHR) yang sesuai dengan kebutuhan Pelayanan Kesehatan; (4) Dan mengkaji Kebutuhan Biaya Minimal Pengembangan Electronic Personal Health Record (E-PHR) sesuai dengan Model yang dirumuskan. Kajian penerapan E-PHR dirancang sebagai studi kuantitatif dan kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan kelompok beneficiary seperti pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, fasilitas kesehatan, dokter pemberi layanan, serta masyarakat sebagai populasi target. Data yang dikumpulkan meliputi dokumen pendukung penerapan sistem E-PHR, dokumen ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sistem E-PHR, dokumen ketersediaan sumber daya manusia pendukung penerapan sistem E-PHR, dan data primer hasil wawancara berupa data kuantitatif dan kualitatif di fasilitas kesehatan serta kelompok masyarakat.
2019-11-04
Eksplorasi feasibilitas pengadaan ambulans laut dari perspektif stakeholders dan masyarakat di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung dengan tujuan khusus untuk menganalisa kelayakan produk ambulans laut di Kecamatan Nusa Penida,Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, menganalisa kelayakan pengguna (market) dari ambulans laut di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, menganalisa kelayakan pembiayaan ambulans laut di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, dan menganalisa kelayakan organisasi penyelenggara (readiness stake holder dan SDM) untuk pengadaan ambulans laut di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Kajian pengadaan ambulans laut dirancang sebagai studi kuantitatif dan kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan kelompok beneficiary seperti pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, fasilitas kesehatan, dokter pemberi layanan, serta masyarakat sebagai populasi target. Data yang dikumpulkan meliputi dokumen pendukung penerapan ambulans laut, dokumen ketersediaan sarana dan prasarana pendukung ambulans laut. dokumen ketersediaan sumber daya manusia pendukung penerapan sistem ambulans laut, dan data primer hasil wawancara kepada kelompok kunci berupa data kualitatif dan data kuantitaif yang dikumpulkan melalui kuesioner yang diberikan kepada masyarakat sebagai data pendukung.
2019-11-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas di wilayah kerja Kota Denpasar. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 2468 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan November-November 2019. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan tabel Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 46 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2019-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Banjar I. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 180 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Oktober-Nopember 2019. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 32 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2019-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Buleleng I. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 180 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Oktober-November 2019. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 32 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2019-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Busungbiu I Survei cross-sectional ini dilakukan pada 180 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Oktober-November 2019. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 32 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2019-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Gerokgak I. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 180 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Oktober-November 2019. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 32 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2019-08-04
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi notifikasi pasangan di kota-kota percontohan di Indonesia. Adapun tujuan spesifik dari penelitian ini adalah (1) Untuk menggambarkan implementasi notifikasi pasangan di kota-kota percontohan di Indonesia, (2) Untuk mengidentifikasi hambatan, risiko, manfaat, dan pelajaran yang didapat dari implementasi notifikasi pasangan di kota-kota percontohan di Indonesia, (3) Untuk memberi rekomendasi mengenai best practice implementasi notifikasi pasangan di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian formatif metode campuran (mixed method) dengan komponen tinjauan pustaka, studi kualitatif, dan studi kuantitatif. Tinjauan pustaka dilakukan secara non-sistematik untuk mengidentifikasi praktik baik implementasi notifikasi pasangan dari negara-negara lain. Studi kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terpumpun yang melibatkan informan dari perwakilan tenaga kesehatan, orang dengan HIV/AIDS (ODHA), masyarakat umum, dan dinas kesehatan kota-kota percontohan dengan analisa tematik. Studi kuantitatif dilakukan dengan menganalisa data sekunder mengenai identifikasi kasus HIV dari notifikasi pasangan di kota-kota percontohan. Hasil dari ketiga komponen tersebut kemudian disintesis dan disusun menjadi rekomendasi kebijakan.
2019-08-04
Proyek ini mengembangkan intervensi pendidikan kesehatan yang tepat secara budaya (buku cerita dengan bahasa dan karakter lokal Bali) untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait nutrisi, higienitas, dan sanitasi di kalangan siswa sekolah kelas 4, 5, dan 6 di sebuah komunitas pedesaan di Kabupaten Karangasem. Kami juga mengevaluasi intervensi yang sesuai (secara budaya yang sudah dikembangkan) untuk melihat apakah dapat meningkatkan perbaikan pada area yang diidentifikasi. Tujuan kedua: tingkat dan intensitas infeksi parasit cacing kami nilai melalui pengumpulan feses sample dan dianalisis pada laboraturium. metode penelitian yang digunakan adalah pre-post test design dengan membandingkan pengetahuan sikap dan perilaku sebelum mendapatkan intervensi berupa 2 buah buku cerita anak dengan bahasa dan karakter lokal bali.
2019-08-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Buleleng III. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 201 pasien atau pengguna jasa pelayanan pada periode survei Bulan Agustus 2019. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan table Krejcie dan Morgan sesuai dengan aturan Permenpan RB No 14 tahun 2017. Responden dipilih secara consecutive sampling dan di masing-masing puskesmas. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 43 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale).
2019-06-04
Penelitian ini terdiri dari ini penelitian formatif dan pengembangan panduan GEDSI WASH melalui proses co-design dengan pemerintah daerah. Kegiatan action research ini meliputi 2 lokasi case study di Indonesia yaitu kawasan wisata Mandalika dan Labuan bajo dan 2 lokasi wisata di Fiji. Selain laporan hasil penelitian, output dari penelitian ini adalah buku panduan yang juga dapat digunakan oleh pelaku wisata di Indonesia serta beberapa kegiatan lokakarya untuk pemerintah serta pelaku usaha pariwisata. Penguatan kapasitas bagi pelaku wisata penting dilakukan agar dapat mendukung upaya penyebarluasan implementasi layanan WASH yang inklusif tidak hanya bagi pengunjung, tetapi juga bagi pekerja wisata dan masyarkat sekitar. Diharapkan implementasi pendekatan ini dapat berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan bagi sektor pariwisata dan bagi masyarakat lokal, khususnya pasca‐COVID‐19. Saksikan juga kunjungan lapangan virtual proyek ini pada tautan berikut https://www.watercentre.org/blog/shaping-the-new-normal/
2019-03-04
Studi SeKSI (Survei Kesehatan Seksual Indonesia) adalah survei perilaku yang berfokus pada LSL dan waria yang tinggal di Bali, Indonesia. Tujuan studi ini adalah (1) Untuk menggambarkan pemanfaatan teknologi informasi di kalangan LSL yang tinggal di Provinsi Bali untuk komunikasi dengan komunitas LSL, mencari pasangan serta mencari informasi HIV dan AIDS, (2) Untuk mengidentifikasi perilaku berisiko terhadap penularan HIV dan IMS di kalangan LSL yang tinggal di Provinsi Bali, dan (3) Untuk menggambarkan karakteristik sub kelompok LSL yang tinggal di Provinsi Bali terkait identitas, preferensi seksual, keterikatan dengan komunitas LSL atau lokasi tertentu. Studi ini dimulai pada tahun 2018 sebagai proyek bersama Kirby Institute di UNSW Sydney dan Center for Public Health Innovation di Universitas Udayana, Bali. Studi ini didukung oleh lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat serta klinik di Bali. Studi SeKSI adalah survei cross-sectional anonim di mana responden direkrut secara online atau melalui pendidik sebaya HIV dari beberapa lembaga swadaya masyarakat atau organisasi masyarakat dan klinik.
2019-02-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 2.803 pasien atau pengguna jasa pelayanan.Responden pada survey ini dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 28 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale). Hasil survei berdasarkan standar indeks kepuasan masyarakat Permenpan RB No 14 Tahun 2017 menunjukkan bahwa secara umum, kinerja Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar masuk dalam kategori baik yaitu 3.2315 (skala 1 sampai 4). Sedangkan jika dalam skala 1 sampai 100, nilai ini setara dengan 80.79. Bagian atau poin yang nilainya rendah atau di bawah rata-rata tertimbang total adalah poin yang menjelaskan tentang sarana dan prasarana. Terdapat terdapat 8 Puskesmas yang memiliki indeks kepuasan masyarakat baik, 1 Puskesmas memiliki indeks kepuasan Sangat Baik, dan 4 Puskesmas memiliki indeks Kurang Baik. Analisis berdasarkan proporsi terhadap item pernyataan kepuasan diperoleh bahwa layanan di Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar memiliki proporsi puas dan sangat puas lebih besar daripada yang tidak puas dan sangat tidak puas, terkecuali pada unsur sarana dan prasarana. Item terkait instansi memberikan umpan balik terhadap keluhan, saran, dan masukan yang memperoleh penilaian tidak puas hingga mencapai 6.6%. Akan tetapi, secara garis besar dapat dikatakan bahwa masyarakat atau pengguna jasa pelayanan merasa puas akan pelayanan yang diberikan, walaupun di masing-masing item pernyataan kepuasan masih terdapat proporsi yang tidak puas maupun sangat tidak puas. Analisis berdasarkan skor rata-rata, menunjukkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat pada layanan di seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Gianyar adalah 3.23 (SD=0.47). Hal tersebut memperlihatkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat dapat dikatakan masuk dalam kategori Puas (rentang skor 1 sampai 4). Walaupun demikian masih terdapat poin atau item pernyataan kepuasan yang memiliki skor di bawah skor rata-rata yaitu sampai 37.5%. Secara garis besar, hasil survei ini mengindikasikan bahwa kinerja unit pelayanan di puskesmas yang ada di Kabupaten Gianyar dapat disimpulkan Kurang Baik berdasarkan standar Permenpan RB No 14 Tahun 2017. Meskipun demikian, perhitungan proporsi dan rata-rata menunjukkan masyarakat termasuk Puas terhadap pelayanan yang diberikan. Semua hasil analisis mengarah pada hal yang sama yaitu ketidakpuasan pasien cenderung lebih besar pada aspek sarana dan prasarana. Hasil yang berbeda dari survei tahun 2018 adalah terdapat ketidakpuasan pasien terkait item instansi memberikan umpan balik terhadap keluhan, saran, dan masukan. Item ini memperoleh respon tidak puas mencapai 6.6% dan sangat tidak puas mencapai 0.7%. Berdasarkan hal tersebut, upaya perbaikan dapat dilakukan oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan melalui penyediaan mekanisme penanganan umpan balik terhadap keluhan, saran, dan masukan oleh pasien. Hal ini dapat dilakukan agar kepuasan pasien dapat meningkat sehingga kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas dapat ditingkatkan.
2019-01-01
Survei ini difokuskan untuk mengukur tingkat kepuasan para peserta didik kedokteran terhadap situasi pendidikan yang diselenggarakan di RSUP Sanglah. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengukur tingkat kepuasan dokter residen terhadap situasi pendidikan yang diselenggarakan di RSUP Sanglah. (2) Mengukur tingkat kepuasan dokter muda/Koass terhadap situasi pendidikan yang diselenggarakan di RSUP Sanglah. (3) Mengidentifikasi faktor-faktor sosiodemografi terkait dengan tingkat kepuasan peserta didik kedokteran terhadap situasi pendidikan yang diselenggarakan di RSUP Sanglah.
2018-12-05
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menggali penerimaan supplemen makanan biopeptida PURULA pada kelompok remaja, terutama remaja putri dengan tujuan khusus yaitu mengevaluasi penerimaan sesaat remaja di Denpasar, Bali terhadap produk biopeptide PURULA, mengevaluasi retensi penggunaan biopeptida PURULA oleh remaja di Pandeglang, Banten, mengetahui praktik konsumsi biopeptide PURULA oleh remaja, mengidentifikasi berbagai faktor – faktor yang berhubungan dengan penerimaan biopeptida PURULA, serta mengetahui pengetahuan responden mengenai penyakit anemia pada remaja. Dalam studi ini diterapkan parallel mixed-methods design, dimana data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan secara bersamaan untuk konfirmasi, validasi silang dan saling melengkapi dalam mengevalusi penerimaan dan praktek konsumsi suplemen biopeptida PURULA pada remaja putri di daerah intervensi yaitu di Panimbang, Pandeglang, Banten. Selain itu, sebagai pembanding penerimaan produk secara sewaktu dilakukan pengambilan data yang serupa di daerah non intervensi dengan karakter sosio-budaya yang berbeda di Denpasar, Bali.
2018-10-01
Survei ini bertujuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar. Survei cross-sectional ini dilakukan pada 2.621 pasien atau pengguna jasa pelayanan. Responden pada survey ini dipilih secara consecutive sampling. Hasil analisis kepuasan pasien disajikan dalam tiga bentuk penyajian, yaitu menggunakan penghitungan nilai indeks kepuasan masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, ukuran frekuensi untuk melihat proporsi respon responden terhadap masing-masing item pernyataan (likert-type items) dan dengan menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari skor keseluruhan (aggregate) dari 28 item pernyataan untuk mencerminkan skor tingkat kepuasan pasien (likert scale). Hasil survei berdasarkan standar indeks kepuasan masyarakat Permenpan RB No 14 Tahun 2017 menunjukkan bahwa secara umum, kinerja Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar masuk dalam kategori baik yaitu 3.2055 (skala 1 sampai 4). Sedangkan jika dalam skala 1 sampai 100, nilai ini setara dengan 80.14. Bagian atau poin yang nilainya rendah atau di bawah rata-rata tertimbang total adalah poin yang menjelaskan tentang sarana dan prasarana. Terdapat 5 puskesmas yang memiliki predikat Baik, bahkan terdapat 1 puskesmas memiliki predikat Sangat Baik. Meskipun demikian, 7 puskesmas yang masih memperoleh predikat Kurang Baik sebenarnya nilainya hampir mendekati predikat Baik. Analisis berdasarkan proporsi terhadap item pernyataan kepuasan diperoleh bahwa layanan di Puskesmas Se-Kabupaten Gianyar memiliki proporsi puas dan sangat puas lebih besar daripada yang tidak puas dan sangat tidak puas, terkecuali pada unsur sarana dan prasarana yang memperoleh penilaian tidak puas hingga mencapai 22.7%. Akan tetapi, secara garis besar dapat dikatakan bahwa masyarakat atau pengguna jasa pelayanan merasa puas akan pelayanan yang diberikan, walaupun di masing-masing item pernyataan kepuasan masih terdapat proporsi yang tidak puas maupun sangat tidak puas. Analisis berdasarkan skor rata-rata, menunjukkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat pada layanan di seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Gianyar adalah 3.14 (SD=0.47). Hal tersebut memperlihatkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat dapat dikatakan masuk dalam kategori Puas (rentang skor 1 sampai 4). Walaupun demikian masih terdapat poin atau item pernyataan kepuasan yang memiliki skor di bawah skor rata-rata yaitu sampai 60.5%. Secara garis besar, hasil survei ini mengindikasikan bahwa kinerja unit pelayanan di puskesmas yang ada di Kabupaten Gianyar dapat disimpulkan Kurang Baik berdasarkan standar Permenpan RB No 14 Tahun 2017. Meskipun demikian, perhitungan proporsi dan rata-rata menunjukkan masyarakat termasuk Puas terhadap pelayanan yang diberikan. Semua hasil analisis mengarah pada hal yang sama yaitu ketidakpuasan pasien cenderung lebih besar pada aspek sarana dan prasarana. Berdasarkan hal itu, setiap puskesmas harus mulai memikirkan solusi dalam penyediaan sarana parkir yang aman dan cukup. Setiap puskesmas bisa melakukan kerjasama dengan pihak desa atau banjar sekitar puskesmas terkait penyediaan lahan parkir. Menempatkan petugas parkir untuk mengatur serta menjaga parkir juga dapat dilakukan agar keadaan tertib dan aman. Dalam hal ini, peran Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar sangat penting dalam memfasilitasi masing-masing puskesmas untuk memperbaiki aspek-aspek pelayanan yang kurang.
2018-03-31
Kuatnya pengaruh media masa dalam membentuk pilihan makanan dan pola makan remaja ini ditengarai didorong juga oleh tingginya penggunaan internet dan media sosial. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di Indonesia, pertumbuhan pengguna internet dan terutama media sosial di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup berarti. Internet memfasilitasi semakin derasnya tekanan iklan komersil, berita keliru dan tekanan kelompok (peer pressure) melalui media sosial. Media sosial sering digunakan remaja terutama putri untuk berbagi makanan yang dimakan, tempat makan termasuk kegiatan yang dilakukan saat menyantap makanan. Diperlukan laporan yang menyajikan bagaimana permasalahan pola makan remaja putri di Indonesia termasuk bagaimana peran tekanan kelompok dan akses internet serta media sosial dalam pola makan tersebut. Buku putih ini dimaksudkan untuk menjawab kebutuhan tersebut.
2018-03-04
Waktu Penelitian Maret-April 2018 Lokasi Penelitian Provinsi Bali Ringkasan Studi SeKSI (Survei Kesehatan Seksual Indonesia) adalah survei perilaku yang berfokus pada LSL dan waria yang tinggal di Bali, Indonesia. Tujuan studi ini adalah (1) Untuk menggambarkan pemanfaatan teknologi informasi di kalangan LSL yang tinggal di Provinsi Bali untuk komunikasi dengan komunitas LSL, mencari pasangan serta mencari informasi HIV dan AIDS, (2) Untuk mengidentifikasi perilaku berisiko terhadap penularan HIV dan IMS di kalangan LSL yang tinggal di Provinsi Bali, dan (3) Untuk menggambarkan karakteristik sub kelompok LSL yang tinggal di Provinsi Bali terkait identitas, preferensi seksual, keterikatan dengan komunitas LSL atau lokasi tertentu. Studi ini dimulai pada tahun 2018 sebagai proyek bersama Kirby Institute di UNSW Sydney dan Center for Public Health Innovation di Universitas Udayana, Bali. Studi ini didukung oleh lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat serta klinik di Bali. Studi SeKSI adalah survei cross-sectional anonim di mana responden direkrut secara online atau melalui pendidik sebaya HIV dari beberapa lembaga swadaya masyarakat atau organisasi masyarakat dan klinik. Rekan Kerja Kirby Institute of University of New South Wales Sumber Pendanaan Kirby Institute of University of New South Wales Download DOWNLOAD EXTERNAL
2018-01-04
Dilakukan kajian awal terhadap penyelenggaraan KBS. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi pembelajaran (lesson learned) yang dapat digunakan untuk perbaikan program KBS ke depannya. Kajian evaluasi KBS dirancang sebagai studi kuantitatif dan kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan kelompok beneficiary dalam hal ini Dinas Kesehatan Badung, fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat Badung sebagai populasi target.
2018-01-01
Melalui program Baduta 2.0 sebagai bentuk kerjasama GAIN dan Kemenkes 2017-2020, meningkatkan praktik pemberian ASI merupakan salah satu fokus kegiatan dalam upaya perbaikan gizi 1000 HPK dalam mencegah terjadinya stunting. Program Baduta 2.0 dilaksanakan di lima kabupaten/kotadi Provinsi Jawa Timur, yaitu Bondowoso, Jember, Probolinggo, Trenggalek, dan Surabaya. Sejalan dengan hal tersebut, maka penting untuk mendokumentasikan bagaimana aksi integrasi penurunan stunting di daerah serta melakukan asesmen kebijakan 10 LMKM di sarana fasilitas kesehatan sebagai salah satu isu strategis dalam upaya penurunan stunting. Hasil asesmen akan menjadi dasar dalam perencanaan berbasis bukti (PBB). Asesmen ini secara umum bertujuan untuk menilai pelaksanaan kebijakan dan program 10 LMKM di lima kabupaten/kota sebagai salah satu upaya penurunan stunting. Dalam pelaksanaan asesmen ini digunakan tiga metode yaitu desk review, asesmen lapangan, dan dilanjutkan dengan penyusunan program berbasis bukti. Total sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 533 orang yang terdiri dari sampel untuk penelitian kuantitatif sebanyak 372 orang yang terdiri dari 242 pimpinan fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, bidan praktik mandiri dan klinik) dan 130 ibu nifas sebagai data validasi. Jumlah sampel untuk penelitian kualitatif sebanyak 161 orang yang terbagi menjadi empat level yaitu level individu, kelompok, komunitas dan kebijakan sebagai triangulasi data.
2018-01-01
Program GenRe BKKBN di sekolah-sekolah ditujukan agar dapat menjadi forum diskusi bagi remaja untuk mengatasi berbagai masalah seksual remaja. Pihak sekolah menerima dengan baik keberadaan dari PIK Remaja di sekolah sebagai tempat informasi kesehatan reproduksi remaja, karena merasa bahwa remaja saat ini rentan untuk masuk dalam masalah pergaulan bebas dan narkoba. Implementasi PIK R disekolah juga sangat terbantu keberhasilannya bila guru dan sekolahnya mendukung baik dalam kebijakan dan juga sarana prasana. Hal ini tampak pada SMA 2 Semarapura, dimana sekolah membuat kebijakan morning speak untuk mengasah kemampuan siswa dalam public speaking. Dukungan kebijakan lainnya berupa pembuatan Surat Keputusan (SK) bagi para konselor sebaya, dan ijin dari sekolah saat ada kegiatan pengimbasan ke sekolah lain atau sekaa teruna teruni. Dari sisi sarana prasarana, sekolah SMA 2 Semarapura juga menyediakan ruang konseling khusus untuk pra konselor menjalankan tugasnya. Peran factor reinforcing lainnya adalah program kesehatan reproduksi remaja yang serupa dengan PIK- Remaja, yaitu KSPAN. Jika dibandingkan dengan program KSPAN maka program PIK-Remaja dianggap masih kurang aktif di publik sehingga sedikit yang memanfaatkan konselor sebaya. Namun walaupun begitu, dua program ini dapat saling menguatkan di SMA 2 Semarapura karena beberapa siswa yang ikut ektra KSPAN juga ikut dalam PIK Remaja. Sedikit berbeda bila melihat implementasi di SMP 6 Denpasar, program PIK-R masih tergolong baru dan masih belum jelas pelaksanaannya bahkan tidak diketahui oleh siswa/I sekolah setempat, sarana prasarana pendukung juga belum ada dan belum media edukasi belum dimanfaatkan dengan baik. Dari kondisi ini tampak bahwa dukungan kebijakan sekolah dan juga guru Pembina memegang peranan penting untuk implementasinya dilapangan. Fokus PIK Remaja yang menonjolkan pemberdayaan siswa itu sediri, tetap memerlukan peran fasilitator yang baik, dalam hal ini Pembina dan kebijakan sekolah agar pelaksanaannya dapat berjalan lancar. Sebagai rekomendasi selanjutnya, sosialisasi tentang PIK Remaja perlu diberikan juga kepada guru-guru termasuk pembinanya. Upaya advokasi perlu diimplementasikan juga disekolah, tidak berhenti pada buku pedoman saja, yang bertujuan untuk menggalang dukungan pihak sekolah. Sebuah pemberdayaan (dari, oleh dan untuk) siswa dalam PIK remaja sangat tergantung keberhasilannya bila didukung oleh proses advokasi dan juga bina suasana.
2018-01-01
Program Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di Provinsi Bali bertujuan untuk membekali remaja dengan informasi yang akurat dan relevan mengenai kesehatan reproduksi, perencanaan masa depan, serta pencegahan risiko sosial. Penyusunan modul ini dirancang sebagai panduan komprehensif bagi fasilitator dan anggota PIK-R dalam memberikan edukasi yang interaktif dan berbasis kebutuhan remaja. Dengan modul ini, diharapkan PIK-R dapat menjadi wadah yang efektif dalam mendukung remaja untuk mengambil keputusan yang lebih sehat dan bertanggung jawab dalam kehidupannya.
2018-01-01
Pada Mei 2012, BKKBN melakukan pengembangan terhadap program GenRe yaitu dengan meluncurkan program GenRe di sekolah-sekolah agar dapat menjadi forum diskusi bagi remaja untuk mengatasi berbagai masalah seksual remaja. Jika dibandingkan dengan program KSPAN maka program PIK-Remaja dianggap tidak terlalu aktif di publik dan hanya sedikit yang memanfaatkan konselor sebaya. Hal tersebut terjadi juga di Kota Denpasar dan dapat memberi gambaran bahwa masih kurangnya minat dan perhatian siswa pada program PIK-Remaja di sekolah. Laporan ini disusun sebagai hasil evaluasi bagi program PIK-Remaja yang telah terlaksana sehingga mampu menghasilkan rekomendasi strategi metode yang sesuai untuk remaja terkait program PIK-Remaja di sekolah. Hal yang dapat disoroti pada kegiatan evaluasi ini yaitu beberapa hal terkait pelaksanaan PIK-R di sekolah khususnya pada sekolah tempat penelitian yaitu di SMPN 6 Denpasar dan SMAN 2 Semarapura. Kedua sekolah ini diketahui memiliki latar belakang kegiatan PIK-R yang berbeda, dimana pada SMPN 6 Denpasar, program PIK-R masih tergolong baru dan masih belum jelas pelaksanaannya bahkan tidak diketahui oleh siswa/I sekolah setempat. Namun pada SMAN 2 Semarapura, sebagai sekolah yang tergolong aktif kegiatan PIK-R nya, tetap saja merasa kurang mendapat dukungan khususnya dari BKKBN baik daerah maupun pusat dalam hal pemberian materi, dukungan media yang dapat dijadikan sebagai bahan sosialisasi, hingga tidak pernah difasilitasi perkumpulan antara konselor sebaya yang justru dinilai perlu diadakan oleh anggota PIK-Remaja sebagai ajang sharing ilmu dan memperluas pergaulan. Lebih lanjut lagi sesungguhnya keberadaan dan peranan PIK-Remaja di lingkungan remaja sangat penting artinya dalam membantu remaja untuk mendapatkan informasi dan pelayanan konseling yang cukup dan benar tentang PIK-Remaja maupun mengenai kesehatan reproduksi pada umumnya. Hanya saja pada setting penelitian ini, diketahui bahwa akses dan kualitas pengelolaan dan pelayanan PIK-Remaja masih relatif rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan pengembangan dan pengelolaan PIK-Remaja dalam rangka meningkatkan akses dan kualitas tersebut. Untuk peningkatan pengembangan, pengelolaan dan pelayanan PIK-Remaja, langkah awal yang diperlukan yaitu dibuatkannya buku panduan yang dapat digunakan oleh semua pihak yang terkait dengan pengelolaan, pengembangan dan pelayanan PIK-Remaja. Sebagai rekomendasi selanjutnya untuk lebih menggaungkan program PIK-Remaja di sekolah yaitu dengan merubah pola pikir PIK-Remaja yang beda dari hal yang biasa dan menyasar sesuai kebiasaan remaja seperti melakukan KIE konkrit melalui media social dengan mengadopsi teori doktrin bahwa sesuatu yang selalu diulang-ulang untuk disebarkan (eg. Ekstrak kulit manggis) akan menjadi hal yang mudah untuk diingat dan kemudian dipercayai. Selain itu langkah sosialisasi mengenai program PIK-Remaja ke seluruh sekolah secara serempak dapat lebih digencarkan melalui media massa maupun media luar ruang seperti pada website, billboard, spanduk, maupun flyer. Zaman tingginya penggunaan internet pada remaja seperti saat ini juga dapat dijadikan peluang untuk dapat lebih menggencarkan kegiatan PIK-Remaja hingga keluar negeri sehingga dapat dijadikan model percontohan dalam pencegahan masalah Triad KRR baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Selain itu, kegiatan kemitraan dengan guru Pembina di sekolah dengan mengadakan pelatihan untuk guru hingga memotivasi para mitra lainnya seperti karang taruna, remaja di sekitar lingkungan komunitas, tokoh agama/masyarakat bahwa masalah remaja adalah masalah bersama dengan program GenRe adalah solusi dengan mengenalkan PIK-Remaja yang ada di lingkungan luar yang akan mendukung keajegan program PIK-Remaja.
2018-01-01
Mengingat pentingnya peranan peraturan perundang-undangan dalam menciptakan kepastian hukum bagi pemerintah daerah dan masyarakat, maka dalam penyusunannya bukan merupakan hal yang dapat begitu saja dilakukan tanpa ada kajian ilmiah terlebih dahulu. Kajian tersebut harus dapat mencakup berbagai perspektif terkait antara lain; perumusan masalah, kebutuhan masyarakat akan peraturan perundang-undangan, faktor-faktor penentu yang berpengaruh seperti kapasitas dan kapabilitas pemerintah dalam menyusun maupun menerapkan peraturan perundang-undangan, kapasitas dan kapabilitas masyarakat yang akan terkena pengaturan perundang-undangan, dan faktor-faktor lainnya. Dari pemikiran inilah dianggap perlu untuk menyusun suatu Naskah Akademik sebagai tahap pendahuluan dalam proses penyusunan suatu peraturan perundang-undangan. Adapun tujuan penyusunan naskah akademik Rancangan Peraturan Daerah Tentang Sistem Kesehatan Daerah Provinsi Bali ini antara lain: (1) Mengkaji dan meneliti secara akademik pokok-pokok materi yang ada dan harus ada dalam Rancangan Peraturan Daerah Tentang SKD Provinsi Bali; (2) Mengkaji keterkaitan pokok-pokok pikiran tersebut dengan peraturan perundang-undangan lainnya, sehingga jelas kedudukan dan ketentuan yang diaturnya. Sasaran yang hendak dicapai dalam penyusunan naskah akademik ini adalah tersusunnya Rancangan Peraturan Daerah Tentang SKD di Bali. Kesimpulan dari naskah akademik ini yaitu menghadapi berbagai masalah kesehatan masyarakat dan masalah pemberian pelayanan kesehatan yang memiliki jangkauan dan kualitas yang baik serta sesuai dengan potensi, nilai dan budaya lokal, maka diperlukan tatanan dan pengelolaan sistem pelayanan kesehatan yang terpadu dan menyeluruh. Agar tatanan dan pengelolaan sistem pelayanan kesehatan di Bali menjadi lebih terarah maka diperlukan panduan dan pedoman terhadap bagaimana sebaiknya pelayanan kesehatan disusun dan diselenggarakan. Lebih lanjut, agar memiliki kekuatan hukum yang cukup, diperlukan penyusunan rancangan peraturan daerah tentang sistem kesehatan Provinsi Bali. Peraturan daerah dipilih karena memiliki kedudukan paling tinggi dalam kelompok peraturan di tingkat daerah baik kabupaten/kota maupun provinsi. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan dan kesimpulan di atas, kegiatan penyusunan naskah akademik dapat dilanjutkan ke kegiatan berikutnya yaitu penyusunan draft ranperda sistem kesehatan daerah untuk kemudian dilakukan uji publik dan proses politik untuk menetapkannya menjadi perda.
2017-06-05
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui seberapa efektif kampanye (offline dan online) yang berisi pesan mengenai nutrisi bagi remaja (di perkotaan dan belum menikah) usia 16-19 tahun di Indonesia dengan tujuan khusus untuk mengevaluasi bagaimana kampanye ini dirancang untuk mengkomunikasikan pesan #ThePrettyandPicky's agar dapat disukai dan diikuti, bagaimana kemudian agar pesan-pesan yang dirancag untuk kampanye dapat berhasil mencapai target dan kemudian dapat memengaruhi kesadaran, sikap dan perilaku sasaran untuk mempraktikkan nutrisi yang seimbang dan untuk mengetahui elemen apa yang berubah dari kesadaran, sikap maupun perilaku terkait makanan selingan dan makanan utama yang sehat. Penelitian ini menggunakan 2 metode mixed method dengan melakukan wawancara dan FGD kepada remaja yang mendapatkan kampanye maupun pelaksana kampanye di sosial media dan juga pihak sekolah sedangkan untuk data kuantitatif dilakukan dengan mengukur capaian kampanye menggunakan beberapa indikator KPI lainnya.
2017-01-01
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menyediakan sebuah portal untuk memfasilitasi proses pelaksanaan penyusunan perencanaan program dan anggaran berbasis Teknologi Informasi di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
2017-01-01
Proyek ini merupakan studi percontohan yang bertujuan untuk mengevaluasi dan membandingkan pengalaman pengguna kursi roda dalam berbagai aspek, termasuk kenyamanan, mobilitas, dan dampak terhadap kualitas hidup. Dilaksanakan oleh United Cerebral Palsy Wheels for Humanity, penelitian ini menggali wawasan langsung dari pengguna untuk memahami kebutuhan mereka secara lebih mendalam. Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi perbaikan desain, distribusi, dan kebijakan terkait kursi roda, sehingga meningkatkan aksesibilitas dan kesejahteraan bagi individu dengan disabilitas.
2015-11-01
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi strategi peningkatan penggunaan tes HIV dan pengobatan, juga dikenal sebagai strategi test and treat (T&T), di antara klien wanita pekerja seks (WPS) di Denpasar, Bali. Tujuan khusus penelitian ini adalah: (1) Menginvestigasi perilaku berisiko terkait HIV klien WPS; (2) Untuk menyelidiki hambatan tes HIV dan penggunaan pengobatan di antara klien WPS; (3) Dan untuk mengukur kaskade pengobatan HIV selama penelitian dilakukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode mixed methods yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Tahap kuantitatif menerapkan prosedur survei di tempat-tempat prostitusi di wilayah Denpasar. Wawancara survei disampaikan oleh tujuh pekerja lapangan terlatih dari Yayasan Kerti Praja, Denpasar. Mereka telah dilatih untuk mendekati klien pekerja seks untuk bergabung dalam penelitian, mengisi kuesioner dan memberikan informasi kepada responden survei tentang fasilitas tes dan pengobatan HIV di Yayasan Kerti Praja, Denpasar. Selain itu, wawancara mendalam dilakukan untuk menyelidiki hambatan tes HIV dan penggunaan pengobatan di antara klien WPS. Laporan ini hanya akan memaparkan hasil dari tujuan pertama penelitian ini. Tujuan lainnya akan dijelaskan dalam format laporan lain yang akan dipublikasikan di jurnal internasional. Dalam survei tersebut, 412 laki-laki didekati, namun hanya 200 laki-laki yang mau berpartisipasi dalam penelitian ini. Hanya 15 (8,1%) peserta yang pernah melakukan tes HIV sebelumnya. Kesediaan untuk di tes adalah satu-satunya faktor yang terkait dengan tes HIV sebelumnya, menunjukkan pentingnya intervensi untuk meningkatkan tes HIV di antara mereka yang belum pernah di tes sebelumnya, untuk meningkatkan penerimaan tes ulang di antara kelompok risiko tinggi. Studi di masa depan perlu mengeksplorasi hubungan ini di pengaturan lain. Sementara peran jaringan sosial, pajanan terhadap informasi HIV dari beberapa jenis media tidak terkait dengan tes HIV, menyesuaikan asosiasi dalam penelitian mendatang patut dipertimbangkan.