Judul

The Implementation Research of a Test and Treat Strategy for HIV Treatment and Prevention among High Risk Men (HRM) Group in Bali Indonesia

Nama Peneliti

dr. Pande Putu Januraga, M.Kes., Dr.PH
Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH
dr. Luh Putu Lila Wulandari, MPH
dr. A.A.S. Sawitri, MPH
Desak Widyanthini, S.K.M., M.Kes
Prof. David Cooper

Waktu Penelitian

Mei-November 2015

Lokasi Penelitian

Kota Denpasar

Ringkasan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi strategi peningkatan penggunaan tes HIV dan pengobatan, juga dikenal sebagai strategi test and treat (T&T), di antara klien wanita pekerja seks (WPS) di Denpasar, Bali. Tujuan khusus penelitian ini adalah: (1) Menginvestigasi perilaku berisiko terkait HIV klien WPS; (2) Untuk menyelidiki hambatan tes HIV dan penggunaan pengobatan di antara klien WPS; (3) Dan untuk mengukur kaskade pengobatan HIV selama penelitian dilakukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode mixed methods yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Tahap kuantitatif menerapkan prosedur survei di tempat-tempat prostitusi di wilayah Denpasar. Wawancara survei disampaikan oleh tujuh pekerja lapangan terlatih dari Yayasan Kerti Praja, Denpasar. Mereka telah dilatih untuk mendekati klien pekerja seks untuk bergabung dalam penelitian, mengisi kuesioner dan memberikan informasi kepada responden survei tentang fasilitas tes dan pengobatan HIV di Yayasan Kerti Praja, Denpasar. Selain itu, wawancara mendalam dilakukan untuk menyelidiki hambatan tes HIV dan penggunaan pengobatan di antara klien WPS. Laporan ini hanya akan memaparkan hasil dari tujuan pertama penelitian ini. Tujuan lainnya akan dijelaskan dalam format laporan lain yang akan dipublikasikan di jurnal internasional.
Dalam survei tersebut, 412 laki-laki didekati, namun hanya 200 laki-laki yang mau berpartisipasi dalam penelitian ini. Hanya 15 (8,1%) peserta yang pernah melakukan tes HIV sebelumnya. Kesediaan untuk di tes adalah satu-satunya faktor yang terkait dengan tes HIV sebelumnya, menunjukkan pentingnya intervensi untuk meningkatkan tes HIV di antara mereka yang belum pernah di tes sebelumnya, untuk meningkatkan penerimaan tes ulang di antara kelompok risiko tinggi. Studi di masa depan perlu mengeksplorasi hubungan ini di pengaturan lain. Sementara peran jaringan sosial, pajanan terhadap informasi HIV dari beberapa jenis media tidak terkait dengan tes HIV, menyesuaikan asosiasi dalam penelitian mendatang patut dipertimbangkan.

Rekan Kerja

Kirby Institute UNSW, Australia

Sumber Pendanaan

DIPA PNBP Universitas Udayana