Ikatan ibu-bayi tidak selalu muncul langsung pasca proses persalinan, beberapa memerlukan waktu untuk tumbuh. Lalu, apa, bagaimana dan pentingkah ikatan ibu-bayi?

***

Apa Itu Ikatan Ibu-bayi ?

Mengutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Mother-infant bonding (Ikatan ibu-bayi) merupakan pembentukan hubungan timbal balik secara emosional antara ibu dan bayinya.1 Ikatan ini juga dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan terhubung antar ibu dan bayi, pengalaman mencintai yang tidak biasa dan kedekatan. Ikatan inilah yang membuat ibu memberikan kasih sayang dan cinta yang besar pada bayinya. 

Ikatanlah yang membuat para ibu bergegas memberi bayinya ASI padahal hanya mendengar sedikit rengekan. Ikatan itu juga yang membuat ibu ingin secara naluriah merawat dan mengasuh bayinya

Ikatan Ibu-Bayi itu penting

Menjalin ikatan ibu-bayi adalah hal yang sangat penting bagi bayi. Ikatan akan memberi perasaan aman dan nyaman bagi bayi. Perasaan aman dan nyaman akan membuat bayi tumbuh dan berkembang dengan lebih baik. Peneliti dari Columbia University menemukan bahwa keterikatan yang aman dalam tiga tahun pertama akan berfungsi sebagai “dasar yang aman” bagi perkembangan dan peluang dalam hidup anak di kemudian hari.2

Keterikatan ibu-bayi awalnya dipengaruhi oleh pergejolakan hormon. Pada saat ibu hamil, sampai dengan melahirkan, hormon oksitosin mereka meluap-luap dan memuncak pada saat melahirkan dan menyusui. Salah satu efeknya adalah yang mempengaruhi respon ibu terhadap sinyal sosial, hal ini membuat ibu lebih memperhatikan tanda-tanda bahwa bayinya dalam keadaan bahagia atau tertekan.3

Keterikatan dapat terjadi melalui banyak hal sederhana, seperti menatap bayi, menyetuh halus kulitnya, menyusui dan mengasuhnya.  

Ikatan Ibu-Bayi Tidak Selalu Muncul Pasca Melahirkan

Kebanyakan bayi yang baru lahir telah siap melakukan ikatan, sedikit berbeda halnya dengan orang tua. Orang tua memiliki perasaan yang bercampur aduk tentang keterikatan. Beberapa dari orang tua akan langsung merasa terikat dengan bayinya, dan sebagian lainnya memerlukan waktu lebih lama untuk terikat.

Ikatan ibu-bayi merupakan sebuah proses, sehingga bukan sesuatu yang salah bila para ibu tidak langsung merasakannya. Temuan peneliti menyatakan bahwa tidak semua orang tua langsung memiliki rasa keterikatan dengan bayinya.4

Beberapa orang tua akan memerlukan beberapa bulan untuk mebangun rasa terikat dengan bayinya. Seperti temuan pada penelitian di Swedia, pada umur bayi enam bulan, sebanyak 4% ibu mengalami apa yang disebut “slow bonding” atau keterikatan yang lambat.5

Tips Mempermudah Ikatan Ibu-Bayi

Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mempermudah ikatan ibu-bayi menurut artikel yang berjudul “Forming a Bond with Your Baby — Why It Isn’t Always Immediate6:

  • Setelah persalinan selesai, usahakan untuk melakukan rawat gabung (ibu dan bayi dalam satu ruangan). Tips ini sejalan dengan langkah ke-7 dari 10 LMKM (Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui).
  • Saat telah boleh pulang pasca persalinan, habiskan waktu sebanyak mungkin dengan bayi, bisa menggendongnya, memberikan sentuhan-sentuhan halus dan menyanyikan lagu. Sentuhan dan suara dari ibu akan membuat bayi nyaman.
  • Memberikan pijatan halus pada bayi. Untuk memberikan pijatan halus yang benar, ibu dapat mempelajarinya melalui video, buku, kelas mengasuh bayi atau dari informasi ahli.
  • Berikan skin-to-skin contact (kontak kulit dengan kulit) dengan bayi. Kegiatan ini dapat membuat bayi lebih tenang dan meningkatkan kemampuan bayi menyusui.

Membangun perasaan terikat antar ibu dan bayi merupakan hal yang penting. Walaupun tidak semua ibu dapat merasakannya dengan segera.

Manfaat dari terbangunnya keterikatan ibu-bayi adalah meningkatkan kepekaan ibu akan kebutuhan bayi. Pada bayi, ikatan yang baik dengan ibunya akan memberinya kenyamanan serta rasa aman yang adapat menjadi dasar yang baik bagi tumbuh dan kembangnya.

***

Sumber :

  1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2014). Menyusui : Kunci Mother-Infant Bonding. Diakses dari situs https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/menyusui-kunci-mother-infant-bonding pada 29 Oktober 2020.
  2. The Conversation. (2014). Bonding With Your Child Matters For Their Life Chances. Diakses dari situs https://theconversation.com/bonding-with-your-child-matters-for-their-life-chances-24554 pada 29 Oktober 2020.
  3. Prevost, M., Zelkowitz, P., Tulandi, T., Hayton, B., Feeley, N., Carter, C. S., … & Gold, I. (2014). Oxytocin in pregnancy and the postpartum: relations to labor and its management. Frontiers in public health, 2, 1.  https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3902863/

  1. The Conversation. (2020). Bonding With Baby: What It Should Feel Like And How Long It May Take. Diakses dari situs https://theconversation.com/bonding-with-baby-what-it-should-feel-like-and-how-long-it-may-take-133280 pada 30 Oktober 2020.

  1. Birgitta Kerstis, Eva Nohlert, John Öhrvik & Margareta Widarsson (2016) Association between depressive symptoms and parental stress among mothers and fathers in early parenthood: A Swedish cohort study, Upsala Journal of Medical Sciences, 121:1, 60-64, DOI: 10.3109/03009734.2016.1143540. https://www.tandfonline.com/doi/full/10.3109/03009734.2016.1143540

  1. WebMD. (2020). Forming a Bond with Your Baby — Why It Isn’t Always Immediate. Diakses dari situs https://www.webmd.com/parenting/baby/forming-a-bond-with-your-baby-why-it-isnt-always-immediate pada 30 Oktober 2020.