2022-12-11
Pemberian ASI sudah tidak diragukan merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi bayi1 dan juga ibu.2 Walaupun hal ini penting, praktik dilapangan menunjukkan bahwa angka menyusui secara eksklusif sesuai rekomendasi World Health Organization (WHO) hanya terwujud 40%3 di seluruh dunia. Tantangan dalam menyukseskan kegiatan menyusui ini beragam, mulai dari komitmen otoritas tingkat nasional, resistansi tenaga medis terhadap perubahan, kurangnya dukungan dari tenaga medis, dan kurangnya pendanaan4.
Masalah ini coba diatasi dengan suatu gagasan global yang diberi nama Ten Steps to Successful Breastfeeding (10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui).
***
Sejarah 10 LMKM (Langkah Menuju Kebrhasilan Menyusui)
Berawal pada tahun 1989, WHO dan United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) meluncurkan suatu kebijakan yang dinamakan “Ten Steps to Successful Breastfeeding” (10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui).
Tujuan dari diluncurkannya kebijakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (10 LMKM) ini adalah sebagai pernyataan bersama untuk meningkatkan kesadaran akan peran penting dari fasilitas layanan kesehatan dalam mempromosikan pemberian ASI, dan untuk menggambarkan apa yang harus dilakukan oleh fasilitas layanan kesehatan untuk memberikan informasi dan dukungan yang tepat kepada ibu.5
Setelah beberapa kali dilakukan revisi, tepatnya pada penggunaan kata didalam langkah-langkahnya, pada April 2018, WHO dan UNICEF merevisi kembali kebijakan 10 LMKM. Berkas yang memuat 10 LMKM dengan revisi tersebut berjudul Protecting, Promoting and Supporting Breastfeeding in Facilities Providing Maternity and Newborn Services: Implementing The Revised Baby-Friendly Hospital Initiative 2018.
Apa Saja 10 Langkah Tersebut ?
Berikut 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui beserta poster resmi dari situs WHO:
1a. Comply fully with the International Code of Marketing of Breast-milk Substitutes and relevant World Health Assembly resolutions.
1b. Have a written infant feeding policy that is routinely communicated to staff and parents.
1c. Establish ongoing monitoring and data-management systems.
Langkah pertama dibagi menjadi dalam tiga bagian, yakni mematuhi kode internasional pemasaran pengganti ASI dan menetapkan kebijakan peningkatan pemberian ASI yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas,
Langkah kedua, melakukan pelatihan bagi petugas untuk menerapkan kebijakan yang telah dibuat,
Langkah ketiga, yakni memberikan penjelasan kepada ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya yang dimulai dari masa kehamilan, masa bayi lahi, sampai anak umur 2 tahun,
Langkah keempat, yakni membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 60 menit setelah melahirkan di ruang bersalin,
Langkah kelima, yakni membantu ibu untuk memahami cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis,
Langkah keenam, yakni tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir,
Langkah ketujuh, yakni melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari,
Langkah kedelapan, yakni membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui,
Langkah kesembilan, yakni tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI,
Langkah kesepuluh, yakni mengupayakan terbentuknya kelompok pendukung ASI di masyarakat dan merujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari rumah sakit/rumah bersalin/sarana pelayanan kesehatan.
Itulah 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui. Penting halnya bagi fasilitas kesehatan atau rumah sakit yang memiliki layanan maternitas menerapkan langkah-langkah ini untuk mendukung ibu menyusui bayi.
***
Sumber :