2023-04-18
Bagaimana dengan aku, terlanjur jadi kambing hitam?
Sebuah pledoi kolesterol pada dakwaan tentang insiden penyumbatan pembuluh darah
By: Mbok Gitong*, 18 April 2023* Apoteker yang juga seorang peneliti di Center for Public Health Innovation (CPHI) FK Universitas Udayana, dan Yayasan PIKAT Denpasar Bali
Well, kalau Mbok Gitong bertugas menjadi entitas bernama kolesterol, mungkin kalimat judul itu yang akan Mbok ucapkan bertubi-tubi pada tuduhan bahwa Mbok-lah yang sepenuhnya bertanggung jawab terhadap kejadian penyumbatan pembuluh darah.
Berbagai literatur dasar tentang fisiolagi anatomi tubuh manusia menggarisbawahi bahwa alasan terbesar kolesterol menjadi amat berbahaya bagi tubuh manusia adalah ketika kolesterol yang dalam darah memilliki potensi sangat tinggi untuk melekat pada dinding pembuluh darah dan akhirnya terakumulasi menjadi plaque. Plaque yang makin membesar itulah yang akan mempersempit diameter dinding pembuluh darah dan menyebabkan terganggunya distribusi nutrisi mikro dan makro-nutrien ke seluruh tubuh.
Sebetulnya, kondisi dinding pembuluh darah yang sehat tidak memungkinkan kolesterol untuk menempel dengan mudah. Hanya dinding pembuluh darah yang “terluka”-lah yang membuka kesempatan bagi kolesterol untuk berkumpul di titik perlukaan tersebut yang sedikit demi sedikit menumpuk hingga akhirnya terbentuk plaque. Salah satu mekanisme terlukanya dinding pembuluh darah adalah melalui mekanisme inflamasi atau peradangan yang dilanjutkan dengan mekanisme aterosklerosis.
Peradangan merupakan salah satu mekanisme pertahanan diri yang bekerja secara autopilot di dalam badan untuk melindungi tubuh dari kerusakan ataupun infeksi mikroorganisme. Nah, di sinilah kontribusi buruk gula berlebih yang so sweet itu. Akumulasi gula berlebih dalam darah berkontribusi sangat signifkan terhadap terpicunya mekanisme inflamasi, termasuk peradangan di dinding pembuluh darah. Walaupun, perlu ditekankan juga bahwa kadar gula tinggi dalam darah bukan satu-satunya pemicu terjadinya mekanisme peradangan di sana.
Mekanisme yang dapat menjelaskan tentang bagaimana asupan gula berlebih dapat menyebabkan peradangan dan akumulasi kolesterol di pembuluh darah sangat kompleks dan belum sepenuhnya dipahami. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa mekanisme glycation sangat mungkin terlibat dalam mekanisme terjadinya sumbatan pembuluh darah ini. Lebih lanjut, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Circulation pada 2009 menemukan bahwa orang yang mengonsumsi diet tinggi gula memiliki tingkat penanda peradangan yang lebih tinggi dalam darah mereka dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi diet rendah gula tambahan (Johnson et al., 2009).
Mau ditilik dari sudut pandang manaupun, konsumsi gula berlebih dalam bentuk apapun juga sangat berbahaya bagi tubuh kita. Baik itu gula alami, gula buatan, gula dari makanan alami atau dari processed food, dari sumber apapun, dalam bentuk apapun, jika terakumulasi berlebihan dalam tubuh, konsekuensi buruk bagi tubuh mengintai untuk mewujud dalam bentuk menurunnya fungsi organ-organ penting dalam tubuh kita, hingga gagal berfungsi pada level ekstremnya.
Mbok Gitong ndak mau berdebat lagi tentang apa sih yang termasuk gula? Nih, Mbok Gitong kasih PR. Tolong pahami definisi gula dari sisi definisi bangunan kimia! Jujur, Mbok Gitong lebih suka mendasarkan penentuan taksonomi gula berdasarkan bangunan kimia pada level pembangun terkecilnya dibanding organoleptisnya. Nah lho, apa itu organoleptis? PR lagi ya … wkwk (it’s because we only know what we know ...).
Secara normal, ketika gula dikonsumsi, kadar gula darah akan naik dengan cepat, sehingga terjadi lonjakan insulin untuk membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa berlebih. Namun, ketika proses ini terjadi terlalu sering, di mana terjadi konsumsi gula berlebih dalam bentuk apapun secara terus menerus, akan terjadi mekanisme respon peradangan kronis. Ketika peradangan menjadi kronis dan terus menerus, potensi rusaknya dinding pembuluh darah meningkat. Hal yang sama dengan risiko penumpukan kolesterol di arteri yang juga meningkat secara signifikan. Persis seperti tebakan awal, kolesterol yang melekat dan terakumulasi di dinding pembuluh darah itu dapat membentuk plaque yang dapat mempersempit aliran darah dan akhirnya mengganggu pasokan oksigen dan nutrisi ke organ dan jaringan tubuh. Di jantung, ketika dinding pembuluh darah menyempit risiko tak terelakkan berikutnya adalah risiko jantung tersumbat. Serangan jantung sudah mengintai. Di otak, ketika pembuluh darah di otak tersumbat, stroke dapat menjadi prognosis selanjutnya.
Karena aku, kolesterol dalam bentuk lipo-protein baik dalam bentuk low (LDL) atau high density lipoprotein (HDL), hanya akan menempel di pembuluh darah yang rusak meradang, sangat penting untuk menjaga kesehatan pembuluh darahmu dengan membatasi asupan gulamu sebisa mungkin di bawah batas yang disarankan untuk menghindari terpicunya mekanisme inflamasi kronis.
Berapa batasnya, Mbok?
Menurut Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak Serta Pesan Kesehatan Pada Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji, anjuran konsumsi gula per orang per hari adalah 10% dari total energi (200 kkal) atau setara dengan gula 4 sendok makan per orang per hari (50 gram/orang/hari). Lebih detil per jenis kelamin, American Heart Association merekomendasikan batasan maksimal 24 gram/orang/hari atau 6 sendok untuk perempuan, dan 36 gram/hari/orang atau 9 sendok untuk lelaki.
Kesimpulannya, asupan gula yang baik dapat berkontribusi pada kesehatan dinding pembuluh darah. Pembuluh darah yang sehat mempersulit kolesterol untuk melekat pada dinding pembuluh darah sehingga aliran distribusi nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh menjadi lancar terjaga.
Udah, se-simple itu penjelasannya.
Kamu yakin masih mau konsumsi gula berlebih? Please help me help you.
Perhaps it’s not at all me, the cholesterol, yang melulu jadi penyebab sumbatan pembuluh darah. Sepertinya, aku sudah menjadi kambing hitam yang tidak hitam for far too long.
Tentang gula sebagai agen yang berbahaya, kalau di Indonesia di 2021 ada peningkatan cukai rokok sebagai sin tax hingga 12,5% di mana proporsi alokasi peruntukannya untuk pembiayaan BPJS Kesehatan cukup besar, setujukah kamu kalau pada gula diberlakukan juga sistem sin tax yang sama?
Yuk lanjut diskusi cukai gula di tulisan berikutnya!
Referensi:
Johnson RK, Appel LJ, Brands M, et al. Dietary sugars intake and cardiovascular health: a scientific statement from the American Heart Association. Circulation. 2009;120(11):1011-1020. doi:10.1161/CIRCULATIONAHA.109.192627