2024-12-01
Nur Intania Sofianita, Yessi Crosita Octaria, Nanang Nasrullah
Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi anemia remaja Indonesia sebesar 32%. Masih terdapat remaja yang kurang gizi dan gizi lebih juga obesitas. Kurangnya variasi menu dan minimnya pengetahuan gizi seimbang pada remaja santri, sehingga tidak terampil dalam menyediakan dan memilih makanan sehat menggunakan bahan pangan lokal yang ada dilingkungan sekitar. Pesantren juga belum pernah melaksanakan pengukuran berat badan dan tinggi badan, sehingga tidak mengetahui status gizi pada santri. Melaksanakan pengukuran berat badan dan tinggi badan, memberikan edukasi dan praktik gizi seimbang untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan remaja. Terdapat 3 kegiatan yang dilaksanakan selama bulan Agustus – Oktober tahun 2023 yaitu; Pengukuran berat dan tinggi badan untuk mengetahui status gizi responden, edukasi gizi seimbang pada remaja, dan praktik menu gizi seimbang berbahan pangan lokal. Kegiatan pengukuran menunjukkan 100% santri berstatus gizi normal menurut indikator Indeks Massa Tubuh (IMT) per Umur. Adanya peningkatan pengetahuan gizi santri sebelum dan sesudah intervensi edukasi gizi (P value: 0,000). Hasil pengamatan praktik uji coba pembuatan salah satu variasi menu sate lilit tempe menunjukkan bahwa para santri sudah mampu mengolah menu secara mandiri, sehingga dapat mempraktikkan variasi menu lainnya yang terdapat di modul variasi menu gizi seimbang untuk remaja santri. Seluruh santri berstatus gizi normal, adanya peningkatan pengetahuan gizi santri setelah diintervensi, dan seluruh santri berhasil mempraktikkan kembali pembuatan menu sate lilit tempe.