2023-04-18
Ni Kadek Sudastri, S.KM
Staff Riset Yayasan Pusat Inovasi Kesehatan
Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwo mengatakan “Jika dilihat dari tempat tinggal, penduduk perkotaan lebih banyak menderita penyakit jantung dibandingkan penduduk pedesaan”
Mengutip dari Global Burden of Desease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019, penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Tak sampai disana, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukan adanya peningkatan penyakit jantung dari 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018. Hal ini didukung oleh fakta bahwa penyakit jantung menempati nominasi pertama sebagai penyakit dengan beban biaya terbesar berdasarkan data BPJS Kesehatan Tahun 2021 dimana pembiayan kesehatan untuk penyakit jantung sebesar Rp 7,7 triliun.
Salah satu jenis penyakit jantung adalah jantung koroner atau coronary heart disease. Pembunuh nomor satu didunia ini merupakan sebutan untuk gangguan fungsi dari jantung yang disebabkan oleh kurangnya darah pada otot jantung akibat penyumbatan pembuluh darah koroner. Penyumbatan pembuluh darah koroner tersebut disebabkan oleh adanya kerusakan lapisan dinding pembuluh darah (Aterosklerosis). Gejala dari penyakit ini adalah adanya keluhan rasa tidak nyaman di dada dan nyeri dada yang berlangsung lebih dari 20 menit. Gejala-gejala ini diiringi dengan keringat dingin, lemah, rasa mual, dan pusing.
Lalu, apakah penyakit jantung hanya menyerang usia tua?
Tidak.
Menurut Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia dr. Radityo Prakoso, SpJP (K), dari tahun 2000-2016 terjadi peningkatan prevalensi serangan jantung pada usia kurang dari 40 tahun sebesar 2% setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit jantung tidak mengenal usia. Penyakit jantung juga berpotensi untuk menyerang masyarakat usia muda yang diakibatkan oleh peningkatan prevalensi obesitas, hipertensi, perilaku merokok tinggi, dan kolesterol tinggi di usia muda.
Apa saja faktor risiko dari penyakit jantung?
Terdapat 2 jenis kelompok faktor risiko yang dapat berkontribusi dalam terjadinya penyakit jantung yaitu faktor risiko yang tidak dapat dirubah dan faktor risiko yang dapat dirubah. Faktor risiko yang tidak dapat dirubah adalah umur, jenis kelamin, dan keturunan/ras. Risiko penyakit jantung semakin tinggi seiring dengan bertambahnya usia terutama ketika pria memasuki usia 45 tahun dan 55 tahun untuk wanita. Selain itu, adanya riwayat penyakit jantung dalam keluarga dapat meningkatkan risiko dari penyakit jantung.
Adapun faktor risiko yang dapat dirubah adalah merokok, dislipidemia (kadar lemak tidak normal dalam darah), hipertensi, diabetes melitus, kurang aktifitas fisik, berat badan lebih dan obesitas, diet yang tidak sehat, stress, dan konsumsi alkohol berlebih.
Bagaimana upaya mencegah penyakit jantung?
Upaya pencegahan terhadap penyakit jantung dapat dilakukan secara mandiri namun konsisten. Upaya pencegahan tersebut diantaranya:
1. Jangan merokok
Merokok dapat mendorong pembentukan plak lemak dalam pembuluh darah jantung. Tidak ada toleransi jumlah untuk rokok. Karena itu, STOP merokok mulai sekarang.
2. 2. Pola makan sehat
Pola makan sehat bagi jantung adalah pola makan yang tinggi buah dan sayuran, mengonsumsi makanan kaya gandum, mengonsumsi sumber protein seperti ikan, hanya mengonsumsi makanan rendah garam dan lemak saturasi, serta menghindari junk food dan makanan yang digoreng.
3. 3. Menjaga berat badan ideal
Berat badan berlebih memliki kaitan yang erat dengan kolesterol, diabetes, dan penyakit jantung.
4. 4. Tetap aktif
Tetaplah melakukan aktivitas fisik seperti melakukan permainan bola yang disukai atau sekedar berjalan cepat di sekitar rumah. Lakukan aktivitas fisik ini paling tidak 30 menit dalam sehari.
Coba dicatat, aktivitas fisik apa yang sudah Anda lakukan hari ini?
5. Kurangi alkohol
Mengonsumsi alkohol memiliki kaitan yang erat dengan hipertensi dan penyakit jantung.
6. 6. Kelola stres
Stres memiliki kaitan dalam menurunkan sistem imun dan terjadinya penyakit. Saat stress, lakukanlah hal yang Anda sukai atau bicaralah dengan orang terdekat.
7. 7. Rutin kontrol ke dokter
Kebanyakan orang merasa takut untuk kontrol ke dokter. Namun, mencegah lebih baik daripada mengobati bukanlah kata-kata kiasan belaka. Karena itu, lakukan pemeriksaan sebagai deteksi dini sebelum terlambat.
Penutup
Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwo menyatakan bahwa “Jika dilihat dari tempat tinggal, penduduk perkotaan lebih banyak menderita Penyakit Jantung dengan prevalensi 1,6% dibandingkan penduduk perdesaan yang hanya 1,3%,”. Di lain sisi, Isman Firdaus, Ketua PERKI menyatakan bahwa perubahan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang menjadi penyebab dari tingginya prevalensi jantung koroner. Meskipun, penduduk perkotaan memiliki angka prevalensi penyakit jantung lebih tinggi bukan berarti penduduk desa tidak berisiko. Karena itu, upaya pencegahan harus diterapkan oleh setiap orang yang ingin terhindar dari penyakit jantung.
Upaya pencegahan penyakit jantung sangat mudah diingat namun sulit dilakukan terutama melakukan secara konsisten. Meskipun pemerintah adalah pihak yang paling sibuk mempromosikan dan melakukan program upaya pencegahan tetapi Andalah yang paling dirugikan jika penyakit jantung menimpa Anda atau orang terdekat. Karena itu, mari saling mengingatkan diri sendiri dan orang terdekat untuk selalu menerapkan gaya hidup sehat. Tidak hanya mengingat tapi juga melakukan.
Sayangi jantungmu karena manusia itu One Heart.
One Heart
One Chance.
Referensi:
ADDIN
Mendeley Bibliography CSL_BIBLIOGRAPHY Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. (2016). Cara Mencegah Penyakit Jantung. https://promkes.kemkes.go.id/?p=7373
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Apa saja faktor risiko yang menyebabkan penyakit Jantung? Yuk, simak. https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/10/apa-saja-faktor-risiko-yang-menyebabkan-penyakit-jantung-yuk-simak#:~:text=Pola hidup tidak sehat%2C pola,berakibat pada kakunya pembuluh darah.
Sehat Negeriku. (2021). Penyakit Jantung Koroner Didominasi Masyarakat Kota. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20210927/5638626/penyakit-jantung-koroner-didominasi-masyarakat-kota/
Sehat Negeriku. (2022). Penyakit Jantung Penyebab Utama Kematian, Kemenkes Perkuat Layanan Primer. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220929/0541166/penyakit-jantung-penyebab-utama-kematian-kemenkes-perkuat-layanan-primer/