2023-01-31
Hertog Nursanyoto, Anak Agung Ngurah Kusumajaya, Rofingatul Mubasyiroh, Olwin Nainggolan, Ni Ketut Sutiari, I Made Suarjana, Pande Putu Januraga, Kadek Tresna Adhi
Stunting di pedesaan cenderung lebih tinggi daripada di perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko stunting di pedesaan di Provinsi Bali. Analisis yang dilakukan merupakan analisis lanjutan dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Variabel bebas adalah status stunting anak yang ditentukan berdasarkan indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U). Variabel bebas terdiri dari sosio-demografi ; lingkungan; dan faktor pelayanan kesehatan. Hubungan antar variabel dianalisis dengan metode regresi logistik. Estimasi proporsi stunting yang dapat dicegah menggunakan analisis Population Attributable Fraction (PAF). Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa persentase stunting di pedesaan Bali 29,3% lebih tinggi dibandingkan perkotaan yang hanya 19,1%. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa balita yang ditimbang kurang dari 8 kali selama setahun berisiko mengalami stunting sebesar 2,03 kali (95% CI: 1,00-4,13). Analisis PAF menunjukkan 3,5% kejadian stunting anak balita di pedesaan dapat dicegah dengan kegiatan penimbangan bulanan balita. Penimbangan bulanan di pedesaan Bali melalui posyandu merupakan salah satu upaya direkomendasikan untuk mencegah anak stunting dan memantau tumbuh kembangnya sejak dini.
Kata kunci: stunting, penimbangan bulanan, wilayah pedesaan, Bali