2022-12-18
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menekankan bahwa menyusui adalah salah satu kegiatan yang penting. Kegiatan menyusui ini harus didukung dan dipromosikan sehingga lebih banyak lagi ibu, anak dan keluarga yang mendapat manfaat baik dari menyusui. Dalam laman di situs WHO yang bertajuk “Protecting, promoting and supporting breastfeeding in facilities providing maternity and newborn services”, WHO telah membuat alasan-alasan kenapa menyusui itu penting sekaligus memberikan rekomendasi-rekomendasi terkait keberhasilan menyusui. Kebanyakan dari rekomendasi tersebut ditujukan pada fasilitas kesehatan. [1] Pada suatu studi systematic review yang bertajuk “Breastfeeding education: where are we going? a systematic review article” menggunakan artikel yang terkait dengan kata kunci “Breastfeeding education”, Breastfeeding support”, and “Breastfeeding healthcare policy” dalam rentang waktu 1980 – 2015, para peneliti menemukan hasil bahwa fasilitas pelayanan kesehatan memegang peran penting dalam mengedukasi dan mendorong ibu untuk mulai dan melanjutkan menyusui. [2] Merangkum beberapa hal tersebut, dapat dilihat bahwa fasilitas kesehatan memiliki peran penting untuk menuju keberhasilan menyusui dikarenakan beberapa hal berikut: Fasilitas kesehatan sebagai tempat memperoleh informasi tentang menyusui Fasilitas kesehatan sebagai tempat memperoleh informasi menyusui sebelum masa menyusui, saat menyusui dan pasca menyusui. Fasilitas kesehatan dapat menjadi sumber informasi yang lengkap dan terpercaya bagi ibu dan keluarga perihal menyusui. Fasilitas kesehatan dapat menguatkan persepsi ibu dan keluarga bahwa menyusui itu penting Seusai memberi informasi menyusui, fasilitas kesehatan dapat memperkuat persepsi ibu dan keluarga teentang menyusui, terutama persepsi terhadap manfaatnya. Dengan melakukan edukasi yang konsisten dan juga bermodalkan kredibilitas orang-orang kesehatan yang ada di fasiltas kesehatan, tentunya fasilitas kesehatan mampu menjadi tempat untuk menguatkan persepsi bahwa menyusui itu penting dan perlu dilakukan. Sebagai tempat praktik menyusui pertama kali Saat melahirkan, praktik menyusui bisa dimulai. Hal ini menuntut fasilitas kesehatan wajib mendukung Sebagai tempat persalinan, kebanyakan fasilitas kesehatan akan menjadi tempat pertama praktik menyusui dilakukan. Pada saat inilah fasilitas kesehatan sangat berperan penting karena momen pertama menyusui merupakan momen langka dan momen yang sangat baik untuk mengedukasi ibu dan keluarga agar ikut mundukung keberhasilan menyusui. Fasilitas yang melaksanakan 10 LMKM (Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui) tentu akan sangat membantu praktik menyusui. [3] Alasan inilah yang mendorong kenapa fasilitas kesehatan harus diupayakan menerapkan 10 LMKM dalam pelayanannya. Tempat ‘membentuk’ kader-kader kompeten Keberhasilan menyusu akan sulit tercapai jika hanya mengandalakan fasilitas kesehatan. Pembentukkan kader-kader adalah salah satu cara yang efektif karena akan melibatkan masyarakat dalam proses edukasinya. Edukasi yang berasal dari masyarakat cenderung akan lebih mudah diterima dan juga akan bertahan lebih lama. Kader akan dapat menjadi perpanjangan tangan fasilitas kesehatan untuk mengedukasi secara lebih konsisten lagi masyarakat agar mengenal dan memahami manfaat menyusui secara lebih utuh. Menyusui memiliki peran penting terhadap kehidupan ibu dan bayi, sudah banyak studi yang telah mengungkap bahwa menyusui membawa dampak baik pada ibu dan bayi, sangat banyak manfaat yang bisa didapatkan. Namun belum semua ibu tepatnya setuju dengan ide ini, menyusui tidak menjadi pilihan pertama. Masih banyaknya ibu yang belum mulai menyusui memerlukan dorongan yang lebih dekat dengan mereka, disinilah peran fasilitas kesehatan akan sangat vital. Faskes sangat dekat dengan masyarakat dan dapat menyentuh masyarakat langsung ke kehidupan mereka. Dengan bersinerginya fasilitas kesehatan untuk mendukung menyusui, didukung oleh para pemegang kebijakan serta seluruh elemen masyarakat, maka angka menyusui dapat dipastikan akan mengalami peningkatan dan akan membawa dampak baik pada generasi penerus. *** Sumber : Burgio, M. A., Laganà, A. S., Sicilia, A., Porta, R. P., Porpora, M. G., FRANGEŽ, H. B., ... & Triolo, O. (2016). Breastfeeding education: where are we going? a systematic review article. Iranian journal of public health, 45(8), 970. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5139977/ World Health Organization. 2019. Creating an environment in care facilities that supports breastfeeding. Diakses dari situs https://www.who.int/elena/titles/breastfeeding_care_facilities/en/ pada tanggal 14 Januari 2021. Pramono, A. 2019. 10 langkah yang perlu RS lakukan untuk dukung ibu menyusui bayi. The Conversation. Diakses dari situs https://theconversation.com/10-langkah-yang-perlu-rs-lakukan-untuk-dukung-ibu-menyusui-bayi-113942 pada 14 Januari 2020.
2022-12-18
Keberhasilan menyusui tidak akan dapat terwujud jika ibu memilih untuk berhenti menyusui karena bekerja. Maka dari itu, untuk mengakomodir kebutuhan dan kepentingan kedua belah pihak (pemberi kerja dan ibu), pemerintah membuat peraturan terkait fasilitas khusus menyusui. Selain itu, menyusui adalah hak setiap ibu dan anak. Perempuan yang menyusui berbagi ikatan khusus dengan bayinya. Membangun fasilitas ruang menyusui yang nyaman dapat membantu para wanita untuk menjalankan perannya sebagai seorang ibu. Fasilitas Khusus Menyusui Tentang fasilitas khusus menyusui ini telah didasari dengan peraturan, yakni Permenkes Nomor 15 Tahun 2013. Permenkes tersebut mengatur seputaran tata cara penyediaan fasilitas khusus menyusui dan/atau memerah ASI. Ketersediaan ruang menyusui di kantor maupun tempat publik amat penting bagi kelancaran proses laktasi. Khususnya bagi para ibu yang bekerja. Tak hanya memberikan kenyamanan, adanya fasilitas menyusui yang layak juga membuat ibu bisa bekerja lebih efisien dan bayinya tumbuh dengan sehat. Para ibu bekerja akan lebih bahagia ketika mereka bisa menjaga keseimbangan antara komitmen pada keluarga dan dunia kerja. Beberapa ruang menyusui pun dapat digunakan untuk tujuan kesehatan lain di samping menunjang proses laktasi. Inilah mengapa perancangan ruang menyusui perlu memenuhi syarat guna mendukung program ASI eksklusif. Manfaat Dari Dibangunnya Ruang Menyusui Mengutip dari Sehatq [1] ada beberapa manfaat yang didapatkan dari dibangunnya fasilitas khusus menyusui, sebagai berikut: Beberapa di antaranya berupa: Menurunkan angka kematian bayi ASI merupakan makanan yang terbaik untuk tumbuh kembang bayi. Dengan proses laktasi yang lancar, dapat mengurangi persentase kematian akibat infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan diare antara 50 hingga 95 persen. Menyehatkan sang ibu Ibu yang menyusui di fasilitas menyusui yang layak juga akan lebih sehat secara fisik dan psikologis. Menjaga kinerja sang ibu Tempat kerja ramah laktasi dapat menekan tingkat absensi karyawan serta menghemat biaya perawatan kesehatan. The United States Breastfeeding Committee melaporkan bahwa terjadi penurunan tingkat absensi sebanyak 77 persen pada perusahaan-perusahaan yang membuat kebijakan ini. Tentunya manfaat-manfaat tersebut tidak hanya bagi ibu dan bayi. Manfaat tersebut nantinya akan meluas dan menjadi dasar yang menguntungkan perusahaan dan negara. Syarat ruang menyusui yang layak Dalam Pasal 10, Permenkes menulis mengenai syarat yang perlu dimiliki ruang menyusui di perkantoran maupun ruang publik sebagai berikut: Tersedia ruangan khusus menyusui dengan ukuran minimal 3x4 meter persegi. Ukuran ini kemudian dapat disesuaikan dengan jumlah pekerja wanita yang sedang menyusui. Pintu yang dapat dikunci, serta mudah dibuka dan ditutup. Lantai terbuat dari keramik, semen, atau memiliki karpet. Memiliki ventilasi yang cukup. Bebas dari potensi bahaya, salah satunya polusi. Lingkungan tenang dan jauh dari kebisingan. Pencahayaan yang cukup atau tidak menyilaukan. Suhu yang nyaman, tidak terlalu dingin maupun panas, tidak lembap. Tersedia wastafel untuk mencuci tangan Tersedia peralatan menyusui. Tersedia peralatan lainnya untuk mendukung penyimpanan dan pemerahan ASI. Misalnya, lemari pendingin, meja tulis, kursi dengan sandaran, dispenser dingin dan panas, alat cuci botol, tempat sampah, tisu bersih, bantal penopang, dan sebagainya. Keberadaan fasilitas khusus menyusui di tempat kerja atau di area public harus menjadi perhatian serius bagi berbagai pihak. Denagan danya fasilitas khusus menyusui yang layak, bukan hanya sebagai bentuk pemenuhin kewajiban pemberi kerja saja namun juga dapat membuat pekerja perempuan (khususnya yang menyusui tentunya) lebih nyaman dalam bekerja dan tidak khawatir akan asupan nutrisi bayinya. Tidak hanya berkontribusi bagi kesehatan dan keselamatan ibu serta bayi, pembangunan fasilitas khusus menyusui di tempat kerja tentunya akan dapat meningkatkan loyalitas dan produktivitas para pekerja perempuan yang berada disana. Untuk mengetahui lebih lengkap Permenkes Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah ASI, berkas dapat diunduh dibawah ini. *** Sumber : Saraswati, R. 2020. Ruang Menyusui yang Nyaman Tak Hanya Penting Bagi Ibu Menyusui. Sehatq. Diakses dari situs https://www.sehatq.com/artikel/ruang-menyusui-yang-nyaman-tak-hanya-penting-bagi-ibu-menyusui pada 21 Januari 2021. Permenkes Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah ASI
2022-12-18
Sebagai upaya tindak lanjut dari pelatihan 10 LMKM yang telah diikuti oleh Rumah Sakit Daerah Balung beberapa waktu lalu, RSD Balung kini menerapkan langkah-langkah 10 LMKM yang telah dibuat. Beberapa pamflet demi dukung menyusui menggambarkan bahwa langkah-langkah yang dibuat tengah diterapkan oleh para nakes dan non-nakes di RSD Balung. Harapannya dengan dukungan menyusui ini dapat meningkatkan angka menyusui dan derajat kesehatan masyarakat di daerah Jember khususnya.
2022-12-18
Tak tertinggal dari fasilitas kesehatan lain yang juga ada di Kabupaten Trenggalek. Puskesmas Dongko juga merupakan salah satu faskes yang mendukung penerapan 10 LMKM demi memberikan pelayanan yang baik pada para ibu hamil dan ibu menyusui. Fasilitas-fasilitas yang diberikan pun sudah sesuai dengan langkah-langkah 10 LMKM yang telah dibuat dan dibimbing oleh para fasilitator dari pelatihan yang diselenggarakan oleh CPHI FK Unud dan GAIN Indonesia sebelumnya. Jadi, usahakan melakukan konseling sebelum/setelah persalinan serta konseling laktasi di faskes terdekat karena kini faskes di sekitar kita sudah banyak yang #dukungASI.
2022-12-18
Di Kabupaten Trenggalek juga terdapat Puskesmas Trenggalek yang turut menerapkan 10 LMKM yang dimulai dengan mempromosikan ASI Eksklusif melalui media informasi di lokasi faskes. Selain mempromosikan ASI eksklusif melalui media informasi seperti ini, ibu bisa mendapatkan layanan seputar ASI eksklusif dengan menanyakan layanan tersebut kepada para staff juga. Mari sukseskan bersama proses menyusui demi keberlangsungan generasi penerus kita.
2022-12-18
Salah satu fasilitas kesehatan dari Kota Surabaya, yaitu Puskesmas Siwalankerto juga merupakan faskes yang mendukung ASI. Jadi dilingkungan fasilitas kesehatan ini telah berupaya menerapkan 10 LMKM demi keberhasilan menyusui Puskesmas Siwalankerto baru saja menggelar sosialisasi 10 LMKM dengan para tenaga kesehatan. Bahkan, tenaga non-kesehatan pun turut diundang dalam kegiatan tersebut sebagai salah satu upaya pemberian pelayanan yang sesuai dengan lengak-langkah 10 LMKM yang telah dibuat. Mari sukeskan bersama kegiatan menyusui terutama denagn menerapkan 10 LMKM.
2022-12-18
Puskemas Cermee Kabupaten Bondowoso melakukan sharing tatalaksana dan konseling menyusui dengan para tenaga kesehatan dan non-kesehatan. Dengan melakukan sharing diharapkan para nakes dan non-nakes dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan langkah-langkah yang telah dibuat dalam 10 LMKM. Menjadi salah satu fasilitas kesehatan yang mendukung menyusui, Puskesmas Cermee dapat menjadi salah satu opsi ibu dan keluarga dalam melakukan persalinan maupun berkonsultasi dalam mengatasi kesulitan menyusui. Mari dukung bersama keberhasilan menyusui.
2022-12-18
Salah satu fasilitas kesehatan di Kota Surabaya, yaitu Puskesmas Dupak mengadakan sosialisasi 10 LMKM yang diselenggarakan selama dua hari. Baik penyelenggara dan peserta sosialisai ini sangat antusias dalam menjalani acara ini. Acara diadakan pada tanggal 22 September 2020, sosialisasi 10 LMKM dihadiri oleh para tenaga non-kesehatan dan tanggal 24 September 2020 dihadiri oleh para tenaga kesehatan. Sosialisasi ini diadakan untuk semua nakes serta non-nakes supaya langkah-langkah 10 LMKM dapat diterapkan dengan baik melalui semua pelayanan yang diberikan kepada para ibu yang melakukan persalinan serta konseling laktasi di Puskesmas Dupak. Dengan antusiasme bersama maka kita dapat menyukseskan menyusui di fasilitas kesehatan.
2022-12-18
Setelah menghadiri pelatihan yang diselenggarakan oleh CPHI FK UNUD dan GAIN, Puskesmas Kedurus dari Kota Surabaya turut mengadakan tindak lanjut pelatihan promosi dasar menyusui untuk para nakes dan non-nakes melalui kegiatan miniloka. Pelatihan ini diadakan untuk mendukung ASI eksklusif yang sidasari oleh langkah-langkah 10 LMKM yang telah dibuat oleh Puskesmas Kedurus. Dengan mengutamakan ASI Eksklusif dan menerapkan 10 LMKM, diharapkan dapat menyukseskan pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas Kedurus. Dengan diselenggarakannya miniloka dan pemberian pemahaman pada staff di Puskesmas Kedurus, maka telah menjadi satu dari banyak faskes #sahabASI yang siap membantu dalam hal persalinan dan konseling ASI.
2022-12-18
Setelah banyak fasilitas kesehatan yang telah melakukan promosi dasar terkait menyusui dan 10 LMKM, kini giliran Puskesmas Tegalampel juga telah mengadakan pelatihan promosi dasar menyusui untuk para nakes dan non-nakes. Dengan ini dapat dilihat bahwa pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Tegalampel akan disesuaikan dengan langkah-langkah 10 LMKM, yang mana merupakan salah satu upaya mempromosikan ASI eksklusif di fasilitas kesehatan setempat. Warga sekitar yang masuk wilayah kerja Puskesmas Tegalampel juga tidak perlu khawatir apabila ingin melakukan persalinan ataupun konseling laktasi di Puskesmas Tegalampel karena pelayanan yang diberikan sudah diterapkan dengan langkah 10 LMKM sebagai salah satu #dukunganmenyusui.
2022-12-18
Pada hari Kamis, 8 Oktober 2020. Puskesmas Tugu di Kabupaten Trenggalek telah menyelenggarakan sosialisasi dan promosi menyusui kepada para tenaga kesehatan dan non-kesehatan. Kegiatan ini disampaikan oleh perwakilan Puskesmas Tugu yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan yang diseelenggarakan oleh CPHI Fakultas Kedokteran UNUD dan GAIN Indonesia. Sebagai salah satu fasilitas kesehatan yang #dukungASI, diharapkan para peserta pelatihan ini dapat meningkatkan pelayanan yang sesuai dengan langkah-langkah 10 LMKM yang telah dibuat oleh Puskesmas Tugu.
2022-12-18
Salah satu fasilitas kesehatan lain yang #dukungASI adalah Puskesmas Jagir. Faskes yang terletak di Kota Surabaya ini juga turut menggelar sosialisasi 10 LMKM untuk para tenaga non-medis pada 10 September 2020. Berada di kota besar yang memungkinkan masyarakat untuk mengandalkan pelayanan dari faskes terdekat, Puskesmas Jagir juga menerapkan langkah-langkah dari 10 LMKM. Kebijakan dan penerapan 10 LMKM ini dibimbing oleh para fasilitator, kegiatan fasilitasi diselenggarakan oleh CPHI Fakultas Kedokteran UNUD dan GAIN Indonesia. Jadi, untuk ibu-ibu yang ingin melakukan persalinan atau melakukan konseling menyusui, sanagat dianjurkan untuk melakukannya di faskes yang #dukungASI. Mari sukseskan menyusui!
2022-12-18
Dalam mendukung menyusui, RS Soedomo di Kabupaten Trenggalek menggelar sosialisasi 10 LMKM kepada para tenaga kesehatan dan non-kesehatan. Sosialisasi ini diadakan dengan tujuan supaya langkah-langkah 10 LMKM yang telah dibuat oleh RS Soedomo dapat diterapkan dengan baik oleh para nakes dan non-nakes. Sehingga, untuk ibu-ibu yang berada di Kabupaten Trenggalek, usahakan untuk melakukan konseling sebelum hingga pasca persalinan di faskes terdekat ya. Karena pelayanan yang diberikan oleh para nakes maupun non-nakes telah sesuai dengan langkah-langkah 10 LMKM yang dibuat.
2022-12-18
Puskesmas Bodag merupakan faskes yang #dukungASI, berdasarkan langkah-langkah 10 LMKM yang telah dibuat, maka Puskesmas Bodag melakukan upaya untuk menerapkan langkah-langkah tersebut supaya para nakes dan non-nakes dapat memberikan pelayanan dukungan pemberian ASI eksklusif yang sesuai dengan 10 LMKM. Untuk masyarakat yang ada di Kabupaten Trenggalek, usahakan melakukan persalinan hingga konseling ASI di faskes ya karena semua faskes di Kabupaten Trenggalek #dukungASI.
2022-12-18
Sebagai salah satu upaya yang nyata dalam mendukung menyusui, Puskesmas Sumberjambe tidak hanya mengadakan sosialisasi 10 LMKM untuk para nakes dan non-nakes di Puskesmas, tetapi juga mengadakan sosialisasi 10 LMKM di Pondok Bersalin Desa kepada para ibu menyusui. Langkah yang sangat membantu masyarakat supaya lebih mengerti dan dapat menerapkan pemberian ASI secara eksklusif, serta memberikan edukasi mengenai pentingnya peran faskes dalam pemberian ASI eksklusif.
2022-12-18
Sosialisasi kebijakan 10 LMKM kepada non-nakes juga telah selesai dilaksanakan oleh Puskesmas Panti. Sosialisasi ini merupakan salah satu langkah Puskesmas Panti dalam menjadikan fasilitas kesehatan yang #DukungASI, pelayanan yang diberikan pun disesuaikan dengan 10 LMKM dan keadaan pandemi COVID-19. Kini faskes-fakes sekitar kita telah menjadi faskes yang #DukungASI, maka dari itu usahakan ibu juga melakukan persalinan di faskes terdekat yang #DukungASI. Selain itu, ibu juga dapat melakukan konsultasi laktasi juga di Puskesmas Panti.
2022-12-18
Sebagai salah satu upaya #dukungASI, Kabupaten Bondowoso menggelar orientasi promosi dasar menyusui bagi ketua Tim Penggerak - Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) kecamatan. Selain itu, kegiatan ini juga diikuti oleh PKK Kabupaten serta Bu Wakil Bupati Bondowoso. Kegiatan ini tentunya dapat mendongkrak semangat untuk menyukseskan menyusui. Selain fasilitas kesehatan, kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi masyarakat seperti ini sangat baik karena penerimaannya pada masyarakat tentu lebih mudah.
2022-12-18
Setelah mengikuti serangkaian pelatihan yang diadakan oleh CPHI FK Unud dan GAIN Indonesia, Puskesmas Mumbulsari juga memberikan pelatihan yang serupa pada rekan-rekan nakes dan non-nakes. Selain itu, Puskesmas Mumbulsari juga mengaplikasikan langkah-langkah 10 LMKM pada pelayanan yang diberikan. Edukasi mengenai 10 LMKM tidak berhenti pada nakes dan non-nakes Puskesmas Mumbulsari, namun juga ditularkan pada para ibu menyusui, yaitu berupa edukasi mengenai pentingya ASI eksklusif serta cara dan teknik pemberian ASI yang baik dan benar.
2022-12-18
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan, Promosi Kesehatan, Kesehatan Gizi Masyarakat dari Dinas Kesehatan (Dinkes) dan District Coordinator dari GAIN Indoneisa melakukan wawancara dengan dr. Okta di Rumah Sakit Daerah Kalisat. Wawancara dilakukan dengan menggunakan APD lengkap sebagaimana protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Sebagai salah satu fasilitas kesehatan yang #DukungASI, ibu juga bisa melakukan persalinan dan konseling laktasi di RSD Kalisat.
2022-12-11
Pemberian ASI sudah tidak diragukan merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi bayi1 dan juga ibu.2 Walaupun hal ini penting, praktik dilapangan menunjukkan bahwa angka menyusui secara eksklusif sesuai rekomendasi World Health Organization (WHO) hanya terwujud 40%3 di seluruh dunia. Tantangan dalam menyukseskan kegiatan menyusui ini beragam, mulai dari komitmen otoritas tingkat nasional, resistansi tenaga medis terhadap perubahan, kurangnya dukungan dari tenaga medis, dan kurangnya pendanaan4. Masalah ini coba diatasi dengan suatu gagasan global yang diberi nama Ten Steps to Successful Breastfeeding (10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui). *** Sejarah 10 LMKM (Langkah Menuju Kebrhasilan Menyusui) Berawal pada tahun 1989, WHO dan United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) meluncurkan suatu kebijakan yang dinamakan “Ten Steps to Successful Breastfeeding” (10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui). Tujuan dari diluncurkannya kebijakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (10 LMKM) ini adalah sebagai pernyataan bersama untuk meningkatkan kesadaran akan peran penting dari fasilitas layanan kesehatan dalam mempromosikan pemberian ASI, dan untuk menggambarkan apa yang harus dilakukan oleh fasilitas layanan kesehatan untuk memberikan informasi dan dukungan yang tepat kepada ibu.5 Setelah beberapa kali dilakukan revisi, tepatnya pada penggunaan kata didalam langkah-langkahnya, pada April 2018, WHO dan UNICEF merevisi kembali kebijakan 10 LMKM. Berkas yang memuat 10 LMKM dengan revisi tersebut berjudul Protecting, Promoting and Supporting Breastfeeding in Facilities Providing Maternity and Newborn Services: Implementing The Revised Baby-Friendly Hospital Initiative 2018. Apa Saja 10 Langkah Tersebut ? Berikut 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui beserta poster resmi dari situs WHO: 1a. Comply fully with the International Code of Marketing of Breast-milk Substitutes and relevant World Health Assembly resolutions. 1b. Have a written infant feeding policy that is routinely communicated to staff and parents. 1c. Establish ongoing monitoring and data-management systems. Langkah pertama dibagi menjadi dalam tiga bagian, yakni mematuhi kode internasional pemasaran pengganti ASI dan menetapkan kebijakan peningkatan pemberian ASI yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas, Ensure that staff have sufficient knowledge, competence and skills to support breastfeeding. Langkah kedua, melakukan pelatihan bagi petugas untuk menerapkan kebijakan yang telah dibuat, Discuss the importance and management of breastfeeding with pregnant women and their families. Langkah ketiga, yakni memberikan penjelasan kepada ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya yang dimulai dari masa kehamilan, masa bayi lahi, sampai anak umur 2 tahun, Facilitate immediate and uninterrupted skin-to-skin contact and support mothers to initiate breastfeeding as soon as possible after birth. Langkah keempat, yakni membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 60 menit setelah melahirkan di ruang bersalin, Support mothers to initiate and maintain breastfeeding and manage common difficulties. Langkah kelima, yakni membantu ibu untuk memahami cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis, Do not provide breastfed newborns any food or fluids other than breast milk, unless medically indicated. Langkah keenam, yakni tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir, Enable mothers and their infants to remain together and to practise rooming-in 24 hours a day. Langkah ketujuh, yakni melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari, Support mothers to recognize and respond to their infants’ cues for feeding. Langkah kedelapan, yakni membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui, Counsel mothers on the use and risks of feeding bottles, teats and pacifiers. Langkah kesembilan, yakni tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI, Coordinate discharge so that parents and their infants have timely access to ongoing support and care. Langkah kesepuluh, yakni mengupayakan terbentuknya kelompok pendukung ASI di masyarakat dan merujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari rumah sakit/rumah bersalin/sarana pelayanan kesehatan. Itulah 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui. Penting halnya bagi fasilitas kesehatan atau rumah sakit yang memiliki layanan maternitas menerapkan langkah-langkah ini untuk mendukung ibu menyusui bayi. *** Sumber : Grummer‐Strawn, L. M., & Rollins, N. (2015). Summarising the health effects of breastfeeding. Acta Paediatrica, 104, 1-2. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/apa.13136 Victora, C. G., Bahl, R., Barros, A. J., França, G. V., Horton, S., Krasevec, J., ... & Group, T. L. B. S. (2016). Breastfeeding in the 21st century: epidemiology, mechanisms, and lifelong effect. The Lancet, 387(10017), 475-490. https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(15)01024-7/fulltext UNICEF, W. (2017). Tracking progress for breastfeeding policies and programmes: global breastfeeding scorecard 2017. Geneva, Switzerland: World Health Organization.https://www.who.int/nutrition/publications/infantfeeding/global-bf-scorecard-2017.pdf UNICEF & WHO. (2018). Protecting, promoting and supporting breastfeeding in facilities providing maternity and newborn services: The revised Baby-Friendly Hospital Initiative. Implementation guidance. 2018. World Health Organization: Geneva. https://www.who.int/nutrition/publications/infantfeeding/bfhi-implementation/en/ WHO. (2019). Ten steps to successful breastfeeding. Diakses dari situs https://www.who.int/activities/promoting-baby-friendly-hospitals/ten-steps-to-successful-breastfeeding pada 14 Oktober 2020.