2023-08-15
Mellysa Kowara
(Center for Public Health Innovation Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Yayasan Pusat Inovasi Kesehatan)
Ibu kota Indonesia yaitu Jakarta kembali dinobatkan sebagai salah satu kota dengan tingkat polusi paling tinggi di dunia. Beberapa hari ini isu tersebut kembali hangat diperbincangkan akibat hasil analisis udara yang menunjukkan bahwa udara di Jakarta sudah beracun. Bukan hal yang mengagetkan lagi sebenarnya karena langit Jakarta yang selalu mendung. Dikiranya mendung eh ternyata tebalnya polusi yang sudah menjadi kabut di langit. Tentu saja fenomena ini sangat berbahaya ya karena manusia memerlukan oksigen yang dihirup melalui udara tiap harinya. Bisa dibayangkan kalau udara yang kita hirup mengandung banyak polutan, tentu saja akan mengganggu kesehatan paru-paru yang lambat laun akan menyebabkan permasalahan kesehatan.
Beberapa hari terakhir aku mencoba mengukur kualitas udara di sekitar lokasi tempatku tinggal dan hasilnya cukup membuatku gelisah. Aku kira kualitas udaranya akan berada di zona hijau tapi ternyata menunjukkan hasil moderate dengan Indeks Kualitas Udara AQI sebesar 97 yang artinya kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, balita, lansia serta orang dengan penyakit pernafasan bawaan dianjurkan untuk menghindari aktivitas luar ruangan di daerah tersebut. Hal ini disebabkan adanya resiko yang tinggi gangguan pernafasan akibat polusi udara.
(source: data pribadi penulis)
Aku kemudian melakukan observasi terhadap daerah dengan indeks AQI moderate dan memang daerah ini sangat padat dengan kendaraan bermotor. Selain itu terkadang ada saja penduduk lokal yang membakar sampah di depan rumah mereka. Tentu saja perilaku ini memperburuk kualitas udara yang sudah buruk. Memang semenjak Pandemi COVID-19 usai, roda perekonomian seperti mengejar ketertinggalannya dan di negara dengan sistem transportasi umum yang belum berkembang, macet merupakan tanda perekonomian yang baik. Yah baik untuk standar ekonomi tapi tidak untuk lingkungan. Aspek sustainability perlu diperhatikan supaya kita tetap dapat bekerja namun tetap dengan dampak yang minimal terhadap lingkungan. Jadi apa sih yang bisa kita lakukan untuk mengurangi polusi udara di sekitar tempat tinggal kita?
Yah beginilah kegelisahanku terkait mulai menurunnya kualitas udara di sekitar tempat tinggal. Aku berharap kita bisa menjaga lingkungan dan kualitas udara mulai dari lingkungan rumah kita dan berpikir jauh kedepan tentang kesehatan bumi. Semoga artikel ini bermanfaat untuk pembaca sekalian😊